Descargar la aplicación
49.48% The Hidden Smile / Chapter 48: Nadia #3

Capítulo 48: Nadia #3

Jam istirahat akhirnya di mulai. Teman-temannya mendekati meja Nadia untuk mengajaknya makan bersama di kantin seperti biasanya. Namun mereka terkejut saat menyentuh tubuh Nadia dan mendapati bahwa gadis itu demam. Steven segera membantu Nadia ke klinik diikuti oleh Amelia, Grace dan Henry. Setelah Nadia dibaringkan di tempat tidur Steven meminta mereka yang lain untuk sebaiknya pergi dan membiarkan Nadia istirahat.

Mereka segera ke kantin dan berpapasan dengan Alex yang tidak memperdulikan tapi merasa aneh karena melihat Nadia tidak bersama mereka. Ia segera berlari ke kelas Nadia, tapi gadis itu tidak ada di sana. Ia menghubungi ponsel Nadia tapi tidak di angkat. Akhirnya ia memutuskan untuk menemui teman-teman Nadia untuk menanyakan keberadaan Nadia.

Alex melihat Steven keluar dari klinik dan segera mendekatinya. "Lo liat Nadia nggak?" Steven menunjuk ke arah klinik lalu mendekat padanya. "Jangan lo ganggu!" bisiknya lalu pergi.

Alex segera masuk dan mendapati Nadia sedang tidur. Gadis itu berkeringat namun suhu tubuhnya tinggi. Ia segera mencari penurun panas dan segera menempelkannya di kening Nadia. Gadis itu membuka matanya tepat saat Alex sedang memperhatikannya.

"Nad, lo nggak apa-apa?" tanya Alex cemas.

"Gue laper. Minta soto dong." Jawabnya pelan.

Alex tersenyum dan menyuruhnya beristirahat sementara ia segera berlari ke kantin untuk membeli soto. Setelah menjelaskan keadaan Nadia yang sedang sakit pada mas Imam penjual soto, akhirnya Alex mendapatkan soto untuk Nadia lebih dulu. Ia segera bergegas ke klinik dan bertemu dengan David di jalan.

"Lo ngapain bawa-bawa mangkok soto kemana-mana?" tanya David heran.

"Ini buat Nadia. Katanya Laper." Jawab Alex.

"Nadia? Di mana dia? Dia kan udah gue izin sakit tadi. Harusnya istirahat aja di rumah." Kata David cemas dan akhinya mengikuti Alex ke klinik.

Keduanya masuk dan mendapati Nadia yang masih tidur seperti tadi. Alex meletakkan sotonya di meja lalu duduk di dekat Nadia. David menyentuh pipi Nadia untuk mengetahui suhu tubuhnya namun hal itu malah membuatnya bangun.

"Koq nggak di rumah aja, sih?" tanya David sambil mengusap keringat Nadia dengan sapu tangannya.

"Bosan." Jawab Nadia singkat.

"Sotonya udah ada. Mo makan sekarang?" tanya Alex pelan. Nadia hanya mengangguk pelan.

Alex membantunya duduk dan mulai menyuapinya perlahan-lahan. Teman-temannya datang dari kantin dan segera menjenguknya. Steven terdiam memperhatikan Alex yang sedang menyuapi Nadia dengan penuh kelembutan.

Teman-temannya sangat kaget karena mendapati Nadia yang sakit. Selama ini yang mereka tahu, Nadia tidak pernah seperti ini. Dia memang selalu tidur di kelas, namun Ia tidak sakit.

Mereka juga sungkan menanyakan penyebab Nadia sakit, namun mereka semua mencurahkan perhatian kepadanya.

Mereka menghiburnya dengan percakapan-percakapan mereka sehari-hari, dan juga candaan-candaan kecil.

"Cepat sembuh, Nadia." Kata teman-temannya setelah lama menemani Nadia, lalu segera kembali ke kelas, terkecuali Steven yang tetap berada di sana memperhatikan Alex dan Nadia.

David segera memberikan air minumnya pada Nadia begitu makanannya habis, lalu kembali mengusap keringat Nadia.

Jam istirahat hampir berakhir, David kembali ke ruang guru, sedangkan Steven dengan langkah berat kembali ke kelas meninggalkan Alex berdua dengan Nadia di klinik.

"Ini gara-gara semalem?" tanya Alex pelan.

Nadia terdiam. Alex paham, Nadia pasti tidak ingin membicarakan hal itu. Ini bukan pertama kalinya Nadia sakit karena berkelahi hingga memar dan babak belur, tapi ini pertama kalinya Nadia sakit karena dikeroyok di bawah hujan saat Alex tidak bersamanya.

Alex keluar dari klinik membiarkan Nadia beristirahat, namun ia tidak langsung kembali ke kelasnya melainkan ke kelas Nadia. Teman-teman Nadia terkejut melihat Alex yang segera masuk dan menemui Heny. Gadis itu juga terkejut melihat Alex dan langsung memasang senyum manisnya.

"Hai, Alex…"

"Gue emang nggak tau Nadia udah lo apain semalam. Tapi kalo gue akhirnya tau, lo siap-siap nyari sekolah baru buat pindah, ato lo bisa balik ke sekolah lo yang lama." Bisiknya tajam.

Heny berubah kesal mendengar ancaman dari Alex.

'Kenapa sih, si Nadia itu penting banget di sini?! Emang dia siapa sih?!'

"Gue nggak peduli asal lo dari mana dan mau lo apa di sini. Tapi nggak usah sok kriminal! Mulai sekarang, lo bakal gue ingat!" lanjut Alex lalu segera keluar dari kelas Nadia diikuti tatapan menyelidik semua orang pada Heny.


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C48
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión