Senin akhirnya tiba, aku diantar ayah pergi sekolah bareng dengan Irin yang jarak sekolahnya tidak begitu jauh dari sekolahku, masih searah dari rumah kami.
Aku sedikit gugup karena ini pertama kali masuk sekolah setelah 2 minggu aku menata jiwa. Saat aku kesekolah sebentar dengan ayah menemui pak Baroto waktu itu adalah pengecualian, ayah bilang pada pihak sekolah aku masih belum begitu sehat.
Beruntung Dwi dan Sari membantuku memberi alasan pada teman-teman di sekolah soal kondisiku, mudah-mudahan hari ini, tak ada hal khusus yang terjadi, dan aku bisa sekolah dengan nyaman kembali.
Melangkah sedikit ragu aku ke gerbang utama, menoleh ke belakang sekali lagi pada ayah yang masih duduk di mobil sambil menungguku masuk ke dalam sekolah, baru kemudian ayah memgantar Irin. Ayah senyum padaku, lalu mengangguk, seakan aku ini anak TK yang baru pertama kali masuk sekolah diantar ayahnya.