"Cepat lah sadar ok!" Bangkit dan meninggalkan Jade yang tertidur, terlihat begitu damai dengan mimpinya yang masih berkelana entah kemana mencari jalan untuk kembali ke dunia nyata.
_________ The Vago ________
Hari berganti pasti, Minggu dan bulan bahkan berlalu begitu cepat. Setengah tahun merupakan waktu yang begitu menyiksa bagi sosok seorang Adam. Dia sungguh sudah pada titik terendah kesabarannya. Seluruh pusat kota D bahkan keluar dari kota itu sudah di porak porandakan demi mencari sosok yang dia tanpa sadar sangat di rindukan, Namun nihil tidak ada titik terang! Semua anak buahnya telah dikerahkan tanpa ada mengenal waktu.
Hanya kekosongan dan hampa tertinggal, dada seakan mengaga lebar tanpa tahu harus bernafas seperti apa.. Sesak dan berat. Hanya alkohol teman bisunya saat ini, yang dapat sedikit membunuh waktu serta kesadarannya.
"Seseorang mencuri wanitanya"
..... Tiga kata itu seolah membentuk sebuah benda tajam yang menusuk hati dan jantungnya. Satu yang pasti dia tidak pernah berhenti berharap untuk menemukan sosok mungil yang hampir membuatnya gila, di otaknya selalu terus bergema kata-kata itu !.
"Shit!!" Teriak Adam murka, lagi-lagi bawahannya melapor tanpa ada perkembangan yang membuatnya senang. "Prank!" Melempar gelas minumannya kearah dinding Hingga pecahanya menyebar keseluruh ruangan. Semua orang yang berada di room VIP club tempatnya dulu biasa bertemu Jade dulu semakin sunyi dan mencekam.
"Kalian benar-benar tidak berguna! Mencari seorang gadis saja tidak becus!". Kilatan kemarahan di matanya yang memerah karena mabuk membuatnya semakin mengerikan, aura ingin membunuh semakin terasa tercium menguar di seluruh ruangan, membuat orang - orang takut untuk sekedar bernafas... terasa tercekik tanpa harus tangan bos besar muda ini menyentuh batang leher mereka.
Adam membuka setelan jas hitam yang ia kenakan begitu kasar, membantingnya dengan geram ke lantai, menampilkan tubuhnya yang ramping dan berisi memukau. cukup! ia sudah muak bersabar hampir setengah tahun tanpa ada hasil yang menunjukkan titik terang yang pasti.
Adam pergi meninggalkan the Vago dengan amarah menumpuk, mengendarai maybach hitam mewah miliknya. Meraung gagah di tengah padatnya jalanan malam kota D, membuktikan bahwa sang pengendara begitu agung sekaligus murka. Berkendara tanpa kenal takut dan batasan, melesat begitu memukau membuat kendaraan lain menyingkir dan segan.
"Fu*k! Arrrgh!, aku pasti akan menemukan mu, pasti! lihat saja pelajaran apa yang akan aku berikan sebagai ganjarannya karena membuatku kawatir Jade!" Geram Adam, sampai membuat wajah tampannya menghitam karena emosi. Membantig stir kekiri dan kanan tanpa ada rasa takut sedikit pun di otaknya hanya ada bagaimana ia harus menemukan gadis miliknya. Kewarasanya sudah di ambang batas karena pengaruh alkohol dan disulut oleh amarah menjadikan rasa awasnya sirna begitu saja.
"Ciiitttt!!!" decitan ban mobil yang melaju kencang beradu dengan kerasnya aspal jalan tol yang padat menjerit keras memecah malam kota D. "Braak, Badum!!!" maybach hitam itu menghantam pembatas jalan dengan keras, berguling sebanyak empat kali ke tengah jalan, sempat menghantam berberapa pengendara mobil lainnya. Lalu terhenti dengan na'as.
"Sial!" Rintih Adam sambil tersenyum sinis lalu menutup mata kehilangan kesadarannya dengan angkuh.
Kecelakaan maut yang melibatkan tokoh penting dalam dunia bisnis Adam Lucas Corp menghebohkan dunia cetak dan pertelevisian. dalam hitungan menit menjadi hot news hampir seluruh Pelosok. Semua menyiarkan tentang kecelakan tersebut seperti bola api panas yang liar tanpa terkendali.
Hari berlalu , Adam terkulai tak berdaya di ranjang ICU. Namun tidak sama sekali menghilangkan aura tampan dan angkuhnya di balik wajah pucat dan mesin penopang hidupnya serta selang-selang yang melilitnya namun tidak membuatnya terlihat menyedihkan. Serangkaian operasi yang telah dilakukan akhirnya menyeretnya dari kematian, mungkin lebih tepatnya malaikat pencabut nyawa malas untuk berurusan dengan Adam Lucas. Hantaman keras di kepala, luka dalam, serta patah tulang di rusuk dan kaki membuatnya harus terdiam sementara dalam keadaan koma.
Simom, David dan sekretaris Teo selalu menemani Adam, teliti memperhatikan perkembangan adam. Mereka tidak ingin lengah sedikit pun terhadap kondisi kritis sahabat keras kepala sekaligus angkuh mereka ini.
Simon memandang Adam yang tengah berbaring diam di ranjang ICU dari balik kaca pembatas ruang. "Hmm liat dia, di ambang kematian saya wajahnya sangat menjengkelkan... Angkuh! Lebih baik dia bangun dari pada diam seperti itu membuat ku merinding dan sesak!!!" nadanya berat, sedih yang dirasakan melihat sahabatnya yang memang sangat menjegkelkan ini terbaring tak berdaya. Hatinya terasa tercubit melihatnya terluka parah, bersukur dalam hati shabanyatnya ini selamat walau dalam keadaan keritis dan koma.
"Aku rasa malaikat pencabut nyawa Engan berurusan dengan manusia keras kepala ini". Bisik david, kita doa kan saja terbaik buatnya. "Hmm" Di iya kan oleh Simon dan David dengan angukan kepala.
Keadaan menjadi Sunyi... hanya suara mesin pendeteksi jantung dalam ruang ICU milik Adam yang berbunyi dengan pasti di setiap detiknya. Disusul dengan suara dering handphone milik Simon yang berbunyi, dengan elegan simon meraih benda hitam pipih dari saku celana kain milik ya. Tiba-tiba bola matanya membulat seakan tak percaya melihat deretan nama yang tertera di layar handphone miliknya. Lalu beralih memandang David yang berada disampingnya, mengangkat layar pipih itu tepat di hadapan David. "L..A..U..R..A"