Alaric dan Nicolae hanya bisa terpaku melihat ibu mereka yang cantik berjalan dengan anggun dan kepala tegak menghampiri meja Lauriel dan anak-anak buahnya.
"Kau Bos Lauriel, bukan?" tanya Luna dengan suara yang jernih dan tegas, sambil menatap lurus ke mata Lauriel. Pria itu agak terkejut karena ia tidak tahu bagaimana gadis secantik ini bisa tiba-tiba muncul di depannya dan menanyakan namanya, tetapi ia mengangguk saja.
Luna menoleh sedikit kepada Petra lalu kembali mengarahkan pandangannya kepada Lauriel, "Kau kalah taruhan satu peti harta. Seperti yang kalian bisa lihat, wajahku tidak cacat akibat disepak kuda."
Lauriel mengangkat alisnya keheranan, begitu juga Endo, Neo, Esso dan Petra. Mereka tidak mengerti bagaimana gadis itu bisa mengetahui tentang taruhan mereka. Sebelum mereka sempat bertanya, Luna telah berbalik dengan anggun dan berjalan pergi meninggalkan mereka. Ia kemudian bergabung dengan ibunya di tengah aula.
Semoga ini terakhir kalinya Lauriel berduka, dan mulai sekarang bisa menyembuhkan hatinya.