Tiba-tiba saja kepalaku terasa sakit sekali, tapi aku menahannya. Aku tak mau menunjukkan rasa sakitku di hadapan Haku. Dengan terpaksa ku hentikan tawaku, menatap ke arah lain sembari terdiam. Aku memijat sebentar kepalaku agar rasa sakitnya berkurang.
"Kau tak apa, Rei?" tanya Tasaki. Aku menggelengkan kepalaku.
"Tak apa, hanya terasa sakit sedikit," jawabku.
"Jika kau merasa kepalamu terasa sakit, aku bisa memberikan obat pereda nyeri," kata Haku. Aku pun memintanya. Aku lupa membawa obat pereda nyeriku.
"Dasar! Kau itu pekerja keras, makanya jangan terlalu banyak menatap layar komputer, dan istirahat sejenak," ucap Haku, dia memberikanku nasihat sembari mengambil obat miliknya yang tersimpan di laci nakas.
"Ya, akhir-akhir ini aku terus bergadang, mungkin inilah penyebab kepalaku sakit," balasku. Dia pun memberikan obat itu. Segeralah aku mengonsumsinya.