Aku saranin bacanya sambil dengerin instrumennya 'Yiruma' ya..
Biar lebih ngefeel gitu. Ada kok di Spotify atau Joox
Kalau aku biasanya baca pakai lagu nya Yiruma yang ...
River Flows In You dan Kiss The Rain by Yiruma
Jangan lupa vote nya atuh
1
2
3
- HAPPY READING -
Tahun 2027
Adalah waktu yang menunjukan tahun ini, tahun dimana dunia sudah terdapat alat alat canggih, berbeda dari tahun sebelumnya. Ditahun ini dunia lebih dipenuhi dengan technology dan juga berbagai macam robot, yang mempermudah pekerjaan manusia.
Tak hanya robot, technlogy komunikasi dan transportasi juga sangat berkembang. Kecerdasan para penemu telah berhasil mengubah dunia menjadi lebih baik, begitupun dengan salah satu seorang penemu yang berasal dari Indonesia yang bernama RaJeno Alfarro Damian.
Rajeno Alffaro Damian adalah penemu asal Indonesia yang sangat membanggakan, dia sudah menciptakan berbagai alat canggih, bahkan alat tersebut juga sudah digunakan di seluruh dunia, namun ada satu penemuannya, yang tak pernah ia sebarluaskan kepada khalayak publik.
Penemuannya yang hanya bisa digunakan dirinya sendiri. Penemuan nya yang satu ini adalah cita citanya di tujuh tahun lalu, penemuan yang mungkin tidak logis, namun sangat berguna dan bermanfaat bila digunakan.
Cita citanya ini terwujud semenjak Rajeno Alfarro Damian atau Jeno kehilangan seseorang pada tujuh tahun lalu. Orang itulah yang akhirnya menjadi inspirasi seorang Jeno untuk menjadi sebuah penemu, menjadi seseorang yang dapat mengubah dunia menjadi lebih baik.
Mesin waktu,,,,, Jika difikir fikir dengan jelas, sangat tidak mungkin jika alat itu benar benar ada di dunia ya kan?, yaaa bisa dibilang hanya sekedar fiksi belaka yang ada di dongeng dan cerpen lainnya. Namun seorang Rajeno dapat membuat sebuah alat yang sebelumnya hanya ada di fiksi belaka , kini menjadi sebuah kenyataan.
Mesin waktu itulah yang diciptakan seorang Ra Jeno penemu muda berusia dua puluh tujuh tahun. Namun penemuan masih belum Jeno gunakan sama sekali, dia masih berusaha menyembunyikan penemuanya dari publik dengaan ketat, dan masih berusaha menyempurnakan penemuannya.
Sudah berkali kali dia gagal dalam penemuannya tersebut, namun dia masih tetap berusaha untuk menyelesaikannya. Mesin waktu yang dibuat Jeno jika dilihat bentuknya hanya seperti jam tangan digital dengan mode sensor biasa, tapi siapa yang tau jika ternyata jam itu bahkan memiliki fungsi yang sangat fanstastis. Sebuah jam tangan yang bisa mengulang waktu ke masa lalu.
Hari ini tepat tanggal 6 Agustus 2027, penemu muda itu menguji coba alat penemuanya untuk yang pertama kali. Rencana nya yang dia buat selama bertahun tahun akhirnya bisa terwujud sekarang.
Sudah sekitar dua belas jam Jeno berkutik pada layar hologram di depannya, mengatur berbagai program agar dapat digunakan sesuai ekspetasinya. "Akhirnyaa..." Ucap Jeno lega setelah menyelesaikan penemuannya itu.
"Jeno apa kau yakin, dengan penemuanmu itu ?" Tanya Renjun, orang satu satunya yang mengetahui tentang rencana Jeno tersebut. Renjun juga seorang penemu, dia adalah teman yang sangat di percaya Jeno selama bertahun tahun.
"Aku Sangat yakin ! ". Balas Jeno sembari mengecek jam tangan nya . "Aku bahkan sudah memikirkan nama untuk penemuanku ini, hmmm .. aku akan memberinya nama TBT-20, Turn Back Time 20, artinya kembali ke tahun 2020. Bagaimana menurutmu Renjun "
"Sangat bagus, tapi..." Renjun berjalan mendekati Jeno . "Jika kau kembali ke tahun 2020, apa kau yakin bisa kembali lagi ke tahun ini? dan apa kau yakin..? kau bisa mengubah masa lalumu?" tanya Renjun
"Aku sudah memiliki rencana yang sangat matang Renjun, kau tidak perlu memikirkan yang lainnya, hanya perlu membantu menjaga lab ku selama aku pergi" Jeno menghadap ke Renjun. "Dan pastikan tidak boleh ada satupun orang yang tahu tentang penemuan ku ini... " Ucap Jeno dan Renjun hanya mengangguk paham.
Rajeno Alfarro Damian, lelaki itu mulai mengaktifkan jam digital yang ada ditanganya,lalu mengatur waktu hari jam serta tahun. Renjun kaget melihat sebuah pintu portal cahaya yang muncul secara tiba tiba setelah Jeno berkutik pada jam nya. "Jen.. Kau Yakin?"tanya Renjun untuk yang kesekian kalinya.
"Aku yakin Renjun.. Aku sangat Yakin. Setidaknya aku harus mencobanya dahulu kan? dan aku harap ini akan berhasil, karena aku ingin mewujudkan salah satu mimpinya.. ". lelaki itu mulai melangkah masuk dengan segala keyakinan yang dimilikinya.
"Hati hati Jen... Pulang dengan selamat"Ucap Renjun yang melihat Jeno masuk ke dalam portal tersebut.
Angin berhemebus halus di sebuah taman dekat gedung rumah sakit, daun mulai berguguran indah, ini adalah suasana yang selalu dirindukan oleh pemuda itu. Suasana tepat tujuh tahun lalu yang memberikan kenangan mendalam baginya. Yang tak akan pernah ia lupakan selama hidupnya.
Tahun 2020
RaJeno Alfarro Damian lagi lagi berhasil dengan penemuanya yang kesekian kalinya, lelaki kembali pada tahun 2020, saat ini usianya dua puluh tahun, usia dimana terdapat banyak kenangan manis dan juga pahit baginya. Sekarang Jeno berada di sebuah taman, ia sangat mengingat tempat ini. Tempat dimana dia merasa menyesal karena suatu hal yang ia lakukan di masa ini.
Jeno menghampiri bangku taman yang terlihat kosong, dia melihat kearah jam digitalnya "Perkiraanku sekitar dua menit lagi pasti dia akan datang". Gumam Jeno
"Kak Jenooo " Seorang gadis berambut panjang menggunakan syal di lehernya memanggil nama Jeno, membuat lamunannya menghilang . Lelaki yang disapa kini hanya terdiam melihat wajah gadis di depannya, wajah wajah yang ia rindukan selama bertahun tahun.
"Jeje..." Gumam Jeno
"Kenapa kak? kok tiba tiba kakak telfon Jeje, dan nyuruh Jeje pergi ke taman?" Tanya gadis didepan Jeno
"Bukan apa apa, Kakak Cuma kangen adik Kakak yang jelek ini" bercanda Jeno ke Jeje
"Ih kak Jeno mah.. tadi aku tuh udah berusaha kabur dari suster diem diem, biar ga ketahuan, eh tapi pas aku kesini kak Jeno cuma ngejek aku" cemberut Jeje
"Iya iya maafin kakak... Kak Jeno cuma bercanda Je... jangan marah gitu ah, nanti kamu cepet tua" Jeno tersenyum membuat eye smile nya terbentuk lucu
"Tuh kan... Yaudah Jeje balik aja ke Kamar. Jeje marah sama Kak Jeno sampai besok! " Jeje mambalikan badanya dan berjalan meninggalkan Jeno
"Eh ehhh jangan dong maafin kakak,,,, sekarang ikut kakak yuk" Jeno menahan tangan Adiknya itu "Tapi badan kamu ada yang sakit atau nyeri ga? Kalau ada, lebih baik kita kembali ke rumah sakit aja"
"Jeje udah baikan kok kak, emang mau kemana Kak?" bingung Jeje
Gadis itu hanya terbingung mengikuti arah jalan Jeno, sudah berkali kali dia bertanya kepada Jeno , namun sama sekali tidak dijawab oleh lelaki itu.
Jeno menyuruh adiknya untuk menutup kedua matanya, lalu lelaki itu lanjut menuntun tangan adiknya perlahan menuju ke sebuah tempat. Tempat yang telah ia siapkan sejak dulu, namun tak sempat ia perlihatkan kepada adiknya itu.
"Coba buka mata kamu sekarang" Ucap Jeno kepada Jeje
Jeje membuka matanya perlahan, rasangan cahaya mulai masuk ke dalam mata Jeje. Mata gadis itu berbinar kesenangan melihat dimana kini dia berada, dia tidak menyangka Kakaknya itu akan mengajaknya ke tempat ini.
"K-kakk ini indah banget, kakak yang buat semua ini?" . Lirih gadis itu saat melihat sebuah ruangan gelap yang di hiasi berbagai bintang gemerlap dan juga berbagai macam bola planet dari sebuah layar Infocus. Jeno menyiapkan semuanya seorang diri karena dia tahu adiknya sangat menyukai hal hal yang berbau dengan astronomis.
Jeno ternsenyum melihat wajah ceria adiknya, senyuman adiknya adalah sumber kebahagiaan bagi dirinya. Sudah lama Jeno tidak melihat senyuman indah adiknya itu, semenjak gadis itu di nyatakan terkena penyakit kanker otak Jeno tidak melihat senyuman lagi dari adiknya. Kini dia sangat bahagia, ternyata kembali ke masa lalu adalah pilihan yang tepat untuk memperbaiki berbagai kesalahannya. Kesalahanya yang sangat ia sesali bertahun tahun.
"Jeje.. beneran gaada yang sakit kan?" Tanya Jeno karena merasa tangan adiknya terasa dingin membeku
"E-engga kok kak.. Jeje sehat banget.. nih liat Jeje bisa senyum lebar banget iiiiiiii" Gadis itu memperlihatkan senyumanya kepada sang kakak. Jeno yang melihat itu hanya senyum gemash sembari mengusak usak rambut sang adik.
"Jeje.. " lirih Jeno membuat sang pemilik nama mengarahkan wajahnya ke arah Jeno
"Iya kak?"
"maafin Kakak ya..... Kakak terlalu sibuk mencari uang untuk pengobatan Jeje, sampai lupa dengan yang Jeje butuhkan sebenarnya, Kak Jeno harap kamu gaakan menyerah sama penyakit kamu ini Je.... Kak Jeno sayang sama Jeje... janji ya jangan tinggalin Kakak. Cuma Jeje yang Kak Jeno punya di dunia ini" ucap Jeno kepada sang adiknya
Jeje yang mendengar ucapan Jeno langsung menggenggam erat tangan sang kakak.
Rajeno Alfarro Damian, lelaki tangguh yang bisa menjadi sosok ayah dan juga ibu bagi adiknya. Orang tua mereka meninggal karena sebuah kecelakaan mobil, dan beruntungnya Tuhan masih menyelamatkan mereka berdua. Saat itu Jeno masih berumur lima belas tahun saat orang tua mereka meninggal, dan Jeje berumur tiga belas tahun. Di usia mudanya, Jeno sudah menanggung beban yang begitu berat.
Keluarganya pun tidak ada yang bersedia merawat mereka. Keluarganya lebih memilih mengirim Jeno dan Jeje ke sebuah panti asuhan . Lagi lagi takdir tidak berpihak kepada mereka. fikiranya salah, ia kira di panti asuhan ini kehidupannya bersama sang adik akan semakin membaik, namun ternyata sebaliknya.
Di panti asuhan itu Jeno dan Jeje hanya di perlakukan layaknya hewan, yang diberi makan sehari sekali dan disuruh untuk bekerja. Jika mereka tidak mendapatkan uang yang sesuai, tak tega tega pengurus panti itu tidak memberikan makan kepada mereka berdua, dan terkadang juga menyiksa Jeno dengan beberapa pukulan atau cambukan.
Plak
Plakk
Plak
"Kamu tuh gatau diri banget, saya udah susah susah kasih makan dan urus kamu.... tapi kamu malah malas malasan. Kenapa! Kenapa bawa uangnya cuma segini! Dasar anak pemalas!! "
Plak
"Apa perlu adik kamu Saya siksa juga?! "
"J-jangan Pak .. ... biar Jeno aja.. jangan Jeje, J-Jeno jan-ji b-besok akan bawa uang yang lebih b-banyak" Ucap Jeno sembari merintih kesakitan di punggungnya yang sedari tadi mendapatkan cambukan menggunakan penggaris besi
Semua Kejadian itu masih terbayang jelas di ingatannya, terbayang bagaimana panti asuhan yang seharusnya menjadi tempat berlindungnya, malah menjadi tempat paling tersiksa baginya dan adiknya.
Dengan keberanian dan kegigihannya di umur yang ke delapan belas tahun, Jeno kabur dari panti itu bersama Jeje adiknya. Jeno bekerja keras untuk menyewa sebuah rumah kecil, ahh tidak sepertinya juga tidak bisa disebut dengan rumah... namun menurutnya cukup layak ditinggali dibandingkan panti asuhannya dulu. Jeno dan Jeje juga melanjutkan sekolahnya, Jeno mencari uang dari pulang sekolah sampai pukul sebelas malam.
Lelah? Itulah yang selalu dirasakan Jeno setiap harinya. Dia iri kepada teman temanya yang mendapatkan kasih sayang dan fasilitas yang cukup dari orang tuanya. Sangat berbanding jauh dari dirinya, yang hanya menggunakan fasilitas yang terbatas, dan harus dituntut mencari uang demi kehidupannya.
Dunia memang sangat kejam menurut Jeno. Rasanya tidak adil jika hanya dia dan adiknya yang merasakan hal seperti ini, kenapa? Kenapa disaat waktunya bagi semua anak merasakan kasih sayang dan kebahagiaan dari para orang tuanya, Jeno dan Jeje malah merasakan hal yang sebaliknya, diumur mereka yang masih sangat muda dia sudah disungguhkan dengan berbagai kekejaman dunia.
"Kak.... " panggil Jeje
" Jeje akan berusaha melawan penyakit ini kak... Jeje juga gamau ninggalin kak Jeno sendirian, tapi kak, seandainya Tuhan ngambil Jeje dari kak Jeno, Jeje harap Kakak bisa ikhlasin Jeje. Jangan kecewa atau merasa bersalah ya kak, jangan kecewa juga dengan takdir Tuhan. Mungkin Tuhan terlalu sayang sama Jeje, Tuhan gamau lihat Jeje kesakitan disini, dan mungkin Tuhan ingin mempertemukan Jeje dengan Papa dan Mama" . Air mata Jeje kini turun perlahan, kakinya terasa lemas namun masih ia tahan untuk berdiri, palanya juga terasa sangat berat, namun dia tetap bertahan sembari menggenggam erat tangan Jeno.
"Jeje.... kakak sayang sama Jeje" Jeno memeluk adiknya erat, ia sangat tidak rela kehilangan adiknya
"Jeje juga sayang Kak Jeno. Mama dan Papa pasti lagi ngeliat kita ya kak?. Oh iya Kak, Mama Papa dan juga Jeje ga pernah ninggalin kakak sendirian kok, kami akan selalu ada di samping Kakak, terus bersama sama"
" Kakak harus menjadi orang yang hebat di masa depan. Kak..... Kak Jeno inget ga?, dulu kak Jeno bilang ke Jeje mau jadi seorang penemu, Kakak janji ya sama Jeje harus jadi penemu yang hebat nanti, buatin Jeje mesin waktu ya kak, biar Jeje bisa menjelajahi waktu bersama kaka". Isak tangis Jeje di pelukan kakaknya itu
Seandainya dia bisa mengatakan, kalau dirinya yang sekarang, yang ada di hadapan adiknya kini adalah dirinya yang sudah menepati janji kepada adiknya itu. Dirinya yang telah menjadi penemu hebat dan berhasil menjelajahi waktu.
"Kak.. tapi apa kakak tahu? Sepintar apapun orang itu membuat mesin waktu, dan berhasil kembali ke masa lalu, merubah beberapa kenangannya. Dia tidak akan bisa menentang takdir yang sudah tercatat " Jeje mengenggam tangan Jeno dan menatap lelaki tangguh di depannya
" Je… tapi gimana kalau kakak ubah takdir itu demi sebuah kebaikan? Apa Tuhan juga akan menentang?" tanya Jeno
"Kak.. bukan kah Tuhan sudaah menentukan Takdir yang paling baik kepada umatnya? Tuhan yang paling mengerti tentang takdir kita kak, yang kita bisa lakukan hanya berjuang, bukan menentang"
Jeno kini semakin tersadar dengan niat dia sebelumnya. Niat kembali ke masa lalu untuk merubah sebuah takdirnya, merubah agar takdirnya menjadi lebih baik, tetap hidup bersama adik tercintanya di masa depan.
Semua niatnya kini semakin membuatnya ragu. Sebelumnya dia bahkan sudah membayangkan, jika dia bisa menyelamatkan hidup adiknya di tahun 2020 dan bisa membawa adiknya melihat dirinya yang sudah sukses menjadi penemu hebat.
" Kak… " Ucap Jeje lemas "Kak bukankah semua malaikat harus berada di surga?". Jeje memeluk kakaknya erat
"Jadi ..... "
" sekarang biarkan Jeje merentangkan sayap untuk terbang"
Air mata Jeje jatuh membasahi bahu jaket yang Jeno kenakan "Jeje sayang Kakak .... M-mama .. dan P-papa "
"Je .. kamu ngomong apa sih? Je… kaamu harus sembuh, Je.." Jeno menepuk nepuk pundak Jeje, namun sang empu tidak merespon apapun. Jeno yang semakin khawatir pun melepaskan pelukan mereka, gadis itu terjatuh lemas.
"Jeje .. Je.. bangun Je.. .. Jeje lagi bercanda kan? Ini Gaseru Je , jangan bercanda kaya gini kak Jeno ga suka" kesal Jeno " Jeje … " Jeno mulai mengecek nafas dan juga nadi Jeje.
Lelaki itu menangis deras, memeluk adik tercintanya dengan erat seakan tidak rela seoraang pun mengambilnya bahkan Tuhan sekalipun.
"Jeje .. Je.. ini kakak yang dari masa depan… kakak yang sudah jadi penemu hebat, Jeje kakak datang nemuin Jeje ..... Jeje bangun Je. Je.. kakak udah nepatin janji kakak, jadi ayo sekarang Jeje nepatin janji Jeje untuk ga ninggalin kakak Je" Jeno mengenggam erat tangan dingin sang adiknya
"Je. .. Kak Jeno sayang Jeje.. kamu yang bahagia ya disana, Jeje sekarang udah ga kesakitan kan disana? Jeje senang kan udah bisa ketemu Mama dan Papa, Jeje harus berada di surga, karena Jeje adalah malaikat" Ucapnya sembari berusaha menguatkan dirinya
Jeno tersadar, terkadang Takdir Tuhan memang menyakitkan untuk di terima , tapi pasti Tuhan punya alasan dari semua itu, seperti yang kalian tahu, bahkan dalam gelapnya malam masih terdapat cahaya indahnya bintang dan terang nya bulan.
Tuhan bahkan telah menentukan Takdir jauh lebih baik dari yang dibayangkan, tugas manusia hanya melalui tugas itu sebaik baiknya, bukan malah menentang kehendaknya. Sehebat apapun manusia dengan ciptaanya, ciptaan itu tidak akan pernah lebih hebat dari ciptaan Tuhan yang terlalu sempurna.
Jeno kembali ke tahun 2027, rencana yang Jeno telah buat betahun tahun ternyata gagal. Ia gagal mempertahankan hidup Sang adik. Namun disisi lain Jeno juga merasa senang karena bisa melihat senyuman adiknya walau hanya sebentar.
Tuhan aku titip dia…
Titip dia malaikat kecilku..
Biarkan dia bebas untuk merentangkan sayapnya..
Izinkan dia bahagia disana…
biarkan dia bertemu dengan orang yang dia cari, selalu jaga dia Tuhan, buatlah dia menjadi malaikat yang selalu merasa bahagia
Batin RaJeno
Tuhan selalu menentukan yang terbaik untuk kita..
Bersyukurlah jika salah satu kemauanmu tidak terkabulkan
Karena sesungguhnya Tuhan ingin kamu mendapatkan yang lebih baik dari kemauanmu itu
Terkadang yang selalu kita bayangkan malah tidak terkabulkan
Dan yang tidak terbayangkan selalu menjadi terkabulkan
Begitulah rumitnya rencana Tuhan. Rencana yang terlalu sempurna yang bahkan tidak ada yang bisa menebak rencananya itu
-nanayyyg_
THE END
— Fin — Escribe una reseña