Dan kedua teman Naufal yang memegang dirinya tadi, terjatuh ke rerumputan dan merintih kesakitan akibat pukulan Elzia.
Kini, Elzia beralih menatap tajam Naufal.
"Lo udah membuat gue emosi, Naufal sialan!" ucap Elzia kesal dengan tatapan membunuh.
Naufal tak peduli. Ia sama sekali tidak takut dengan tatapan membunuh yang berasal dari mata Elzia.
Naufal tersenyum miring.
"Gue gak takut sama lo, Elzia.." ucap Naufal.
Ketika Elzia bersiap akan melayangkan pukulannya pada Naufal, Naufal segera mencegahnya dengan menangkis tangan Elzia.
Naufal tersenyum miring. Ia lalu menahan tangan Elzia.
"Lepasin tangan gue, Naufal!!" ucap Elzia kesal.
"In your dream!" ucap Naufal.
"Lepas!!" ucap Elzia berusaha meronta.
Naufal kemudian membawa tangan Elzia ke belakang tubuh Elzia atau punggungnya.
"Akh!!" rintih Elzia kesakitan.
"Lo gak bisa melawan gue lagi, Elzia. Kemarin-kemarin, gue bukannya gak bisa melawan lo tapi karena gue menghargai lo. Dan hari ini, tampaknya lo gak bisa lagi untuk dihargai ya.. lo harus menjadi milik gue atau gue gak akan segan-segan untuk mengganggu hidup keluarga lo dan teman-teman lo." bisik Naufal di telinga Elzia.
"Zi!! Lo gak usah dengarin dia! Dia cuma mengancam lo pasti!! Lawan Zi!!" ucap Zoya.
'Apa yang harus gue lakukan?! Di mana orang-orang suruhan dia?? Kenapa mereka belum menolong gue, Elzia dan Zoya??' ucap Roy di dalam hatinya.
"Bagaimana Elzia??" ucap Naufal dengan senyum miring.
'Ya Tuhan.. apa yang harus aku lakukan?? Haruskah aku menerima permintaan dia demi ketenangan hidup aku dan teman-teman beserta keluargaku??' ucap Elzia di dalam hatinya.
"Zi.. jangan.. jangan dengarkan apa pun yang dia katakan.. gue mohon." ucap Roy.
Elzia menghela nafas.
"Oke! Gue mau! Tapi lepasin mereka! Dan jangan pernah mengganggu ketenangan gue dan mereka lagi!" ucap Elzia.
"Okay.. itu hal yang mudah.." ucap Naufal dengan senyum miring.
Bugh!! Bugh!! Bugh!!
Beberapa orang tiba-tiba muncul di sana dan memukuli teman-teman Naufal. Mereka kemudian beradu jotos di sana.
Hingga akhirnya, Roy dan Zoya berhasil lepas.
"Shit!! Siapa kalian?!" ucap Naufal yang tak kunjung melepaskan Elzia.
Mereka tak menjawab dan berhasil melemahkan teman-teman Naufal.
Melihat semua teman Naufal telah tergeletak di rerumputan, Elzia kemudian menginjak kaki Naufal dan menyikut perut Naufal dengan satu tangannya.
"Akh!!" ringis Naufal merasakan sakit.
Elzia kemudian berhasil terlepas darinya..
'Thanks bang.. thanks karena lo telah menolong gue dan teman-teman gue.' ucap Roy di dalam hatinya.
Mereka lalu segera pergi dari sana.
....
Seseorang kini sedang berbicara dengan lawan bicaranya di seberang telepon.
"Bagaimana??" ucapnya.
"Kami telah berhasil menyelamatkan mereka boss.. Boss tenang saja.."
"Bagus!" ucapnya.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
"Gak ada kapoknya ya tuh orang.. selalu aja membuat masalah... Shit!" umpat orang tersebut.
...
Elzia, Roy dan Zoya kini sedang berada di kedai ice cream milik Ikbal.
"Bonyok terus lo perasaan setiap hari deh Roy." ucap Ikbal.
Zoya kini sedang mengobati luka Roy.
"Di antara mereka berdua, cuma gue cowoknya.. ya otomatis gue lah yang menjadi sasaran empuk mereka." ucap Roy.
"By the way masa lo gak bisa melawan mereka sih?" ucap Ikbal tak habis pikir.
"As you know that gue lemah.." ucap Roy.
"Zi, buruan deh lo ajarin kita ilmu bela diri.. supaya setidaknya kita bisa melindungi diri kita sendiri." ucap Ikbal.
Elzia hanya diam tak menanggapi. Tatapan matanya kosong dan ia terlihat seperti orang yang sedang melamun.
Roy, Zoya dan Ikbal saling memandang dan bertanya-tanya.
"Melamun dia bang.." ucap Zoya.
Ikbal geleng-geleng kepala.
"Gak biasanya deh." ucap Roy.
"Zi!!" ucap Ikbal dengan nada yang lebih tinggi seraya menepuk pundak Elzia.
Elzia pun tersadar dari lamunannya.
"Ha?? Kenapa bang? Kenapa?" ucap Elzia.
"Lo melamun dari tadi?" ucap Ikbal.
Elzia menggeleng.
"Enggak kok.. mana ada." ucap Elzia mengelak.
"Jujur deh lo.. udah ketangkap basah juga." ucap Zoya.
"Gaklah.. kenapa sih?" ucap Elzia.
"Ajarin kita ilmu bela diri." ucap Ikbal.
"Ya udah nanti.. atur jadwal dulu.." ucap Elzia.
"Oke siap." ucap Ikbal.
"By the way.. tadi katanya lo mau cerita kan soal lo yang hampir aja ditilang?" ucap Zoya.
"Eh iya Zi.. cerita dong.. kan tertunda tadi." ucap Roy.
"Males gue.. gak mood." ucap Elzia.
"Ayo dong Zi.. lo jangan buat kita penasaran dong.." ucap Zoya.
"Iya Zi.. coba deh cerita.. kita pengen tahu nih.." ucap Roy.
"Cerita apaan sih??" ucap Ikbal.
"Ada pokoknya bang.. tadi tuh si Zia gak jadi cerita karena keburu bel.. nah janjinya tuh sekarang, eh nih anak tapi gak cerita-cerita juga." ucap Zoya.
"Ayo dong cerita Zi.. kepo juga nih gue." ucap Ikbal.
"Iya iya okee.. gue cerita..." ucap Elzia.
"Yeay.." ucap Zoya bertepuk tangan.
"Jadi, tadi tuh lagi lampu merah, terus tiba-tiba ada polisi yang samperin motor gue. Terus dia minta surat-surat kendaraan gue, tapi gue gak mau.." ucap Elzia.
"Wah.. parah lo Zi.. berani banget melawan polisi." ucap Ikbal.
"Suruh siapa dia ganggu gue? Dah tahu gue buru-buru, eh dia seenaknya mau ngerazia gue.. ya mana bisalah." ucap Elzia.
"Nah terus gimana lagi?" ucap Zoya.
"Ya udah kita adu mulut.. dan gue tetap gak mau kasih surat kendaraan gue.. sampai akhirnya dia jengah dan males ngeladenin gue.." ucap Elzia.
"Gila ya lo.. bisa kayak begitu.." ucap Zoya.
"Tahu lo.. nekat banget jadi orang.." ucap Ikbal.
"Beruntung sih kunci motor lo gak diambil sama dia.. kalau diambil, dahlah.. wassalam dah lo." ucap Roy.
"Mau diambil juga gue punya kunci cadangan.. bodoh amat.." ucap Elzia.
"Luar biasa ya lo... Galak lo gak kenal tempat." ucap Zoya.
"Tapi pasti lo bakal ditandai sama dia nantinya, Zi." ucap Ikbal.
"Iya biasanya sih gitu.. dia akan selalu mencari cela untuk menilang lo." ucap Zoya.
"Hahah.. siap-siap deh lo Zi." ucap Roy.
"Dih bodoh amat.. gak peduli gue.." ucap Elzia.
Mereka bertiga hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Elzia yang gak ada takutnya pada siapa pun.
"Ya udah kuy pulang... banyak tugas gue hari ini." ucap Roy.
"Kita gak ada tugas kan Zi?" ucap Zoya.
"Lo sekolah gak tadi?" ucap Elzia.
"Ya sekolahlah.. kok lo nanya gitu sih?" ucap Zoya.
"Kalau kita sama-sama sekolah, seharusnya ya sama-sama tahu. Ngapain nanya lagi?? Kebiasaan lo." ucap Elzia.
"Gitu aja marah sih lo.. luar biasa ya lo." ucap Zoya.
"Whatever.. gue mau balik.. lo bareng gue apa Zoya, Roy?" ucap Elzia.
"Bareng lo deh Zi." ucap Roy.
"Ya udah ayo.." ucap Elzia seraya bangkit dari duduknya.
"By the way, Roy.. lo kalau pergi sekolah naik apaan? Tiap pulang selalu nebeng sama mereka?" ucap Ikbal.
........
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!