Diriku yang kalut, menyalahkan Holland atas kematian anak keduaku. Hingga setelah aku menginap tiga hari di rumah sakit, aku tak ingin melihat wajahnya ketika aku tiba di rumah. Aku segera pergi ke kamar ketika ia menatapku dengan tatapan bersalah. Aku mengurung diriku di kamar, air mataku tak bisa berhenti menangis. Aku tak menyangka jika Holland terus mengikutiku hingga ke kamar.
Aku mendengar pintu kamarku yang dibuka, terdengar pula suara Holland yang memanggilku, "Mama!"
Aku menghiraukannya dan ia kembali memanggil namaku, "Mama!"
"PERGI! Pergi kau, anak sialan! Semua ini salahmu, anakku mati karena ulahmu! Pergi kau dari hadapanku!" usirku karena kesal mendengar suaranya. Ia hanya diam sembari melihatku, aku segera menarik lengan Holland dengan kasar. Ku pukuli kepala dan punggungnya, anak ini harus diberi pelajaran. Ku keluarkan segala sumpah serapahku kepada anak menyebalkan ini. Aku muak dengannya! Aku sudah benci dengan kehadirannya!