"Oh ya nama anakmu siapa?" tanya Lida dengan sopan. Sedari tadi ia penasaran anak yang disebut wanita tadi..
Wanita itu tersenyum, "Namanya...--"
Bruk, tiba tiba ada suara terjatuh dan wanita itu seketika berhenti tersenyum.
Badannya terpaku seperti terkena hamparan es. Lida melihat dengan bingung dan perlahan membulatkan matanya.
"Todoroki..." seru wanita itu.
_
_
_
Todoroki terdiam, dia terlihat sama terkejut nya dengan wanita itu. Wanita itu perlahan mendekati todoroki.
Tetapi Todoroki menolak , ia menatapku dengan tatapan tidak percaya. Kenapa dia menatapku seperti itu?
"Kenapa kau ada disini cepat pergi" seru todoroki datar. Dia terlihat sangat tidak suka melihat wanita itu mencoba memegang pundaknya.
Wanita itu perlahan menangis, matanya berbinar binar sedih.
"Aku datang untuk mu anakku, kumohon.. dengarkan aku dulu ya?" ucap wanita itu yang tidak lain adalah ibu Todoroki.
Terasa waktu berhenti. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa ibu yang sedari tadi asyik diajak bicara adalah ibu Todoroki.
Tetapi Todoroki terlihat sangat tidak suka melihat ibunya ada disini.
"Pergi sana, pergi kau tidak pernah kukenal" seru todoroki sangat dingin mengusir wanita itu seperti bukan siapa siapa.
Todoroki terus menolak dengan kasar dan halus. Sikap todoroki yang sangat dingin dan misterius.
"Hei kau, apa kau teman todoroki?" tanya wanita itu mengalihkan perhatian. Todoroki menatapku sambil mengisyaratkan untuk pergi.
Lida menatap todoroki dengan mata yang kikuk. Bagaimana ini?
"A..aku.., teman Todoroki" seruku.
Wanita itu terlihat senang ketika melihat ku menjawab sedangkan todoroki hanya menatapku dengan tatapan kecewa.
Kemudian pergi..
_
_
_
Aku segera mengejar todoroki tetapi Todoroki berlari sangat cepat.
Deku dan bakugo datang setelah membereskan kelas. Pertengkaran mereka berhenti ketika melihat lida yang terlihat sangat sedih.
Srek..,"Ada apa Lida?" tarik deku ketika Lida berlari sangat cepat dihadapan mereka.
Lida menatap deku dengan raut wajah kecewa dan panik. Lida langsung memeluk deku dan perlahan gemetar.
Bakugo tidak kesal melihat itu. Karena seperti nya ada masalah yang terjadi.
"Ibu Todoroki..., aku aku bagaimana ini?" seru Lida gemetar. Dia sangat panik.
Deku terlihat tidak mengerti dan perlahan mengelus kepala Lida dengan lembut.
"Ada apa Lida katakan padaku" ucap deku serius.
"A..aku berinteraksi dengan ibu Todoroki kelihatannya aku telah berbuat salah. Seharusnya aku sama sekali tidak melakukan itu. Aku suka membantu orang tetapi aku tidak ingin berbohong dan membuat siapapun bersedih, bagaimana ini??", seru Lida panjang lebar dan mengeluarkan bulir air mata.
Deku terlihat khawatir, ia tidak tau bagaimana menenangkan Lida yang seperti..ini.
_
_
_
_
Brak!!
Bakugo menarik Lida dan mendorongnya hingga jatuh. Deku langsung melindungi Lida dengan tatapan marah pada bakugo.
"Minggir!!" perintah bakugo . Selama ini ia selalu menuruti bakugo tetapi sekarang ini bukan saatnya seperti itu.
"Tidak mau, kau kau apakan Lida, aku tidak mau kau menyakiti Lida!!" seru deku berusaha keras menghentikan getaran ketakutan saat menghadapi bakugo.
Bakugo menatap dengan aneh ,
"Kau tidak tau deku, kalau Lida tidak akan sadar jika seperti ini!!"
"Apaan tidak sadar, aku tidak ingin kau menyakiti Lida. Kasihan Lida" seru deku terus menerus membela Lida.
Bakugo menghela nafas kemudian mengeser deku. Deku dengan mudah menjauh karena dia lemah.
Srek, deku bersiap akan melindungi Lida. Tetapi bakugo ia malah menjentik dahi Lida dan menatapnya dengan tatapan kasar.
"Dasar tolol. Kejar saja Todoroki itu. Ia itu cuman pemalu. Kau ingin menangis disini seperti orang bodoh. Sana kejar, nanti gak akan selesai" seru bakugo.
Lida menatap bakugo dengan tatapan tidak percaya. kemudian mengangguk mantap lalu permisi pergi..
Bakugo menatap deku yang menatapnya dengan penuh kekaguman...
"Apaan sih aneh!!".
Deku mengelus dahi yang dijentik bakugo sambil tersenyum lirih.
"Kau keren sekali bakugo, terima kasih"..
"Sialan,!!. Ayo kita kejar mereka. Todoroki..itu..sekarang bagus untuk aku permainkan" seru bakugo sedikit malu malu.
Deku hanya tersenyum lirih. Sebenernya deku tidak pernah merasakan hal ini. Membela Lida, ataupun sikap bakugo yang mulai melembut.
"Jangan senyum senyum!!, cepatlah nanti mereka pergi" seru bakugo kesal dan menarik tangan deku untuk mengikuti nya.