Hujan terus membuncah dari angkasa, awan gelap terus menyelimuti langit subuh hari ini. Mendung gelap membuat matahari pagi tak terlihat. Matahari memilih untuk tetap bersembunyi di balik cakrawala.
Liffi berjalan dengan tubuhnya yang lemas ia bersama dengan Emily mencari keberadaan Nakula dan Sadewa. Liffi setengah berlari menerjang jalan setapak masuk ke dalam hutan. Ranting pohon dan juga akar-akaran yang terjulur di sepanjang jalan menuju ke hutan yang lebih dalam. Licinnya jalan tak menyurutkan niat Liffi mencari keberadaan kedua matenya.
Dada Liffi semakin bergemuruh, jantungnya berdetak semakin cepat seiring dengan cabikan yang ditorehkan Sadewa di dada Nakula.
"Nona tolong jangan cepat-cepat tubuh Anda masih belum siap!" Emily mencoba mengimbangi Liffi, membawa payung agar Nonanya tidak kehujanan. Namun Liffi tidak mengindahkan ucapannya. Ia terus berjalan, bahkan lebih cepat dari Emily. Liffi bahkan tak menghiraukan perutnya yang sesekali berdesir nyeri.