Adi,,, bila mata pelajaran sedang kosong di kelasnya. maka dia pasti akan datang berkunjung ke sekolah Dyah, menunggu mata pelajaran dyah usai.
"hei", sapa adi
"loh??,, kenapa disini??,, tidak sekolah yah kamu", tanya dyah kaget dan heran
"hehehe,, mapel (mata pelajaran) lagi kosong,, jadi iseng deh main kesini" jawab adi malu
"tapi sumpah kok,, saya kesini bukan buat mengganggu kamu,, cuman mau main aja sama temen temen yang lain,, beneran", tambah adi menjelaskan sebelum dyah salah paham
dyah hanya menaikkan sebelah alisnya pertanda curiga
"ok terserah kamu aja,, saya lanjut mapel dulu yah", kata dyah menyudahi percakapan
"ok,, selamat belajar yah", jawab adi sambil melambaikan tangannya dan nyengir salah tingkah
"eh,dyah.. boleh tidak sebentar sore kita ketemuan di rumah erni,, ada yang ingin saya ceritakan sama kamu", ucap adi menahan langkah dyah sebelum jauh berlalu
"ok, jam 4 saya kesana", jawab dyah seraya berlalu
"ok,, sampai jumpa ntar sore, saya pamit kembali kesekolah yah", adi berpamitan
dyah hanya tersenyum, mengangguk seraya kembali masuk ke ruang kelasnya karena mata pelajaran berikutnya akan segera dimulai...
pukul 4 sore kemudian....
dyah menuju wartel dekat rumahnya untuk menelpon.
tit,, tit,, tit,,tit,, tit,, tit,, tit,, tit,, tit.. dyah menekan nomor telepon tujuan
tuuuuuuuuttt,,,, tuuuutttttt,,, tuuuuuuuutttt (bunyi suara telepon)
"ya halo,, rumah kediaman bapak abdul..mohon maaf,, dengan siapa saya berbicara?" suara seorang wanita dari arah sana
"iya halo,, maaf menganggu,, saya dyah teman adi.. boleh bicara dengan adi" jawab dyah memperkenalkan dirinya
"ooh iya,, tunggu sebentar yah dik, saya panggilkan" jawab wanita tersebut
20 detik berlalu...
"ya halo,, saya adi. dengan siapa?", sahutnya
"yah,,, saya dyah. jadi mau ketemuan?",jawab dyah mengingatkan
"iya jadi,, ini lagi siap siap", adi menerangkan
"ok,, jangan lupa jemput yah,, kita sama sama ke rumah erni", kata dyah
"ok, tidak sampai 5 menit", ujar adi
teleponpun di tutup,,
dyah kemudian membayar biaya teleponnya, lalu keluar dari wartel tersebut untuk menunggu kedatangan adi.
suara klakson terdengar dari jalan, dyahpun langsung menghampiri adi dan berangkat menuju tempat tujuan..
tidak sampai 5 menit, adi dan dyah sudah sampai di depan rumah erni...
adi memarkir motornya dan dyah masuk kehalaman rumah erni lalu mengetuk pintu rumahnya
"tok, tok, tok.... assalamu alaikum", dyah dan adi memberi salam
"waalaikum salam", pintu pun dibuka oleh erni
"ayok masuk", ucap erni ramah
"silahkan duduk yah,, anggap saja rumah sendiri, jangan sungkan", ujar erni kembali dan bergegas menuju ruang tengah untuk melanjutkan kerja kelompoknya
"ooh iya,, ok", jawab adi dan dyah bersama
dyah dan adi pun duduk di sofa ruang tamu, bercerita lepas dan percakapan menuju pada satu keadaan...
"hei,, kamu kenapa,, tiba tiba wajahmu berubah sedih?", tanya dyah
"gag tau mau cerita dari mana dan gag tau mau bilang apa,, tapi rasanya hatiku sudah tidak kuat tahan sakitnya keadaan ini",ujar adi dengan mata berkaca kaca
"memangnya ada apakah?, kenapa seperti berat sekali bebanmu?", ujar dyah mencoba menggali informasi lebih jauh
"entah kenapa kakak ke tiga ku selalu memperlakukan aku kasar dimana pun aku berada", adi mulai menjelaskan
"mau itu di jalan atau di rumah,,dia pasti akan bertindak seperti itu padaku,, menendang, memukul, menampar, memaki", ujar adi
"Terus pada saat kamu diperlakukan seperti itu oleh kakak kamu pada saat kamu berada dirumah, apakah orang tuamu melerai kakak mu dan membela kamu?", tanya dyah penasaran
"mana ada,, mereka hanya melihat ku pada saat aku di perlakukan seperti itu. dan malah aku yang di persalahkan oleh orang tuaku, katanya karena aku nakal dan tak pernah mendengar kata orang tua jadi wajar lah kalo aku di perlakukan begitu olehnya", tambah adi
"terus,, apa yang mau kamu lakukan?", tanya dyah.
"aku mau kabur saja dari kota ini", jawab tegas adi
"dan aku bagaimana?", tanya dyah ke adi
"kamu disini saja bersama orang tua kamu,, kan orang tua kamu sangat menyayangi kamu, beda dengan orang tuaku", sahut adi mencoba menenangkan
"tidak,, aku juga mau ikut",lanjut dyah memotong perkataan adi
"nanti orang tuamu khawatir sama kamu",ujar adi
"tidak, pokoknya aku ikut sama kamu!!. kamu tidak tau apa yang terjadi denganku,, kamu hanya melihat aku dari sisi yang berbeda. pasti kamu hanya melihat dari sisi prestasi dan kecintaan orang tuaku, tapi kamu tidak dapat melihat yang lain"
"ada banyak perasaan kecewa, sakit hati dan tak dianggap yang selama ini aku pendam sendiri. Sejak kepindahanku ke kota kecil ini, semua sangat jauh berubah.
"aku yang dulunya tinggal dikota besar bersama tanteku pada saat SD, menjadikan alasan mereka pada saat ini untuk mendidik militer diriku. Kata mereka aku terlalu di manja saat tinggal bersama tanteku, makan disuap,minum diambilkan, pakaian kotor dicucikan, tidak tau membersihkan rumah dan sebagainya"
"akhirnya aku di pindahkan kesini, bangun pagi,sebelum berangkat sekolah harus bersihkan rumah,, terus baru bisa mandi dan sarapan setelah itu berangkat sekolah dengan berjalan kaki yang jarak dari rumah menuju ke sekolah itu harus menempuh waktu 1 jam sedangkan adik adikku diantar naik motor atau mobil. pulangpun harus jalan kaki".
"kadang kalo telat pergi sekolh, uang jajan sebesar 500 perak buat belanja di jam istirahat harus aku korbankan buat naik becak agar tidak telat smpai sekolah, dan pada saat jam istirahat tiba, aku hanya bisa menelan liur melihat teman temanku jajan yang banyak dan aku hanya menahan lapar.
"ada satu masa pada saat aku sakit disekolah karena maag kambuh,, badan demam dan menggigil,, aku harus berjalan kaki pulang menempuh waktu 1 jam karena tidak ada yang datang menjemput. Dan semua pekerjaan rumah harus aku yang kerjakan, sedangkan adikku mereka hanya biarkan untuk tidur atau bermain... Adilkah itu?", jelas Dyah
"aku tidak masalah dengan didikan militer yang mereka berikan padaku,, karena aku yakin,, ini akan berimbas baik padaku dimasa akan datang. Yang tidak aku terima adalah,, perlakuan mereka kepadaku, tidak pernah berlaju adil kepada ku. disaat semua dibelikan keperluan nya,, aku yang meminta keperluanku tak pernah dipenuhi", ujar dyah dengan mata berkaca kaca seraya menahan tangis yang ingin meledak dari dirinya
"pokoknya aku juga mau ikut,titik!", tegas dyah
"aku berpikir kehidupan kamu selama ini bersama orang tua mu normal,, karena kamu terlihat periang dn sangat cerdas. ternyata aku benar benar salah menilai", ujar adi masih tak percaya
Dan setelah mendengar semua penjelasan dyah,, akhirnya adi mengizinkan dyah untuk ikut bersamanya