Pemuda itu benar-benar tidak membuang waktu. Langkahnya lebar, membawanya menuju lift dalam sekejap. Bahkan setelah menempelkan kartu dan menekan angka 51, Skylar terus mengetukkan kakinya pada lantai lift, tak sabaran dan berharap benda itu bisa membawanya lebih cepat ke atas.
Begitu lift berhenti di lantai 51 dan pintunya terbuka, Skylar bisa melihat ruangan itu terang. Tanpa melihat keadaan ruangan, dia langsung keluar sambil menyeret kopernya. Hal pertama yang dia rasakan saat masuk ke dalam ruangan adalah dingin. Dahinya mengernyit. Memang, suhu ruangan tidak sedingin di luar. Tapi tetap saja tak sehangat yang dia harapkan.
"Kenapa di sini dingin?" gumamnya.