"Jadi dia sudah menikah? Dengan bawahan kakaknya?"
"Iya Tuan, Anda benar sekali. Saya dengar, sebenarnya mereka memang sudah dijodohkan, tapi keduanya sempat menolak. Entah apa yang membuat mereka jadi menerima tawaran ini."
Pria itu menatap lurus ke depan. Mendengarkan ucapan anak buahnya. Rasanya memang ada yang aneh, tapi ia sendiri tidak bisa menebaknya.
"Kalau gitu awasi dulu. Tungguh perintah saya selanjutnya."
"Baik Tuan, saya akan memberikan informasi setiap waktu."
Pria itu mengangguk, ia memutar kursi kerjanya hingga menghadap keluar jendela. Pria itu memerhatikan matahari yang mulai terbit. Sepagi ini bahkan yang ada dipikiranku adalah gadis itu. Entah apa spesialnya dia? Tapi yang aku tahu, dia memang berbeda. Dan aku benar-benar menginginkannya.
"Aku akan merebut kamu darinya, dan aku pastikan hanya aku satu-satunya yang pantas untuk kau miliki."
Di sisi lain.