Descargar la aplicación
62.5% Vorfreude: Rachel Richmann / Chapter 15: Isabela Geyer

Capítulo 15: Isabela Geyer

Laboratorium Isolasi

Cyclops Intelligence, Hatemoor

10 Februari 2157

08.00 NAM

Rachel merentangkan tangannya di depan pemindai biometrik sebelum benar-benar masuk ke dalam ruang isolasi, tempatnya akan berdiam diri selama satu minggu tanpa makanan dan oksigen yang cukup. Lars dan Lore disamping kanan dan kirinya mendampingi, meski Rachel sebenarnya masih sangat sentimental dengan kedua orang itu.

DRING!

Hologram sistem laboratorium kembali muncul.

[Notifikasi Pemindaian Biometrik: Identitas individu: Rachel Richmann. Umur: 31 tahun. Tinggi badan: 170 cm. Berat badan: 58 kg. Warna kulit: Putih pucat. Warna iris mata: abu-abu.]

DRING!

[Notifikasi Pemindaian GCS: Identitas Individu: Rachel Richmann. Saturasi oksigen: 97%. Tekanan darah 120/100 mmHg. Detak jantung: 80 bpm. Nilai total: 15.]

"Tanda-tanda vitalmu saat ini berdasarkan Glasgow Coma Scale (GCS) sangat baik. Sensor-sensor GCS di dalam ruang vakum akan terus bekerja, memeriksa berkala tanda-tanda itu. Perlu kembali kau ingat bahwa kau tidak bisa keluar dari ruang isolasi sebelum penunjuk waktu di layar hologram itu seluruhnya menunjukkan angka nol, Rachel." Lore mengingatkan kembali sistem yang sebenarnya dirancang oleh Rachel sendiri. Maklum, rasa gugup biasanya akan merusak ingatan tanpa aba-aba.

"Pintu ruang isolasi hanya akan terbuka jika tanda-tanda vitalmu berdasarkan nilai GCS mengalami penurunan drastis dan berpotensi menyebabkan kehilangan kesadaran," tambah Lars.

Rachel mengangguk, "Ya, aku paham," ujarnya. Rachel menghela nafasnya panjang, menatap pintu ruangan itu lebih ambisius. "Aku sudah siap."

Lore dan Lars mengangguk, lekas mengaktivasi sistem ruang isolasi.

DRING!

[Informasi ruangan: Ruang isolasi]

[Identitas calon pengisi: Rachel Richmann]

DRING!

[Komposisi udara ruangan]

[Oksigen 6,5%. Nitrogen 26%. Argon 0.01%. Karbon dioksida 0,0001%]

"Apa kau benar-benar sudah siap?" Lore sekali lagi memastikan. Rachel kemudian mengangguk, mempersilakan Lars membuka pintu ruangan dengan komposisi udara termodifikasi minimal itu.

SRRRRT!

Sebuah ruang hampa berdinding besi tampak dari tempat mereka berdiri. Lalu tanpa menunggu lagi, Rachel melangkahkan kakinya berani ke dalam ruangan.

"Semoga beruntung, Rachel."

****

Laboratorium Isolasi

Cyclops Intelligence, Hatemoor

11 Februari 2157

02.00 NPM

Tiga puluh jam telah dilalui Rachel di dalam ruang isolasi. Ia memejamkan matanya, duduk di pinggir kasur tempat tidur yang menjadi satu-satunya fasilitas di ruangan dengan kandungan oksigen udara sangat tipis. Ah, fasilitas ruangan itu tidak hanya satu, tetapi dua, bersama dengan layar hologram seluas 25 meter persegi yang tertanam di salah satu dinding. Layar hologram itu menjadi media komunikasi antara Rachel dengan Lars dan Lore di luar sana. Tidak hanya itu, Rachel turut menggunakannya untuk memantau situasi di luar laboratorium, utamanya dari berbagai stasiun televisi yang memberitakan tahap eksperimennya kali ini.

Selama lebih dari satu hari, Rachel merasakan tubuhnya baik-baik saja. Selain Lars yang rutin memeriksanya lewat sistem dan sensor, Rachel juga memastikan secara berkala bahwa sel-sel saraf di batang otaknya yang telah terhubung dengan gen dan microchip bekerja sebagaimana mestinya sesuai rencana.

Peta sirkuit atau jalur-jalur pengubahan molekul air menjadi oksigen dalam ICNG-257 tampil jelas di layar hologram dalam bentuk tiga dimensi. Beberapa kali Rachel memperbesar tampilannya agar semakin jelas teramati, dan kembali ia bernafas lega ketika pengubahan molekul-molekul air menjadi molekul oksigen yang biasa dihirupnya dari udara bebas itu berhasil, ditandai dengan paru-parunya yang tidak mengalami sesak nafas sejak kemarin.

Proses pengubahan molekul nutrisi berenergi kecil menjadi molekul nutrisi dengan energi lebih besar juga tidak menemui masalah. Kode-kode protein transfer dan pengakselerasi reaksi bekerja tepat sasaran, mengarahkan pembentukan nutrisi esensial di lambung, hati, dan usus. Hasil samping reaksi yang tidak bermanfaat dan berpotensi meracuni tubuh diarahkan menuju ginjal, dimana kode genetik lain untuk proses pembersihan dan 'daur ulang' senyawa turut bekerja. Senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai racun itu kemudian diuraimenjadi pecahan karbon, oksigen dan hidrogen yang akan siap untuk kembali digunakan sebagai sumber energi selanjutnya.

Terus rangkaian proses yang dikendalikan dalam ICNG-257 itu membangun siklus pembangkitan energi dan nutrisi dalam tubuh Rachel secara automatis.

"Ah, membosankan sekali." Rachel membanting dirinya kembali ke atas kasur begitu selesai memeriksa kinerja ICNG-257 dalam tubuhnya. Kebosanan itu melelahkan juga, meskipun saat ini seharusnya Rachel tidak perlu merasa bosan karena eksperimen itu sudah menandakan kesuksesan besar jika menilai dari dirinya yang tidak merasa sesak, haus, atau lapar.

"Baiklah, Rachel..." Rachel menghela nafasnya yang kini terasa berbeda: tak sesegar dan melegakan seperti dulu. "Masih ada enam hari, dan ini adalah waktumu untuk berlibur..." lanjutnya mensugesti diri sendiri.

Ya Tuhan, bagaimana bisa wanita gemar plesiran itu tahan dalam ruangan isolasi meski hanya satu minggu? Belum apa-apa ia bahkan sudah merencanakan akan pergi kemana saja setelah keluar dari laboratorium dengan portfolio eksperimen kebanggaannya.

Rachel lantas mengulas senyumnya begitu bayangan wajah seseorang yang masuk ke dalam daftar orang yang wajib ditemuinya minggu depan muncul di benaknya: Niels Geyer.

Ya, Rachel tidak terlalu mendengarkan pendapat Lars akan pria itu. Memang Rachel selalu waspada, ia juga tak pernah melepaskan kontrolnya. Tapi untuk kali ini saja, dengan pria itu saja, bolehkah ia sedikit bersenang-senang?

Sepertinya jawabannya adalah iya, karena kini, foto profil Niels muncul di layar hologram besar itu. Ia kembali menghubungi Rachel lewat panggilan video.

Namun hal pertama yang dilakukan Rachel adalah memegangi kepalanya, "Astaga, rambutku!" pekiknya, sibuk mencari-cari penutup kepala paling mungkin: bed cover putih tebal.

Astaga.

"Ekhm... baiklah, aku akan tetap cantik meski terbungkus kain seperti sosis hot dog," ujarnya percaya diri sembari menjawab panggilan dari Niels sebelum waktu tunggunya habis. Ketahuilah, saat panggilan itu diterimanya, Rachel masih memejamkan mata.

"Apakah kau sungguh... Rachel Richmann?"

Rachel membuka matanya perlahan, lalu bingung ketika mendapati wajah seorang gadis alih-alih Niels yang muncul di layar hologram besar itu. "Kau siapa? Bukankah... Niels yang menghubungiku tadi?"

"Ah... maaf sepertinya aku menghubungi nomor yang salah ketika meminjam ponselnya. Tapi... aku adalah adiknya. Namaku Isabela, Isabela Geyer."


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C15
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión