Liffi menghela napas panjang. Ia yakin bahwa Gilang menyembunyikan sesuatu darinya. Liffi harus segera menanyakan apa yang ingin ia tahu dan pergi dari sana secepatnya. Gilang bukan lagi pria lembut yang ia kenal, tatapannya kini terlihat kejam, tajam, dan juga dingin. Gilang yang Liffi kenal punya mata sayu yang teduh dan menenangkan. Namun kini, lelaki itu terlihat kedapatan menatapnya dengan penuh hasrat.
"Aku ingin bertanya satu hal padamu, Kak. Jawablah dengan jujur." Liffi memohon.
"Jadi apa yang ingin kau tanyakan, Liffi?" tanya Gilang.
"Apa kau mengenal pria bernama Yoris??" Liffi menatap Gilang.
Gilang tercekat, dari mana Liffi mengenal Yoris? Dan kenapa gadis itu mempertanyakannya?
"Aku tak mengenalnya," jawab Gilang tanpa keraguan.
"Jangan berbohong, Kak! Aku tahu kau mengenal pria itu. Kumohon, Kak, aku sangat ingin berjumpa dengannya. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan dan juga katakan." Liffi mengiba.