"Permisi, Tuan, kamu bisa memanggilku Ana." Bai Ran menatap pria di depannya dengan mata penuh kewaspadaan. Mengingat bahwa pria ini tidak hanya menciumnya, tetapi juga memukul Paman kedua, selalu ada perasaan tidak mengerti di dalam hatinya.
Meskipun Quan Rui telah mendengar dari Che Er bahwa Bai Ran mungkin telah kehilangan ingatannya dan tidak mengenal dirinya, tapi ketika ia melihat Bai Ran menatapnya dengan waspada, bahkan memanggilnya dengan sebutan 'Tuan' yang begitu asing...
Rasa tak berdaya dan rasa sakit di hatinya tidak dapat dijelaskan dalam kalimat apa pun.
Cahaya di bagian bawah mata Quan Rui menjadi gelap sedikit demi sedikit. Sepertinya ia tidak mendengar ucapan Bai Ran, tapi ia terus berkata, "Ranran, ayo kembali dulu, angin di sini sangat kencang."
"..." Bai Ran menggertakkan giginya. Bukankah ia sudah bilang bahwa mereka tidak saling kenal? Mengapa pria ini masih saja memanggilnya dengan begitu akrab?