208
....
"Kak, foto-foto ini dicetak, ya," ujar Reina.
"Sip! Nanti kucetak banyak-banyak," timpalku.
Kami sedang berada di kamarku sekarang. la
mengajakku melihat-lihat lagi hasil jepretan kami
dua minggu lalu di Ciwidey yang belum sempat
kucetak. Reina masih saja terpesona oleh
semuanya. Andai masih ada waktu untukku, akan
kuajak dia ke sana lagi.
"Ih, sumpah ya, Kak. Yang ini keren banget." la
menunjukkan foto kami berdua. Dengan posisi aku
memeluknya dari belakang, dan ia sedikit
menoleh padaku yang sedang memperhatikannya.
Sangat bagus, memang. Apalagi didukung oleh
viewdi belakang kami.
"lya, bagus banget," jawabku singkat sembari tidur
di pangkuannya. Entah mengapa, tiba-tiba saja
aku ingin melakukan ini.
"Kenapa, Kak?" tanya Reina kaget.
"Enggak. Pengen aja, Rei. Boleh, kan?" tanyaku
sambil memandangnya.
la mengangguk dan malah memainkan rambutku.
Lalu mengusap-usap keningku dengan
telunjuknya. Sementara aku gantian melihat foto-
foto kemarin.