Descargar la aplicación
57.5% Sebuah Perjodohan / Chapter 23: 22. Permintaan

Capítulo 23: 22. Permintaan

Arka baru saja pulang dari apartemen kekasihnya selama satu hari penuh sejak kejadian siang kepala dipenuhi oleh seseorang yang tidak bisa dilupakan. Siapa lagi jika bukan supir wanita di jadikan tempat sampingan kerjanya.

"Damian, Papa ingin bicara sebentar. Apa kamu sibuk untuk saat ini?" Suara berat rentan, dan tegas mengagetkan lelaki yang baru saja untuk melangkah masuk kamarnya.

Sosok seorang pria paruh baya tengah berdiri tak jauh darinya. Arka melepas gagang pintu kemudian menghampiri beliau sekaligus kepala keluarga di sini.

"Tidak, Pa." Respons Arka pelan.

Albert memutar badannya kembali kesalah satu tempat mungkin bukan di kamar kerja melainkan kamar santai yang telah lama tidak ditempati olehnya sejak Arka berusia sepuluh tahun.

Albert kembali teringat masa kecil putranya, dimana kelincahan putra tunggal ketika mendapat mainan disukainya. Albert sangat sayang kepada putra satu-satunya namun perlahan semua berubah ketika kesibukan darinya membuat Arka menjaga jarak dan memilih untuk kesenangan sendiri.

"Apa yang mau Papa bicarakan?" Arka kembali bersuara setelah berada di ruangan santai yang masih tidak berubah penuh dengan koleksi mainan miliknya.

"Sekarang kamu sudah dewasa dan sudah bisa memilih dengan keinginanmu sendiri. Papa hanya minta satu terakhir darimu, apa kamu bisa menerimanya? Suatu hari nanti kamu akan mengerti maksud keinginan Papa mendesak dirimu untuk menyetujui perjodohan ini," ucap Albert membelakangi putranya sambil menyentuh mainan robot pemberian darinya.

Arka masih diam mendengar tidak menanggapi ucapan dari pria paruh baya itu.

"Apa kamu benar sangat mencintai wanita itu?" Lanjut Albert bertanya kepada putranya yang masih duduk terdiam

"Maksud Papa? Mawar?" Sambung Arka menebak dan menatap wajah yang tidak muda dan telah beruban di sela rambut hitamnya.

"Iya, benar, Mawar. Apa kamu benar mencintainya?" Ulangnya sekali lagi oleh Albert

Arka menimbang pertanyaan itu, pasti dia mencintai mawar. Dari semua wanita dia kenal hanya wanita itu membuat dirinya sedikit obsesi.

"Bisakah kamu ceritakan tentangnya?" Albert menghampiri putra yang masih duduk terdiam dengan mainan robot itu.

Arka pun tidak menolak kemudian menceritakan tentang pertemuan pertama dengan kekasihnya. Albert mendengar baik dan ikut memasang robot-robot yang belum tersusun rapi itu. Dari cara Arka menceritakan tentang wanitanya dapat Albert rasakan bahwa putranya sangat mencintai dan menyayangi nya lalu bagaimana perjodohan yang telah dijanjikan oleh sahabat baiknya itu.

"Apa kamu tetap tidak ingin mencoba bertemu wanita pilihan Papa? Dia juga tidak kalah baik dan mandiri. Mungkin kalian berdua bisa saling mengenal dulu atau berteman? Papa bahkan melihat putri sahabat dari Papa juga orang yang penurut dan tidak sembarang. Dia memiliki ciri khas berbeda dari wanita yang kamu cerita kan ke Papa. Papa bukan tidak menyukai wanitamu, tapi tidak ada salah mencoba berkenalan dulu. Papa yakin kamu akan tertarik dengannya," Kata Albert memohon sekali lagi meminta kepada putranya menerima permintaan terakhir.

Arka terdiam dan menatap beliau itu, "kenapa Papa bersihkeras meminta diriku mengenal pilihan Papa. Apa Mawar tidak pantas menjadi keluarga ini? Aku rasa dia pantas untuk di keluargaku kelak." Sepertinya Arka tidak suka perkataan dari ayahnya.

"Bukan itu, Papa tidak membandingkan siapa pun, siapa saja berhak untuk menjadi keluarga ini. Kamu harus tahu tidak semua kekayaan membawa sebuah kebahagiaan. Kamu akan tahu arti itu, bagi Papa pilihan orang tua untuk anak-anak tidak pernah salah memilih. Karena pengalaman kami sangat luas dan besar jadi suatu hari nanti dirimu akan merasakan bagaimana menjadi orang tua ketika putra putrimu telah dewasa nantinya. Jadi Papa hanya berharap coba untuk menemui pilihan Papa dan Mama. Kami tidak akan mengecewakan dirimu untuk masa depan dan juga kebahagiaan mu." Terang Albert menjelaskan kepada Arka.

Arka kembali membisu kekesalannya itu tertahan setelah beliau keluar dari kamar itu. Kini seorang diri di sana memandang sekeliling koleksi hasil pemberian ayahnya itu.

Kata-kata yang diucap oleh Ibunya sama hal dengan ayahnya. Dia benar sulit untuk memutuskan siapa yang akan dia pilih. Mawar atau pilihan calon istri dari orang tuanya.

****


next chapter

Capítulo 24: 23. Pertemuan (1)

Hari seperti biasa kegiatan kembali memberi semangat di cuaca yang cerah. Velda untuk bersiap-siap berangkat kerja.

Tetapi yang membuat dia herankan adalah kedua orang tuanya tidak untuk ke kantor. Mungkin kejadian semalam membuat Raiya kesal terhadap putrinya.

"Nanti siang Mama minta kamu kosongkan waktumu untuk pertemuan, tidak ada alasan banyak pekerjaan. Jangan buat keluarga malu hanya karena kamu mementingkan pekerjaan kotor itu!" Tegas Raiya langsung tanpa basa - basi lagi.

Velda tidak menanggapi lebih memilih bersiap untuk berangkat kerja. Hari Sabtu pekerjaan yang santai, dia bisa berkumpul dengan teman-teman kru di sana.

Untuk pekerjaan sebagai sopir dari pria menyebalkan itu kosong. Dia lega tidak ada yang mengganggu keseharian itu. Buat apa dia memikirkan orang seperti itu hanya kesenangan sendiri.

"Non!" Sumber suara dari depan rumah ketika Velda akan meninggalkan tempat rumah kompleks itu.

Dia pun menoleh, "iya, Bi." Bibi Zaina berlari kecil membawa sesuatu dari tangannya.

"Ini diminta sama nyonya nanti siang untuk acara pertemuan jangan lupa diganti," kata Bibi Zaina menyerahkan bungkusan tas tentengan pada Velda.

Velda menerima dan mengintip sejenak baju pertemuan pertama kali dia pakai acara perjodohan itu. Hanya ada helaan napas pendek darinya, sedangkan Bibi Zaina hanya bisa mengelus lengan putih dari putri majikan tersebut.

"Bibi berharap acara pertemuan ini lancar ya, turuti saja kemauan nyonya. Bibi yakin semua akan baik-baik saja, jangan terlalu banyak dipikirkan," ucap Bibi Zaina memberi nasihat dan semangat untuk putri majikannya itu.

Velda menatap wajah yang sudah keriput dan beruban itu. Dia kembali teringat dimana pengasuhnya memberi dorongan padanya saat ibu dan ayahnya sibuk dengan pekerjaan kantor. Hanya Bibi Zaina untuk keluarga kedua.

"Makasih, Bi. Nanti aku pakai di acara pertemuan siang, kalau begitu aku berangkat dulu ya." Velda menggantungkan bungkusan tas tentengan di gagang sepedanya.

****

Kediaman Kalandra, Arka baru saja bangun dari mimpinya seharian begadang saat percakapan dengan beliau di rumah ini. Pagi ini paling malas adalah untuk ke kantor pekerjaan dihari Sabtu adalah untuk bersantai.

Diraih HP canggihnya memeriksa pesan masuk atau email dari pembisnis lainnya bahkan dari teman-teman segudang minuman. Dia keluar dari kamar sambil melihat HP miliknya menuju dapur.

Mega sedang sibuk dengan alat dapur sarapan untuk dua orang tersayangnya. Dirumah sederhana tanpa pembantu rumah tangga pekerjaan sendiri-sendiri itu adalah bagi Hana seorang wanita yang mandiri dan teliti setiap rumah tempatinya.

Mega memang tidak memperkerjakan seorang pembantu di rumah, karena dia tidak mempercayai pekerja jika ditinggalkan seorang diri di rumah dengan barang mewah dan antik tersebut. Walau pun besar untuk Hana telah biasa mengerjakan sendiri.

Arka membuka kulkas dan meraih sebotol minuman bersoda dari sana. Kalau kepala keluarga Albert sedang menikmati secangkir teh hangat, beliau tidak diizinkan untuk minum berkafean.

Plak!

"Aww!" Desis Arka secara mendadak pukulan untuk sarapan pagi telah dihidangkan..

Mega memukul bahu putra tunggalnya, seorang wanita semakin berlanjut namun masih awet muda tetap sama sifat masa remaja. Beginilah suasana rumah ketika berkumpul itu. Kesibukan masing-masing tidak akan meninggalkan jejak harmonis keluarga Kalandra.

"Sudah berapa kali Mama bilang pagi-pagi jangan minum bersoda dingin! Tidak kasihan dengan badanmu itu yang sehat itu, heh?! Tidak rokok, soda, minuman dingin?!" Arka telah mendapat omelan di pagi hari.

Tingkah keras kepala dari Arka turun menurut dari ayahnya. Tapi sekarang beliau telah mengurangi kafean dan bersoda sejak dia diagnosis jantung. Usia yang sudah berlanjut kesehatan pun lebih diutamakan.

"Baru juga sekali, tidak sering juga kok, Ma!" Protes Arka membantah perlawanan dari ibunya itu.

"Apa baru sekali? Kamu mengira mama tidak tahu berapa kali kamu minum bersoda? Di kantor sering kamu konsumsi, di kafe? Diskotik? Mau mengelak apa lagi?" Arka tidak bisa menjawab bersembunyi pun percuma tetap ketahuan.

"Sudahlah, Ma. Aku bukan anak kecil yang asyik manggut mendengar cemoohan mama mulu! Aku bisa jaga sendiri kesehatan!" Sikut Arka kesal sendiri.

Perdebatan ibu dan anak di dapur pun berlangsung setelah itu Albert menyusul ke dapur suasana rumah ini entah sampai kapan berlangsung.

"Damian nanti siang apa kamu sibuk?" Suara berat dan tegas itu menghentikan perdebatan dari mereka.

Arka terdiam sebentar dan menoleh arah sumber suara itu, "tidak, Pa." Jawabnya

"Nanti siang Papa harap kamu bisa hadir di acara pertemuan terakhir ini. Apa kamu keberatan?" Ucap Albert memohon

Arka terdiam beberapa detik suasana hening kemudian dia pun menjawab, "tidak, Pa. Damian akan hadir."

Albert mengembuskan napas panjang, "baguslah, Papa harap kamu bisa mempertimbangkan setelah pertemuan itu berlangsung." Ujarnya lalu kembali ke tempat santai tersebut.

Arka hanya bisa melihat sosok punggung lebar dulu sering memikulnya. Dan sekarang telah menyusut rapuh mungkin kelak dia akan seperti dirinya.

Mega kembali melakukan perkerjaan rumah tangga keheningan kembali sunyi hanya di iringi suara kompor listrik dan air kran..


Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C23
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank 200+ Clasificación PS
Stone 0 Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión

tip Comentario de párrafo

¡La función de comentarios de párrafo ya está en la Web! Mueva el mouse sobre cualquier párrafo y haga clic en el icono para agregar su comentario.

Además, siempre puedes desactivarlo en Ajustes.

ENTIENDO