Descargar la aplicación
23.71% The Hidden Smile / Chapter 23: Daniel #3

Capítulo 23: Daniel #3

Setelah semua hal yang terjadi pagi tadi, mereka kembali pada suasana kelas seperti biasa. Nadia sibuk mencatat segala hal dari papan tulis ke dalam buku catatannya begitu juga semua teman-temannya. Bu Rita segera membagikan kelompok untuk tugas akhir mereka. Bu Rita tetap membagi mereka dalam lima kelompok seperti biasa. Mereka harus segera berkumpul dan mendiskusikan tema paper mereka yang akan dikumpulkan dua minggu lagi. Sesuai instruksi, Nadia tetap berada di tempatnya dan menunggu anggota kelompoknya yang datang menghampiri.

Dua orang gadis cantik, yang satu berambut coklat sepundak dan berkacamata, yang satu lagi berambut pirang panjang tergerai mendekatinya dengan senyuman manis dan duduk di hadapannya. Selanjutnya seorang pemuda berambut coklat dengan mata abu-abu datang dan duduk di samping gadis tadi. Kemudian ada Steven yang datang dan duduk di samping Nadia. Mereka berlima saling menatap lalu tersenyum dan mulai mendiskusikan tugas dari Bu Rita.

-----------------------------------------

Alex dan David sedang berjalan bersama melewati depan kelas Nadia sambil memperbincangkan sesuatu yang sepertinya sangat mengasyikan, hingga tiba-tiba keduanya terdiam saat melihat Nadia keluar dari kelas membawa buku-bukunya dan diikuti oleh anak-anak, yang selanjutnya jelas akan diperdebatkan status mereka sebagai teman Nadia atau bukan. Gadis itu tidak terlihat dingin seperti biasanya. Mereka terlihat tersenyum bersama, bahkan si gadis berkacamata berjalan diantara Nadia dan seorang gadis berambut pirang serta dengan santainya menggandeng tangan Nadia. Alex dan David berpandangan sebentar, menganalisis apa yang baru saja mereka lihat, tapi itu sangat jelas bahwa Nadia sedang bersama beberapa teman barunya.

Setelah mengakhiri percakapannya dengan David, Alex berjalan santai memasuki perpustakan. Di bagian depan, pada meja penjaga perpustakaan pemuda itu mengambil dua papan peraturan dan mendekati meja bundar di mana Nadia dan teman-temannya sedang serius membolak-balik buku pengetahuan alam. Alex meletakan papan pertama di atas meja yang bertuliskan "Keep Silent!", kemudian papan kedua yang bertuliskan "No Food!", selanjutnya ia mengemasi buku-buku Nadia dan pergi keluar.

Tindakan Alex membuat mereka bingung, namun Nadia sudah pergi mengikuti pemuda itu. Mereka mengikuti Alex yang ternyata membawa mereka ke kantin.

"Gue laper tapi gue nggak punya temen buat makan bareng." Kata Alex santai sambil meletakkan buku-buku Nadia lalu pergi memesan makanan.

"Kalian juga kalo mo makan, silahkan." Kata Nadia pada teman-temannya lalu kembali membuka buku-bukunya.

Alex datang saat teman-teman Nadia sedang berpencar untuk memesan makanan mereka. Pemuda itu duduk di samping Nadia, lalu mendekati gadis itu.

"Lo kenapa sama mereka?" bisik Alex lalu kembali duduk dalam posisi normal.

"Tugas akhir, anatomi, paper, kelompok." Jawab Nadia tanpa berpaling dari buku yang sedang dibacanya.

"Lo milih sendiri?" tanya Alex lagi, kali ini tanpa berbisik.

"Nggak. Bu Rita." Jawab Nadia singkat. Tak lama dua porsi soto ayam sudah ada di hadapan mereka berdua.

"Ayok makan. Lo rese' kalo lagi laper." Kata Alex sambil mengambil buku dari depan hidung Nadia dan membuat gadis itu mulai makan.

Anggota kelompok Nadia selesai memesan makanan lalu kembali ke tempat duduk dan segera membaca buku-buku mereka lagi. Alex sempat terkejut melihat Steven yang juga sibuk menuliskan beberapa catatan yang dibacanya dari buku namun pemuda itu sudah terbiasa dengan kehadiran Alex di samping Nadia, jadi dia tidak merasa terganggu dengan tatapan aneh dari Alex. Nadia melihat tatapan Alex lalu berhenti sejenak.

"Yang ini namanya Amelia, yang ini Grace, yang ini Henry, dan dia udah pasti lo kenal." Kata Nadia sambil menunjuk pada gadis cantik berkacamata, kemudian gadis cantik berambut pirang, lalu pada pemuda bermata abu-abu dan terakhir pada steven. "Nggak usah ngeliatin kayak gitu, bikin pengen nonjok." Lanjutnya lagi kemudian kembali makan.

Alex menatap mereka satu per satu lalu tersenyum dan melambaikan tangannya. Mereka membalas senyuman Alex lalu kembali pada buku-buku mereka.

"Kapan mo dilanjutin?" tanya Steven tiba-tiba.

"Gue weekend mo ke salon sama Grace." Jawab Amelia, gadis berkacamata, dengan cepat lalu tersenyum bersama temannya Grace, gadis berambut pirang.

"Hm. Gue juga ada janji sama arcadians yang laen." Sahut Henry, si mata abu-abu.

"Gue ada tanding basket juga sih. Nadia?" tanya Steven dan membuat mereka menatap Nadia menunggu jawaban.

"Gue selalu ada acara kalo weekend. Terserah lo semua sih, entar pulang sekolah, minggu depan lagi aja, terserah." Jawab Nadia santai lalu menghabiskan makanannya.

"Gimana kalo kita kerjain dulu aja nanti, terus sisanya minggu depan?" usul Grace dan dijawab dengan anggukan setuju dari anggota yang lain. Dengan begitu mereka menikmati makanan yang sudah datang tanpa memperdulikan tatapan Alex yang sangat aneh pada mereka, terutama pada Nadia.


REFLEXIONES DE LOS CREADORES
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C23
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión