Tampak ramai semua siswa dan para guru, juga semua kakak panitia pengurus lokasi dan warga setempat berkumpul di depan bukit, dekat dengan tempat awal kami mendaki. Sepertinya mereka akan memulai pencarian kami, tapi kenapa baru sadar sekarang? Harusnya kan dari siang tadi!
Aku dalam kondisi digendong oleh Bimo berjalan menuju tempat mereka berdiri, ada beberapa orang guru yang segera menyusul kami, memberondong pertanyaan soal bagaimana kondisi kami. Aku sudah mulai menangis karena lega bisa keluar dari bukit dengan selamat sebelum gelap menyapa.
Tampak olehku Dwi dan Sari menangis sesenggukan, juga kawan satu kelompokku, beberapa orang diantara mereka juga menangis. Aku menenggelamkan wajahku pada bahu Bimo, tak kuasa menahan isak, nafas Bimo masih teratur dan sedikit berat bisa ku rasakan. Dia diam membiarkanku seperti itu, tetap berjalan hingga ke tempat yang nyaman untuk menurunkanku. Tak dihiraukannya guru-guru yang berbondong bertanya ini-itu.