Air mata yang sempat mengering, kini kembali mengalir setelah mengingat kata-kata pedas yang tidak pernah terpikir.
'Kenapa mendengar kata-kata itu dari direktur rasanya sangat sakit?'
Cuaca yang sebelumnya sudah tidak bersahabat, kini mulai meneteskan butiran-butiran kecil air hujan. Mereka seolah menyerangku tanpa aba-aba dan memberi sentuhan dingin pada kulit-kulitku.
Aku yang tidak ingin semakin basah, segera bangkit dan berlari menuju pohon besar untuk berteduh. Memang masih terkena air hujan, tetapi ini lebih baik dari pada terkena langsung dari langit.
Kakiku kembali berjongkok. Aku pun menghadap ke bawah dengan bertumpu pada kedua tangan yang terlipat. Beberapa menit berlalu, mataku yang masih terbuka tiba-tiba melihat kaki yang berdiri di hadapanku. Aku pun segera mengangkat kepala untuk mellihat siapa yang ada di depanku saat ini.