Friska senang bukan main karena Dika bersedia untuk jalan-jalan berdua nanti. Ia begitu riang, sampai-sampai dirinya berputar bagaikan sedang menari. Telepon genggam masih ia pegang sedari tadi karena saking senangnya.
Ia kini sudah mulai menyukai Dika, pria yang sedari dulu tampak begitu ramah padanya. Friska sedikit menyesal, kenapa tak dari dulu seperti ini dengan pria itu. Kenapa dirinya baru sekarang ingin dekat dengan Dika. Penyesalan selalu saja datang terlambat.
"Aku harus bisa dekat terus sama Dika. Aku gak mau kalau dia sampai ngejauh," ujar Friska.
Tiba-tiba saja, hasrat untuk terus bersama dengan pria itu makin besar. Bahkan, Friska menaruh harapan pada Dika agar mereka menjalani hubungan asmara, lalu menuju ke jenjang yang lebih serius lagi. Ia yakin, kalau Dika juga suka kepadanya.