Descargar la aplicación

Capítulo 11: 11

Reno mengambil ponselnya yang berada dilamar lalu menghubungi Tara yang sudah membuat istrinya menangis.

Tut tut tut

"Hallo my baby"

"Tara! harap kamu cabut semua omongan kamu itu!"

"Kenapa harus aku yang cabut omongan aku. Dia itu perebut"

"Ck. Siapa yang perebut! diantara kita sudah selesai Tara"

"Aku gak mau my baby"

"Kalau kamu gak mau klarifikasi omongan kamu. Akan aku bongkar semuanya apa yang terjadi dengan hubungan kita. Akan aku sebarkan foto kamu yang tidur sama pria lain"

"Kamu ngancam aku!"

"Ya. Aku mau sekarang kamu minta maaf live di sosial media kamu. Kalau tidak tunggu saja"

Tut tut tut Sambungan terputus

Sania keluar mencari Reno ternyata dia sedang diruang tamu

"Reno yuk kita sholat dulu" ucapnya

"Iya San, kamu duluan, entar aku susul ke kamar"

****************

Tara sangat kesal dengan semua yang ia rencanakan untuk mempermalukan Sania. Mau tidak mau dia harus melakukan live di sosial medianya.

"Aaaa kenapa sih wartawan telpon terus" teriaknya sambil mematikan ponsel yang berdering sedari tadi

Keesokan harinya Reno bersiap - siap akan berlatih tenis di lapangan tempatnya biasa berlatih. Ia menghampiri Sania yang sedang didapur.

"Sania yuk pergi" ajak Reno

"Kemana?" bingung Sania

"Ketempat latihan aku"

"Hmm aku dirumah aja ya?"

"Aku gak mau kejadian kemarin terulang kembali"

Sania tersenyum "Nggak kok, lagian Tara udah minta maaf"

"Aku tau Tara dia seperti apa orangnya, dia gak bakal puas dengan apa yang belum ia capai" jelas Reno geram

"Aku gak kenapa - napa Ren, nanti sore nenek sama kakek juga mau main kerumah"

Reno menaikkan satu alisnya bingung "kok aku gak tau mereka mau datang?"

Sania mengangkat kedua bahunya "Nggak tau juga. Tadi mereka telpon katanya mau kesini"

"Oke kalau gitu, aku sedikit lega. Tapi ingat kalau ada apa - apa cepat langsung hubungi aku"

"Iyah Reno"

"Aku pergi ya, Assalamualaikum" ucapnya pamit

Sania hanya diam, dia bingung dengan ucapan Reno mengucapkan salam.

"Assalamualaikum" ucapnya lagi

"Eh.. wa...waalaikumsalam" ucapnya kaget

Sania tersenyum setelah kepergian Reno, ia tidak menyangka Reno akan berubah secepat ini. Sania berharap dia berubah lebih baik lagi.

****************

Akhirnya nenek dan kakek datang kerumah mereka, nenek membawakan makanan kecil untuk Sania.

"Sania ini untuk kamu" ucap Mirna memberikan kantong hitam berisi makanan

"Apa ini nek?"

"Itu makanan kecik untuk kamu"

"Makasih ya nek"

"Mana Reno?" tanya kakek

"Reno pergi latihan ke"

"Hmm gitu lah Reno selalu saja pergi tinggalin istrinya sendiri" ucap kakek dingin

Sania tersenyum melihat kakek "Aku gak papa kok kek"

"Soal kejadian itu gimana, kakek liat berita lagi Tara udah minta maaf"

"Udah kek"

"Semua Reno yang menyelesaikan?"

Sania hanya diam sambil menuangkan teh kedalam gelas untuk kakek dan nenek.

"Minum dulu kek" ucap Sania memberikan gelas berisi teh untuk kakek.

"Makasih Sania"

"Sama - sama kek"

Ting tong suara bel rumah berbunyi, membuat Sania bingung siapa yang datang sesore ini, tidak mungkin Reno pulang jam segini.

"Sania buka dulu ya nek"

Sania bangkit dari duduknya dan membuka pintu, Sania begitu kaget dengan seseorang yang paling ia hindari selama ini, ya dia Farah. Entah apa dia datang kemari.

"Sania" panggil Farah melambaikan tangannya dengan senyuman sinisnya.

"Farah" gumam Sania

Sania membukakan pagar, belum disuruh masuk Farah sudah masuk terlebih dahulu.

Farah duduk dan memperkenalkan diri kepada Mirna dan Suroso.

"Siapa dia Sania?"

"Aku Farah nek teman Sania" ucap Farah

"Iya nek, kek dia Farah teman SMA Sania waktu di kampung"

"Cantik banget kamu" puji nenek

"Nenek bisa aja" ucapnya tersipu malu

"Oh iya waktu pernikahan Sania kamu gak hadir ya?"

"Iya nek, waktu itu aku gak bisa hadir karena ada pekerjaan"

"Oh" ucap nenek

"Nek, Sania kedapur dulu ya siapin minuman buat Farah" ucapnya langsung ke dapur

"Kalau gitu aku ikut Sania juga"

Farah mengikuti Sania dari belakang. Sania cemas karena Farah datang kemari entah apa yang akan dilakukannya.

"Kamu mau ngapain sih kesini?" tanya Sania geram

"Aku kesini untuk hancurkan hidup kamu Sania"

"Masih belum puas kamu udah permalukan aku"

"Menurut kamu, aku gak akan pernah puas buat lakuin itu. Terlebih ada kakek neneknya Reno. Bagaimana jika mereka tau kalau kamu pernah kerja di tempat karaoke pasti mereka akan marah" ancamnya

"Aku gak pernah kerja disana Far, kamu saja yang menjebakku disana"

"Ck. Asal kamu tau ya, akan aku pastikan Reno akan tinggalin kamu disaat kamu sudah tidak dibutuhkan lagi"

"Apa maksud kamu"

"Liat aja nanti" ucapnya pergi begitu saja.

Sania turun dari kamarnya dan bersiap - siap untuk pergi karena dia ingin menghindari Farah.

"Mau kemana kamu San?" tanya kakek Suroso

"Sania lupa hari ini ada janji mau ketemu sama teman kek"

"Hmm Sania, kamu mau tinggalin aku disini. Aku baru saja datang" ucap Farah pura - pura sedih

"Pergi aja sana Sania, kakek tau kau kesal dengan Tara yang buat kamu malu" ucap kakek

"Pergi saja Sania, ada Farah juga disini" ucap nenek

"Nek, kalau gitu aku pulang aja ya, sekalian antar Sania ketempat temannya. Iya kan Sania?" ucapnya sedikit memaksa

Sania lesu dan mengangguk

****************

Sania dan Farah berada di rumah Farah. Dia mengancam agar Sania ikut dengannya jika tidak maka dia akan bercerita mengenai tentang dia pernah kerja di tempat karaoke.

"Kamu mau nungguin siapa lagi? tante Rina? tanya Sania

"Bukan! aku panggil Tara kesini"

"Tara?"

"Iya Tara, sekarang dia menuju kesini. Dia tidak sabar untuk bertemu sama kamu"

"Apa yang kalian rencanakan untuk aku?" tanya Sania penasaran

"Ck. Aku sangat benci sama kamu sejak SMA. Hanya kamu yang selalu dipuja disekolah, sedangkan aku hanya dibully setiap harinya" jelasnya

"Far, aku gak bermasud seperti itu, mereka hanya memuji aku, bukannya aku juga sering memujimu"

"Kamu hanya kasian sama aku Sania, aku gak butuh belas kasianmu!" teriaknya

"Tunggu saja kamu!" lanjutnya

"Sejak kapan kamu kenal sama Tara?"

"Sejak kemarin"

Flasback on

Farah melihat jam tangannya sedari tadi, dia menunggu seseorang tetapi sudah satu jam menunggu belum ada keliatan batang hidungnya. Farah berdiri dari kursi dan segera pergi dengan wajah masam, tetapi tiba - tiba dia melihat yang dari tadi ditunggunya senyumannya melebar.

"Tara" panggil Farah melambaikan tangannya ke Tara

Tara melihat Farah memanggilnya lalu membuka kaca matanya dan segera duduk.

"Kenalin gue Farah" ucapnya mengulurkan tangannya ke Tara tetapi tidak direspon olehnya.

"Mau apa lo ketemu gue?" ucapnya sinis

"Gue tau lo benci kan sama Sania?"

"Oh pembantu yang tiba - tiba jadi putri?" ejeknya

"Lo ngatain dia pembantu, tapi memang pantes sih" ucapnya sambil memperlihatkan foto di ponselnya.

"Ngapain lo kasih foto ke gue"

"Liat aja dulu. Gue sama Sania temenan dari SMA jadi gue tau dia luar dalam"

"Terus?"

"Jadi gue mau nawarin lo kerjasama bareng"

"Dalam rangka apa?"

"Gue tau lo benci sama dia karena tunangan lo direbut sama perempuan itu. Gue juga benci banget dari dulu makanya gue mau lo kerjasama buat hancurin kehidupan Sania" jelasnya

Tara menimbang - nimbang ajakan Farah, mungkin dengan bekerjasama dia akan pergi dari kehidupan Reno.

"Oke, gue mau. Gue senang akhirnya kita punya musuh yang sama" ucapnya

Flasback Off

****************

"Jahat banget sih kamu Far" ucapnya geram

"Aku dari dulu menang jahat. Aku hanya pura - pura baik didepan kamu agar aku bisa dapat teman. So akhirnya dengan aku mendekati kamu aku mempunyai teman saat SMA. Tapi sekarang malah kamu yang ditinggalkan dengan teman bahkan orang yang kamu sayangi. Itu belum cukup puas buat aku. Aku pastikan kamu akan jauh lebih menderita lagi"

Ting tong ting tong

Suara bel rumah Farah berbunyi, Farah melihat ke jendela ternyata Reno datang dan berteriak memanggil nama Sania

"Sania.... Sania!" teriak Reno

"Kamu jangan berteriak awas kalau berteriak" ancamnya

"Farah gue tau lo ada didalam, buka sekarang atau gue panggil polisi" ancamnya

Farah semakin kalut dia harus bertindak apa. Jika dia keluar rencananya gagal total untuk menghancurkan Sania. Akhirnya Farah keluar dari rumah menghampiri Reno dengan wajah marahnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C11
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión