Descargar la aplicación
11.6% Shadow of Love / Chapter 29: Mengapa dulu kamu selalu mengabaikanku

Capítulo 29: Mengapa dulu kamu selalu mengabaikanku

"Sayang … taukah kamu ,dari dulu hingga detik ini. kamu selalu memikat hatiku. aku benar-benar mencintaimu … jadilah milikku sepenuhnya nita "

"Jadilah milikmu?…bukannya tadi kamu bilang aku adalah milikmu "

Mereka berdua saling bertatapan penuh arti. Hans menatap anita lekat, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. menebak arti ucapan anita dengan ekspresi wajah tidak percaya.

"Benarkah …"

"… menurutmu…”

"Apakah ini berarti kamu setuju untuk pulang kerumah bersamaku ?" ucap hans dengan ekspresi wajah was-was.

Anita terlihat tersenyum kecil, membalas menatap kearah hans dengan tatapan hangat. "Rumahmu terlalu besar untukku. aku lebih senang tinggal di apartementku sekarang ... karena lebih dekat untuk kekantor"

Hans menatap anita terpana, masih dengan rasa tidak percaya ia lalu berkata "Ohh aku mengerti. kalau begitu bolehkah aku yang pindah tinggal di apartement bersamamu?." tanya hans dengan nada berhati-hati sambil terus menatap anita penuh harap.

tidak disangka anita tampak tersenyum cerah padanya dan menganggukkan kepalanya mengiyakan.

hans langsung menarik nafas lega. menebar senyum cerah pada wajah menawannya, dan ciuman lembut langsung mendarat kebibir sensual anita, mereka kemudian saling berpelukan erat dan saling berbalas senyum bahagia...

Anita merasakan jatuh cinta lagi pada suaminya itu. ia jatuh cinta lagi padanya untuk yang kedua kalinya. dan seolah langsung menghapus segala kesalahan hans bertahun tahun padanya hanya dalam sekian detik kemudian....

Mendadak ia kini memandang hans dengan perspective berbeda. pria dihadapannya itu kini terlihat begitu tampan dan penuh pesona, dengan senyuman begitu indah, meluluh lantakkan hatinya.

Hans memeluk pinggang anita dari belakang. menyandarkan dagunya dibahu anita dengan manja. "Kamu sudah bangun … "sapa anita tersenyum mesra menyambutnya. langsung menoleh kekanan dan membelai puncak kepala hans dengan lembut.

Hans menganggukkan kepalanya dibahu anita. wajahnya masih tampak berantakan, dengan muka bantalnya yang menunjukan bahwa ia baru saja bangun dari tidur. "Aku sudah masak sarapan untukmu.… kita makan dulu sebelum berangkat kekantor okay …" ujar anita auto membalikkan badan menghadap kearah suaminya itu. ia langsung meninggalkan cucian bekas peralatan masaknya diwastafel begitu saja dan membalikkan tubuh hans kedepan lalu mendorongnya menuju ke meja makan didepan mereka.

Anita membuka kursi untuk hans , menyuruhnya duduk disana sementara ia menyajikan pancakes hangat yang baru ia masak barusan kehadapan suaminya itu.Anita lalu menuangkan saos maple diatas pancakes hangat itu, dan membubuhinya dengan parutan keju sebagai topping, tidak lupa menyajikan segelas susu hangat sebagai pendamping pancakes.

"Sayang, ini enak sekali … pancakes buatan kamu sangat lembut. aku suka…" puji hans, matanya yang semula malas untuk membuka berubah berbinar cerah menatap anita. menunjukkan bahwa ia benar-benar menyukai pancake buatan anita itu sincerely.

"Kalau begitu makan yang banyak … " Anita duduk disampingnya dan langsung menambahkan lagi satu lembar pancake hangat ke piring putih milik hans.

"Pasti ! … aku mau dua lagi” jawab hans exited.

“Hmmm……apakah kamu sengaja memberiku susu agar bisa melayanimu lagi pagi ini…" ucap hans lagi dengan nada santai, sengaja menggoda anita dan terus menatapnya penasaran. wajah anita seketika berubah memerah hingga membuat telinga dan pipinya blushing akibat tidak dapat menahan rasa malu.

ia tahu hans sengaja menggoda dirinya. namun tetap saja, ia merasa canggung untuk urusan itu.

Huhhh dasar tidak tahu malu ! pagi-pagi sudah kumat gombalnya. umpat anita dalam hati.

"Ihh jangan ngaco kamu ! dirumah mamah selalu membiasakanku untuk minum susu hangat setiap pagi. bagus untuk kesehatan tulang. aku pikir kamu juga begitu …"

"Ahh…Masa sihh…"

"Sungguh !" ucap anita polos. langsung memasang wajah super serius demi untuk meyakinkan hans. Hans terlihat tidak dapat menahan rasa gemasnya pada reaksi malu isterinya itu. tiba-tiba hans sudah menempelkan bibirnya di dibibir anita.

"A-Apa yang kamu lakukan …"

"Aku sangat lapar dan ingin memakanmu … boleh ?… "

Hans adalah pria yang telah ia ijinkan menyentuh tubuhnya sebagai suaminya. bagaimana mungkin ia bisa tahan dengan tatapan mata yang begitu sexy dan mematikan itu. seketika setiap gerakan hans seperti sengaja menekan dengan kuat ketubuh anita.

Aroma tubuh hans yang begitu khas masuk kehidung anita. membuatnya dapat merasakan hawa panas tubuh hans yang menembus piyama tipisnya. nafas anita kian tidak beraturan. tangannya gemetar memegang ujung kursi makan yang dingin dan halus. wajahnya kian memerah ketika bibir hans kian mendekat dan berada kurang dari satu inch dari bibirnya. dengan bulu mata yang bergetar ia menutup matanya sambil menahan nafasnya yang memburu menanti pergerakan selanjutnya dari suaminya itu, namun tanpa diduga hans tiba-tiba menghentikan aksi dan hanya mengamati wajahnya saja untuk beberapa saat lamanya.

Anita auto membuka matanya kembali dan merasa malu setengah mati.

Hans tampak tersenyum kecil. ia kembali mendekatkan bibirnya pada bibir anita, namun kemudian ia sengaja berdiam diri kembali dan hanya saling bertatapan penuh arti. ciuman yang tanggung ini adalah ciuman yang paling menggoda. sekaligus paling merangsang. beberapa kali anita sudah mulai terangsang dan hampir bergerak membalas mencium hans. namun hans hanya memancingnya saja. sebelum kemudian hans benar-benar menyentuhkan bibirnya lekat dan menciumnya dengan panas.

perlahan aliran kuat langsung menyebar keseluruh tubuh anita. tubuhnya hanya bisa gemetaran ketika hans mencumbuinya kian liar. tubuh merekapun kembali menyatu. dan kembali bercinta dengan panas dalam pagi yang indah.

***

Hans dan anita kini tinggal bersama di apartement milik anita yang terletak di pusat kota. Hans bersedia mengikuti keinginan anita untuk tinggal bersama dengannya dan mengalah demi kebahagian isterinya itu. mereka juga sepakat merahasiakan pernikahan mereka pada rekan kerja dikantor dan relasi untuk sementara waktu. hingga proyek yang mereka sedang kerjakan bersama selesai. ini pure demi professionalitas kerja saja.

hans menyanggupi keinginan anita itu tanpa syarat. yang terpenting baginya, ia kini dapat hidup bersama dengan anita dalam satu rumah sebagai sepasang suami isteri saja sudah lebih dari cukup.

Setiap hari sepulang kerja mereka akan menghabiskan waktu mereka dengan bercinta dan terus bercinta.

Mereka kini seolah sedang menikmati masa pengantin baru mereka yang sempat tertunda kala itu. "Sayang kenapa kamu dulu selalu mengabaikanku" ucap hans lembut. seperti biasa, sepulang bekerja mereka akan bercengkrama. duduk disofa panjang diruang tamu apartment. sambil menonton televisi yang menghadap kedinding kaca apartment dengan view kota Jakarta.

Hans tampak merebahkan kepalanya di pangkuan anita sambil memeluk satu tangan anita dengan mesra. mereka terlihat menikmati irisan buah semangka dan juice yang ditaruh diatas meja.

"Benarkah.... aku tidak merasa demikian..."

"Kamu dulu bahkan tidak pernah sekalipun mau membalas pesan yang kutulis dimedia sosialmu"

"Ohhh. karena dulu aku benar benar tidak mengenalmu hans. aku sangat membatasi contact dengan orang asing di media sosial.... karena banyak spam.... dari dulu mamah selalu melarangku untuk tidak sembarangan berbicara dengan orang asing. btw apakah kamu mengenalku sebelumnya?"

"Hufft dasar gadis bodoh ! bagaimana mungkin aku tidak mengenalmu ! bahkan demi kamu ... aku sampai rela harus ngekost disamping indekost kamu yang sempit dan panashanya demi untuk mendapat perhatian kamu saat itu .... tidak disangka usahaku sia-sia belaka. ternyata kamu memang betul-betul bodoh.... bahkan hingga kini kamu tidak mengenali aku yang dulu. dasar jahat!"

"Hahaha Maafkan aku hans.... tapi aku benar benar tidak tahu tentangmu hahaha.. I'm sorry. maafkan kebodohanku saat itu …" ucap anita polos. sambil tertawa dan memainkan kedua pipi hans dalam pangkuannya.

Hans mendengakkan wajahnya keatas.

menatap wajah anita dengan perasaan kagum seperti biasanya. lalu mengecup tangan anita dipelukannya dengan lembut.

"Sayang. mari kita mempunyai banyak anak dimasa depan. kita berdua sama-sama anak tunggal. rasanya kesepian bukan ?, tidak mempunyai teman bermain dan bertengkar didalam rumah … dulu saat kecil, aku suka iri pada teman-temanku yang mempunyai banyak siblings "

Anita hanya tersenyum kecil, terus mendengarkan keluhan suaminya sambil mengunyah irisan kecil buah semangka didalam mulutnya.

"Apa yang kau inginkan … anak laki-laki atau perempuan ?" tanya hans, namun tanpa menunggu jawabban anita. ia menunjukkan keinginannya sendiri. "Aku lebih suka anak perempuan"

"Anak perempuan lebih penurut. perhatian. and cutest. ketika mereka dewasa juga tidak terlalu mengkhawatirkan, tidak seperti anak laki-laki yang pemberontak dan susah dikendalikan. kita akan selalu dibuat khawatir, mereka akan berkelahi membuat onar dan masalah besar huftttt."

Sejenak hans mengeryitkan keningnya. tampak sedang berpikir keras lalu berkata " tapi anak perempuan juga bisa lebih mengkhawatirkan. aku takut ia akan diganggu atau dipermainkan oleh pria-pria nakal… tapi itu tidak masalah ! aku akan melindungi puteri kita sehingga tidak diganggu oleh siapapun "

"Nanti aku akan menyiapkan sebuah kamar yang indah untuk anak-anak kita. aku akan membangun ruang khusus bermain. ruang melukis. sebuah ruang musik dengan piano besar didalamnya, juga segala instrument musik lainnya yang dibutuhkan … bagaimana ?…" hans kembali mendengakkan wajahnya keatas. menatap wajah anita dengan exited.

Anita menganggukkan kepalanya setuju, "Boleh... aku akan menjadi ibu yang baik untuk anak-anakmu " balas anita mesra sambil memberikan potongan buah semangka kedalam mulut hans dengan garpu perak ditangannya.

"Ahhhh, kamu memang yang terbaik sayang, itulah mengapa aku begitu memujamu. aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama melihatmu sayang... saat itu aku begitu menyukaimu hingga putus asa.”

“Sayang ……maafkan aku. karena telah membuatmu menderita sekian tahun lamanya ...aku sangat menyesal.... kala itu, sebenarnya aku hanya merasa sangat cemburu pada prastian. hingga membuatku berbuat diluar batas dan melukaimu"

"Hahhhh kamu juga tahu tentang prastian ?" ucap anita terkaget. menatap hans dengan rasa tidak percaya.

"Tentu saja !. aku tahu semua tentang dirimu.… semuanya … tanpa terlewatkan satupun " jawab hans yakin. seraya membalas tatapan anita dengan ekspresi penuh percaya diri.

"Kamu sungguh membuatku merinding…"

"Mulai saat ini. aku berencana membuatmu lebih dari sekedar merinding ... karena aku juga berencana membuatmu merintih padaku setiap hari." ucap hans sarcasm. lalu menarik ujung hidung anita dengan mesra.

"Hmmm sepertinya aku sudah tidak takut lagi dengan ancamanmu sekarang ...." ucap anita sengaja membalas menggoda hans tak kalah percaya diri.

"Hahhhh. jadi kamu sudah berani menggodaku sekarang ! " ucap hans terkejut , langsung bangkit dari posisi berbaringnya dan tertawa dengan wajah tampak bahagia.

"Kenapa kaget begitu … apakah aku tidak boleh membalasmu …"

tanpa basa basi hans langsung menyambar mulut anita yang sedang berbicara, dan mulai mencumbuinya lagi.

Anita yang kian terbiasa dengan perlakuan hans kepadanya. terbiasa dengan semua sikap impulsive yang sering ia tujukan padanya dapat menerima itu dengan segenap hatinya.

Mereka kemudian bercinta lagi dan lagi... bercinta didalam seluruh ruang diapartement itu dengan tidak tahu malu. mereka bercinta di sofa. didapur. dikamar mandi. di manapun dalam apartment itu dengan gaya bebas dan lepas. setiap hari. setiap waktu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C29
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión