También te puede interesar
Comentario de párrafo
¡La función de comentarios de párrafo ya está en la Web! Mueva el mouse sobre cualquier párrafo y haga clic en el icono para agregar su comentario.
Además, siempre puedes desactivarlo en Ajustes.
ENTIENDO
Capítulo 15: Bab15 Serpihan Hati Yang Hilang(1)
Melewati jalan yang sepi dengan roda mobil yang melaju kencang. Pikiran kosong hati yang galau. Mendadak ada cahaya datang yang menyilaukan mata di balik jalan yang menikung. Ada bus malam yang mengambil jalan agak ke tengah sehingga memakan jalan lawan arah. Duar!! Tabrakan tidak bisa dihindari. Mobil sedan itu ringsek demikian juga kabin bus. Penumpang bus berhamburan keluar. Tidak lama warga yang tidak jauh dari lokasi berdatangan untuk membantu evakuasi korban.
Datang polisi dan disusul ambulan segera melarikan korban ke rumah sakit terdekat.
Malam itu Ny Indah gelisah, malam sudah larut namun Raja belum juga pulang.
"Sabda! coba kamu cari tahu ke mana kakakmu pergi! hingga malam ini belum pulang." Pinta Ny Indah kepada Sabda.
"Bukannya Kak Raja makan malam bersama temannya.Ma?" Kata Sabda kepada Mamanya.
"Iya, tapi mengapa sampai larut malam begini belum pulang?" Kata Nyonya Indah kembali.
"Coba kamu telepon teman kakakmu barangkali ada yang tahu!" Pinta Ny Indah kepada Sabda.
"Tapi Sabda tidak punya nomer telepon teman Kak Raja Ma." Jawab Sabda kepada Mamanya.
Tiba-tiba Suara telepon berbunyi. Nyonya Indah segera menerimanya.
Dan benar, Telepon dari kepolisian yang mengabarkan keadaan Raja yang berada di ruang ICU sebuah rumah sakit tidak jauh dari tempat kejadian.
Nyonya Indah tampak kaget dan tubuhnya lemas mendengar kabar dari telepon yang baru diterimanya.
"Ada apa Ma?" Tanya Sabda kepada Mamanya.
"Kakakmu kecelakaan Sabda." Jawab Ny Indah kepada Sabda.
"Sekarang Kak Raja ada dimana Ma?" Tanya Sabda kepada Mamanya.
"Di Rumah Sakit tidak jauh dari sini, kita segera ke sana." Kata Nyonya Indah Kepada Sabda.
Malam itu juga Ny Indah Pak Karta dan Sabda bergegas ke rumah sakit yang dikabarkan merawat Raja.
"Hati-hati Pa! Jangan ngebut." Pesan Ny Indah kepada Pak Karta yang sedang kemudikan mobil.
"Iya Ma, tetapi kita harus cepat ke rumah sakit agar segera ada tindakan medis." Tidak lama mobil itu sampai ke Rumah Sakit yang di tuju. Pak Karta, Ny Indah dan Sabda segera mencari tahu ada di mana Raja.
Mereka menuju ruang informasi dan menanyakan kepada penjaga.
"Selamat malam Suster! Kami mencari tahu pasien korban kecelakaan yang baru masuk ke Rumah Sakit ini." Tanya Pak Karta kepada Suster penjaga ruang informasi.
"Sebentar Pak saya cari di buku tamu pasien yang datang hari ini, siapa nama pasien dan dari mana pak." Tanya suster penjaga kepada Pak Karta.
"Nama pasien Raja, asal dari perumahan Surya Residence Kampung Baru." Terang pak Karta.
Suster penjaga itu mengamati satu persatu pasien yang masuk di hari itu. Hingga akhirnya menemukan pasien yang di maksud.
"Pasien atas nama Raja ada di ruang tengah pak, di ruang ICU." Terang suster penjaga itu kepada Pak Karta.
"Baik, terima kasih." Ucap pak Karta kepada Suster penjaga.
Pak Karta dan keluarga segera menuju ruangan tersebut. Di lobi sebuah ruangan ICU ada Dokter dan beberapa tenaga medis sedang melakukan tindakan darurat untuk pasien.
"Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya pak karta kepada Dokter.
"Kami sedang melakukan tindakan medis sebaiknya Bapak tunggu di luar dulu." Pinta Dokter kepada Pak Karta.
Pak Karta dan keluarga menunggu diluar ruangan ICU.
Senin pagi Syifa harus mempersiapkan diri untuk masuk sekolah. Semenjak Nenek Syifa sering sakit-sakitan pekerjaan rumah tangga sering Syifa lakuan sendiri. Mencuci masak belanja bahkan menjadi buruh borongan sebuah industri rumahan yang tidak jauh dari rumahnya.
Semenjak kehilangan Ibunya sebagai penopang hidupnya terpaksa Dia harus berjuang menghidupi diri dan Neneknya. Hal itu yang membuat Dia sebagai gadis remaja yang dewasa sebelum waktunya.
"Nek Syifa berangkat dulu ke sekolah, Nenek di rumah saja, makanan dan minuman buat nenek sudah Syifa siapkan di meja makan. Nanti kalau perlu ke mana-mana tunggu Syifa pulang." Kata Syifa sambil berpamitan untuk berangkat ke sekolah.
Dengn berjalan kaki menyusuri jalan kampung Syifa berangkat sekolah hingga sampai pada tempat biasa Ia menunggu angkot terasa ada yang kurang. Syifa melihat jarum jam, waktu sudah semakin siang. Sabda yang biasa menghampiri dirinya tidak kunjung datang. Akhirnya Ia memutuskan untuk naik angkot hingga sampai sekolahan.
"Syifa tunggu! tumben agak siang kamu berangkat, Sabda mana?" Tanya Dewi sambil jalan bersama Syifa.
"Aku berangkat naik angkot. Biasanya Sabda menghampiriku di jalan, tetapi aku tidak menemukannya. Barangkali Dia berangkat lebih dulu dan meninggalkan aku karena aku tidak ada di sana." Terang Syifa kepada Dewi.
Bel masuk berbunyi hingga Guru matematika pak jhon memulai pelajaran Sabda belum juga tampak di kelas.
Suara handphon Pak Jhon berbunyi seketika itu juga pak Jhon mengangkatnya. Tidak lama percakapan dalam handphon itu hingga pak Jhon menutup handphonnya.
"Anak-anak hari ini Sabda tidak masuk Sekolah karena sedang menunggu kakaknya yang berada di rumah sakit akibat kecelakaan tadi malam. Dan keluarganya masih mencari orang yang mau mendonorkan darahnya untuk Kakaknya karena stok di rumah sakit tidak ada untuk golongan darah O. Barangkali diantara kalian semua yang golongan darahnya O bisa menghubungi keluarganya." Kata Pak Jhon menyampaikan apa yang dipesankan oleh wakil kepala sekolah kepada semua siswa.
Semua Siswa saling bertukar pandang dan Syifa nampak cemas dari yang lainnya.
"Ada apa Syifa? kamu tampak seperti orang shock mendengar kabar dari Pak Jhon tadi." Tanya Dewi teman sebangkunya.
"Tidak apa-apa aku hanya cemas saja." Jawab Syifa tanpa menceritakan pertemuannya dengan Raja tadi malam.
"Dewi! maukah kamu sepulang sekolah nanti menemaniku ke rumah sakit tengok keadaan Raja kakak Sabda." Pinta Syifa kepada Dewi.
"Baiklah, sepertinya hari ini aku bisa. Tetapi apa kamu tahu di rumah sakit mana kakak Raja dirawat." Kata Dewi kepada Syifa.
"Aku tahu rumah Sabda, kita tanya keluarganya yang ada di rumah." Terang Syifa kepada Dewi.
Bel sekolah berbunyi tanda pelajaran telah usai. Semua siswa segera berkemas kembali pulang ke rumah masing-masing.
"Dewi! Jadi ya menemaniku tengok Kakak Sabda ke rumah sakit?" Tanya Syifa kepada Dewi.
"Iya, kita ketemu di halte biasa setelah makan siang." Jawab Dewi kepada Syifa. Syifa dan Dewi pulang ke rumah masing-masing. Syifa segera menengok Neneknya untuk memastikan Ia baik-baik saja.
"Nenek siang ini sudah makan?" Tanya Syifa kepada Neneknya.
"Nenek menunggu Syifa pulang." Kata nenek kepada Syifa.
"Baiklah kita makan siang bersama nek" Tutur Syifa sambil menghangatkan sayur dan lauk tadi pagi. Tidak lama kemudian menu makan siang telah tersaji di meja makan.
Syifa segera menghampiri Neneknya yang berada di kamar dan memapahnya keluar hingga duduk di meja makan.