"Kamu berani mengambil yang sudah menjadi menjadi milikku," teriak wanita gila itu.
"Seharusnya kamu sadar diri, kamu yang sudah merebut miliku. Dasar tidak tahu malu," geram Lyra.
"Beraninya kamu mengatakan hal itu padaku!!"
"Tentu saja aku berani, karena aku bukan pengecut sepertimu. Yang hanya bisa mengaku – ngaku dan tidak tahu malu," ejek Lyra.
"Sudah Lyra cukup-"
"Tidak Steve, dia harus di beri pelajaran. Lagi pula dia ini tidak tahu malu," geram Lyra.
"Hei, beraninya kamu mengatakan hal itu!!"
"Tentu saja aku berani, bukan sepertimu bodoh," ujar Lyra melipatkan tangannya di depan dada. Gadis itu langsung menampar pipi Lyra dengan keras. Lyra tersenyum dan mengangkat kembali wajahnya lalu tersenyum.
"Kenapa kamu tersenyum seperti itu, apa kamu sudah kehabisan kata – kata untuk menghinaku?" tanyanya.
"Dengar ya, aku tidak akan pernah kehabisan kata – kata. Apalagi jika berhadapa dengan orang sepertimu."