Descargar la aplicación
37.5% THE PUZZLE GIRL / Chapter 6: TOGETHER

Capítulo 6: TOGETHER

TOGETHER

Semenjak hari itu, Dean sering mencari game-game dengan tantangan yang baru untuk dimainkan bersama Eve.

Eve mulai bisa berkomunikasi, walaupun awalnya hanya berbicara seputar game dan game, namun Eve sudah mulai bisa berinteraksi walau hanya dengan Dean.

Dean perlahan-lahan mulai mengajak Eve untuk bermain bersama teman-teman lainnya, begitu pun sebaliknya, Dean mengajak teman-teman kelasnya untuk bermain bersama Eve, atau bersama bermain Video Game dan memecahkan misteri dalam game.

Lama kelamaan Eve mulai bisa berintraksi dengan anak-anak yang lain, 

Eve semakin hari semakin ceria dan berbaur dengan yang lainnya.

Hari-Hari sekolah mereka lalui dengan suka dan duka bersama.

Eve dan Dean benar-benar menjadi sahabat dekat, mereka saling mengunjungi rumah dan disambut baik oleh orang tua kedua belah pihak. Ibu Dean sering memasakan makanan dan membawa makanan untuk Eve dan ayahnya. Demikian sebaliknya ayah Eve selalu responsive dan datang disaat keluarga Dean sakit. Mereka menjalin hubungan kerabat dan kekeluargaan yang hangat. Menghabiskan malam Natal bersama, Piknik bersama, dan berbagai kegiatan lainnya yang menyenangkan. 

Tak terasa hari demi hari berlalu, Eve dan Dean beranjak remaja, mereka masuk ke SMA yang sama. 

Datang dan pulang bersama, belajar bersama and Being partner in-crime bersama. 

Keahlian Eve dalam memecahkan teka-teki semakin baik, banyak teman sekolahnya bahkan meminta bantuan Eve dalam mencari berbagai kasus-kasus kecil, mulai dari Kucing yang hilang sampai kasus pencurian di sekolah. Ada pula yang meminta bantuan Eve membuat settingan ide-ide berbau misteri untuk menyatakan cinta. Bahkan memecahkan kasus-kasus Horror yang begitu menegangkan dan membuat bulu kuduk berdiri.

Dean dan Eve benar-benar seperti partner yang hebat, Dean membawakan kasus dan data, Eve memecahkannya, Kemanapun Eve pergi terutama saat melakukan Investigasi, Dean selalu setia menemani.

Keseruan ini berlanjut semakin serius, ketika terjadi kasus pembunuhan bermotif bunuh diri di desa mereka, Eve bahkan membantu tim kepolisian untuk memecahkan kasus tersebut.

Hari-hari mereka lalui dengan keseruan dan tantangan,

"Hei Eve, aku dapatkan lagi kasus untuk kau pecahkan" Kata Dean

"okay, Ceritakan…" sambut Eve penuh semangat.

Begitulah keseruan yang mereka lalui, 

Hari demi hari berlalu, mereka beranjak Dewasa dan memutuskan untuk Kuliah bersama diluar Negri.

Terpisah dari orang tua, mereka saling menjaga satu sama lain.

Saat Kuliah diluar Negri, Eve tinggal di sebuah rumah tengah kota yang sederhana berbentuk apartement, yang pernah di beli ayah Eve, saat melanjutkan Studi diluar Negeri.

Di rumah Eve,

Brrrmmmm brrrmmmmm.. bunyi motor tiba dan parkir di depan rumah.

Ding Dong.. bunyi bel pintu

"Masuuukkklah Deaaaan!! Kau seperti tidak punya kode kunci rumahku saja.." ucap Eve dari dalam rumah.

"HAHA,, hei Eve, aku punya kasus untukmu!" sambil masuk ke dalam rumah.

"sungguh?? Kasus apa? Aku sedang banyak tugas kuliah, tidak punya waktu bermain-main seperti dulu, oya, bukannya kau ikut kelas ini juga?? Kenapa tidak belajar??" tatap Eve tajam.

"ah, ayolah santai sedikit, kita harus memecahkannya secepatnya pertengahan semester ini, lagi pula setelah itu kita selesai ujian dan kita punya waktu liburan musim panas.." jelas Dean

"aku tidak bisa santai Dean, kita sudah terlambat 1 Tahun karena sibuk mengurusi hal-hal tersebut,, aku rindu bertemu ayah.." ucap Eve dengan nada sendu.

"kenapa tidak telpon saja? Video Call? " sahut Dean

"kau tau sendiri ayah tidak pernah mau Video Call dengan ku… entah kenapa" jawab Eve sendu

"yah, aku juga rindu rumah.. home Sweet Home" ucap Dean menenangkan Eve

Sejenak mereka bernostalgia

"Hei,, bisa bantu buatkan sekalian tugasku?"

"apaaaa??? Jadi itu niatmu datang ke sini? Pantas saja mengatas namakan kasus yang harus selesai sebelum liburan tiba!" menjewer telinga Dean

"Aw.. Aw.. sakit Eve..!" kata Dean kesakitan

"itu kan sebuah kasus juga, kasus mengerjakan tugas ku"

"Kau Gila..!!" jawab Eve, melepas jeweran.

"yah memang Gila kalau tak melihatmu beberapa hari ke depan nantinya!" lanjut Dean

"Heiii,, apa maksudmu??" Tanya Eve khawatir.

"Haha, tidak… bibi Jean sakit, aku ingin menemuinya besok. Aku ingin mengajakmu menemuinya, tapi aku tau kau pasti akan sangat sibuk menghadapi ujian akhirmu.." jelas Dean

"ya sudah, letakkan saja disitu berkasnya, aku akan membantumu mengerjakannya, dan memasukan ke dosen besok, berapa lama kau di sana??"

" beberapa hari mungkin, kau tau, dia satu-satunya keluarga ku di sini, selain kau" 

"iya, pergilah, sampaikan salamku pada bibi Jean,, selesai ujian 3 hari ini, bila sempat aku akan menyusulmu ke sana.. Deal??" ucap eve

"Deal" sahut Dean bahagia

"oya, aku tinggalkan motorku ya , nanti kau bisa memakainya kesana, besok aku dijemput paman.." lanjut Dean

Mereka berbincang sejenak dan Dean pulang dengan menggunakan taksi.

Keesokan harinya…

Eve melakukan aktivitas yang padat di kampus, Eve saat ini memang sangat sibuk mempersiapkan ujian akhirnya, Eve mengumpulkan tugas Dean sesuai kesepakatan dan menelepon Dean untuk memberitahu bahwa semuanya aman terkendali.

Tut…

Tut…

Tut..

"Kemana sih nih anak, malah gak ngangkat telpon" kata Eve kesal.

(nanti ku telpon lagi, mungkin lagi bersama bibinya)

Malamnya Eve berulang-ulang mencoba menghubungi Dean tapi tidak diangkat.

"Deaaaannnn,,, kau dimana, jangan main2, kali ini kau benar2 membuatku khawatir" kata Eve dalam hatinya yang mulai berdebar kencang.

Eve kemudian mencoba menghubungi semua teman-teman Dean di kampus, namun tak 1 orang pun yang dapat menghubungi Dean. Mereka hanya bilang Dean pergi kerumah tantenya.

"loh, Bukannya dia kerumah tantenya, Eve? Dia memberi tahumu kan?"

"Tadi pagi dia dijempu pamannya"

"Aku tidak tau Eve, terakhir dia bilang mau keluar saja"

Begitulah jawaban dari teman-teman Dean saat dihubungi Eve.

Eve benar-benar mulai panic, sambil menarik napas dalam-dalam , iya mencoba menenangkan dirinya.

Menyeduh secangkir Teh dan mulai berpikir..

"Deannnnn… kenapa kau tidak mengangkat telponmu?"

"aku takut terjadi sesuatu denganmu…., aku sungguh takut Dean…"

"kau dimana???" 

Eve, kemudian tertidur di Sofa sambil menggenggam Handphone yang ada di tangannya. Menunggu kabar dari Dean.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C6
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión