Descargar la aplicación
64.91% Re:START/if / Chapter 36: Great War Records 04 - Penyihir Cahaya dan Sang Ahli Pedang IV

Capítulo 36: Great War Records 04 - Penyihir Cahaya dan Sang Ahli Pedang IV

Melihat malaikat buatan tersebut seakan terdiam pada tempatnya, Dart menghampiri Penyihir Agung dan membentak, "Oi! Kenapa dia malah diam!?" Penyihir Agung melirik tajam melihat tingkah tidak sopan itu. Tidak mempermasalahkannya, Penyihir Agung paham kalau sekarang bukan saatnya untuk berselisih karena musuh dunia benar-benar muncul di hadapan semua orang dan berusaha untuk sabar.

"Mavis tidak punya informasi mobilitas secara horizontal .... Dalam bentuk itu, dia membuang informasi yang tidak perlu dan meningkatkan informasi untuk bisa mencapai bentuk tersebut .... Intinya, dia hanya bisa bergerak ke atas dan bawah. Tentu saja, informasi untuk dapat menyerang atau merusak objek lain juga hilang, itu digantikan dengan informasi kuat untuk melindungi diri ...."

"Eh? Bagaimana dia bisa bertarung kalau seperti itu?!"

"Tenaglah, bocah." Quon menghampiri mereka, lalu menepuk pundak Dart. "Kita benar-benar tertolong oleh malaikat itu. Kalau tidak ada makhluk itu, iblis sialan di sana pasti sudah menerjang ke arah kita semua ...."

"Kita?" Dart menoleh ke arah Quon. Saat melihat orang-orang di belakang pria tua tersebut, para penyihir, pasukan kekaisaran, dan kerajaan berdiri bersebelahan dan melihat ke arah yang sama. Pemuda itu sadar kalau medan pertempuran yang dirinya tahu telah menghilang. Perasaan dan harapan semua orang di tempatnya berdiri menjadi satu, yaitu berharap Mavis bisa mengalahkan Iblis tersebut dan membalaskan kematian orang-orang yang telah dibunuh oleh makhluk persimbolan dari kejahatan itu.

"Mungkin ini kejam ..., tapi .... lupakan saja amarahmu, bocah. Ini sudah bukan lagi peperangan antar negeri, ini ... peperangan untuk keselamatan dunia. Kalau yang muncul itu salah satu iblis tingkat atas, ada kemungkinan Iblis tingkat atas lainnya akan terpanggil dan segel Raja Iblis di daratan itu akan terlepas ...."

"Iblis di sana kemungkinan besar Belphegor," ucap Penyihir Agung. Mendengar itu, Quon bertambah cemas dan melihat ke arah Iblis di atas Aldebaran.

"Dia benar-benar salah satu Pangeran Neraka itu? Kalau begitu, mungkin saja pada iblis tingkat atas lain ...."

Dart tidak paham apa yang dibicarakan Quon dan Penyihir Agung, dirinya tidak tahu-menahu tentang masalah Iblis atau semacamnya. Saat suara tawa iblis yang sangat terdengar lantang, perhatiannya dan semua orang kembali terarah pada kedua Mavis dan Iblis tersebut.

Mavis bergerak lambat ke depan, beberapa sentimeter dalam setiap tiga puluh detik. Melihat mobilitas selambat itu, Iblis mulai berbaring dan tidur malas-malasan di atas Aldebaran seakan menghina malaikat tersebut. Dart di permukaan melihat itu dengan rasa geram, rasa marah harus mempercayakan kemenangan melawan Iblis kepada Mavis membuat harga diri pemuda itu terusik.

Dengan cepat Dart duduk sila di atas permukaan tanah becek, lalu masuk dalam mode meditasi instan. Dalam hitungan kurang dari sepuluh detik, Ia masuk ke dalam alam bawah sadar dan mulai menyerap Mana alam untuk memulihkan stamina, dan dalam hitungan satu menit seperdelapan staminanya pulih.

Kembali berdiri, Dart menggunakan teknik meditasi pasif untuk mengumpulkan Ether dari udara dan mengubahnya menjadi Mana untuk diserap dalam tubuh. Dengan membagi konsentrasinya, Ia melakukan itu dengan sendirinya seperti layaknya bernapas. Quon dan Penyihir Agung terkejut melihat pemuda itu bisa manipulasi Mana seoptimal itu.

Tidak memedulikan sekitarnya, Dart langsung meloncat dan menggunakan Mana padat untuk melesat ke udara. Dalam hitungan kurang dari dua puluh detik, pemuda itu sampai pada ketinggian yang sama dengan Mavis. Sampai di hadapan malaikat buatan tersebut, Dart langsung membuat pedang Mana padat dan melesat cepat ke arah Iblis menggunakan Mana padat sebagai pijakkan di udara.

"Teknik Pedang ... Cakar Tunggal!!"

Sebuah tebasan mengarah tepat ke leher Iblis yang terbaring santai di atas lantai Aldebaran. Seakan tidak menganggap serangan tersebut sebagai ancaman, Iblis tersebut hanya mengangkat jari telunjuk dari salah satu tangannya dan menghentikan serangan Dart. Tepat di ujung kuku panjang Iblis, tebasan Dart tertahan. Mendarat di atas Aldebaran dan mengganti posisi pedangnya ke tangan kiri, Dart menebas secara diagonal ke arah kepala Iblis.

Iblis tersebut meloncat menghindar, lalu menjaga jarak dari Dart. Secara insting Iblis itu sadar kalau manusia yang datang menyerangnya menggunakan teknik aneh yang dapat mengganggu konsentrasi kepadatan kegelapan yang menjadi konstruksi tubuhnya. Mengamati pedang Mana yang bersinar putih milik Dart, sang Iblis paham kalau pedang tersebut dapat menghisap kekuatan dari objek yang ditebasnya.

"Kha! Kha!" Iblis tersebut merentangkan keempat tangannya, lalu kembali mengambil senjata sambit raksasa yang diletakkan di atas lantai. Pada keempat sabit tersebut, mulai terpancar aura gelap dan mengerikan.

Iblis mengayunkan salah satu sabitnya ke arah Dart dengan sangat cepat. Seakan tidak memedulikan datangnya serangan itu, Dart hanya berdiri tegak tanpa memasang kuda-kuda. Pada saat sabit akan mengenai lehernya, pemuda tersebut menghilang dari tempatnya dan tiba-tiba kembali muncul satu meter tepat di depan sang Iblis. Dart langsung menusukkan pedangnya ke arah dada Iblis. Tidak bisa mengantisipasi hal tersebut, Iblis itu tertusuk dan Mana hitam terserap masuk ke dalam pedang.

Kesakitan kekuatannya terhisap, Iblis itu mengayunkan ketiga sabitnya ke arah dirinya sendiri untuk menghabisi Dart. Pemuda itu meloncat cepat ke belakang dan menghindar, ketiga sabit tersebut menusuk tubuh Iblis itu sendiri tanpa bisa melukai Dart. Mencabut senjata dari tubuh, luka pada Iblis tersebut yang muncul karena sabit pulih dengan cepat. Tetapi, luka pada dada butuh jeda waktu lebih lama untuk sembuh karena kekuatan untuk mempertahankan bentuknya diserap.

"Sebanyak apa kekuatan yang dimilikinya? Bahkan pedangku sampai menghitam," pikir Dart. Pemuda itu menghilangkan pedang Mana yang sudah tercemar, lalu kembali menciptakan pedang Mana lainnya dalam genggaman kedua tangan. Bersiap bertarung kembali, tiba-tiba rasa nyeri menyerang pemuda tersebut dan membuat konsentrasi pudar. Pedang pada genggaman tangannya mulai buyar dan bentuknya tidak stabil.

Melihat kesempatan yang ada, sang Iblis mengayunkan keempat senjatanya secara bersamaan ke arah Dart. Pemuda itu langsung berguling ke kanan, lalu memaksakan kembali tubuhnya untuk memeras Mana dalam tubuh dan membuat pijakan di udara untuk meloncat ke arah Mavis.

Mengepakkan sayap dan terbang mengejar Dart, Iblis hitam itu mengayunkan salah satu sabitnya dengan kencang. Dart berbalik di udara dan menahan serangan tersebut dengan pedang Mana yang tidak stabil. Crang!! Pedangnya pecah dan hancur berkeping-keping. Saat serangan sabetan sabit datang lagi, punggung pemuda tersebut menabrak Mavis. Menyeringai gelap, Ia bergelantungan pada malaikat buatan tersebut dan menjadikannya perisai.

Sabetan Iblis mengenai sihir pelindung Mavis. Secara sistematis, malaikat buatan tersebut melakukan reaksi atas serangan pada dirinya. Kembali mengatur Rune berbentuk aneh di belakang, Mavis kembali menarik pedang cahaya dari dimensi yang lebih tinggi menggunakan distorsi ruang. Menyalurkan cahayanya dan memperpanjang pedang, Mavis langsung menebas Iblis di hadapannya. Tubuh Iblis tersebut terbelah menjadi dua, tetapi dalam hitungan detik menyatu kembali dengan cepat. Sebelum menyatu secara penuh, Dart meloncat ke arahnya menggunakan Mana yang dipadatkan dan menebas iblis tersebut.

Serangan itu telak mengenai dada Iblis dan membuat luka secara diagonal. Memegang kepala Iblis tersebut dan bergelantungan, Dart menyeringai gelap bahkan sampai menakuti sang Iblis. Tangan kiri Dart yang memegang kepala Iblis perlahan terbakar api biru. Tidak memedulikan hal tersebut, pemuda itu langsung menusuk-nusuk tubuh iblis dengan brutal. Lima tusukan, pedang berubah menjadi gelap. Membuat kembali pedang Mana padat lain dalam hitungan detik, pemuda itu menusuk-nusuk tubuh iblis lagi.

Iblis menjerit kesakitan, suaranya terdengar mengerikan dan membawa teror ke permukaan. Mengayunkan keempat senjatanya untuk menyerang Dart, pemuda tersebut menjatuhkan dirinya ke bawah dan menghindar. Api yang membakar tangan kirinya padam, luka bakar parah membuat pemuda tersebut benar-benar tidak bisa menggunakan tangannya untuk menggenggam senjata. Saat dirinya menutup mata dan pasrah jatuh ke bawah, tiba-tiba dirinya ditangkap oleh sesuatu yang lembut dan diangkat ke atas. Membuka mata, Dart melihat dirinya didekap Mavis dengan sayapnya.

"Kenapa kau ...."

Dart terlihat bingung. Tetapi saat mendengar rintihan Iblis yang semakin keras, pemuda itu langsung memanjat melalui sayap Mavis dan bergelantungan pada bahu malaikat buatan tersebut. Mavis kembali melakukan mobilitas secara vertikal ke atas, lalu berhadapan langsung dengan sang Iblis yang bentuknya semakin kacau karena konstruksi bentuknya di dunia nyata rusak.

Melihat Iblis hitam itu berusaha meregenerasi bentuknya, Dart benar-benar tidak percaya ada makhluk yang masih bisa bergerak setelah vitalitasnya diserap habis-habisan. Mavis menyentuh kepala Dart dengan lembut, pemuda tersebut tersentak kaget dan menoleh ke arah malaikat buatan yang dijadikan tempat bergelantungan bahunya. Sebelum Dart sadar, Mavis telah mendekatkan bibirnya dan langsung mencium Dart.

"Eh ....?"

Wajah pemuda tersebut terbalak bingung. Tetapi satu detik kemudian, ribuan informasi yang tidak diketahui Dart mengalir deras dalam pikiran dan membuat kepala pemuda tersebut terasa akan meledak. Dalam informasi yang masuk ke dalam dirinya, Dart semakin tahu orang seperti apa Mavis itu. Perasaan seri terakhir Intara Hexe tersebut masuk ke dalam Dart. Rasa sedih, murka, dan bahkan kepingan kenangan masuk ke dalam diri pemuda itu.

Saat Mavis menghentikan ciumannya, air mata mengalir keluar dari pemuda berambut hitam tersebut. Itu pertama kalinya bagi Dart merasakan emosi yang begitu kuat, murni, dan tulus dalam hidupnya. Sebelum pemuda itu sadar, sebuah sayap tunggal keluar merobek pakaian dari punggung kanannya, dan sayap yang dimiliki Mavis hanya tersisa sebelah kiri. Pada detik itu, informasi kedua individu tersebut terbagi secara merata dan menjadi sosok malaikat utuh dalam satu kesatuan.

Mavis menggenggam telapak tangan kanan Dart dengan kedua tangan, kedua individu tersebut mulai menyinkronkan kekuatan mereka menjadi satu. Cahaya sangat terang memancar keluar dari tubuh mereka, bagaikan sebuah matahari di tengah malam yang menyinari daratan. Paham apa yang ingin dilakukan Mavis, Dart mulai mengulurkan tangan kenannya ke depan bersama dengan seri kelima Intara Hexe tersebut. Pemadatan Mana berbentuk pedang tercipta dalam genggaman pemuda tersebut, lalu langsung memanjang dan menusuk tubuh Iblis yang berusaha meregenerasi bentuk fisiknya.

Pedang Mana itu mulai menyerap kegelapan dari sang Iblis, membuat warnanya berubah hitam. Sebelum mencemari pedang secara penuh, Mavis memegang punggung tangan Dart dan menyalurkan kekuatan suci ke dalam pedang, lalu mulai menyucikan kekuatan kegelapan sang Iblis yang terhisap. Dalam siklus menghisap kekuatan dan disucikan, Iblis perwakilan sifat malas tersebut meronta-ronta dan berusaha mencabut pedang. Tetapi seakan menempel dengan erat, pedang tersebut mulai menyatu dengan tubuh Iblis dan perlahan menghancurkan bentuk fisiknya.

Cahaya memancar semakin terang dari Mavis dan Dart, dan terus melakukan penyucian pada sang Iblis. Sebelum suci secara menyeluruh, Iblis hitam tersebut memotong salah satu tangannya. Tubuh Iblis itu hancur dan lenyap menjadi butiran cahaya. Tetapi pada tangannya yang terpotong, perlahan mulai terbentuk tubuh sang Iblis dalam ukuran kecil kurang dari satu meter.

Mengepakkan sayap selaput hitam, Iblis tersebut segera melesat ke atas lebih tinggi dari Mavis dan Dart. Merentangkan kedua tangan dengan tergesa-gesa dan penuh kepanikan, sebuah pancaran aura hitam keluar dari tubuhnya dan melesat ke langit. Dalam hitungan detik, sebuah obor besar berwarna keemasan datang dari arah Pegunungan Pengabadian. Di atas obor tersebut menyala api berwarna hitam kebiruan, dan mengeluarkan suara mengerikan dari jiwa-jiwa gentayangan.

"Kýrie, voithíste me!" suara keluar dari mulut sang Iblis. Sosok Iblis hitam tersebut memeluk obor dengan kedua tangannya, dan mulai mengaktifkan objek yang berfungsi sebagai katalis dan medium tersebut.

Beberapa detik setelah itu, langit mendung kembali berpusar spiral pada satu titik dan membentuk sebuah pola aneh. Awan gelap yang ada di langit mulai membentuk huruf dan angka dalam jumlah ratusan dengan ukuran besar, dan membentuk struktur lingkaran sihir kegelapan dalam sekala raksasa. Melihat hal tersebut, Penyihir Agung yang berada di permukaan sadar kalau struktur yang terbentuk dari awal itu adalah sihir pemanggilan makhluk dari dimensi lain.

"Jangan biarkan dia memanggil Iblis lagi!!!" teriak Penyihir Agung.

Mendengar hal tersebut, Mavis dan Dart yang telah menyatukan informasi dan kekuatan mereka melakukan pergerakan bebas di udara. Melesat terbang ke arah sang Iblis, mereka kembali mengayunkan pedang cahaya dan melenyapkan Iblis Belphegor secara penuh. Kembali mengangkat pedang, mereka berdua memotong obor keemasan yang menjadi katalis dan medium pemanggilan.

Rasa lega sesaat terasa dalam benak Penyihir Agung. Tetapi sadar kalau pusaran awan di langit tidak menghilang, rasa lega itu hilang dalam seketika. Gerbang telah terbuka, di dalam pusaran awan mulai keluar tangan tengkorak raksasa yang diselimuti daging busuk pada bagian sendinya. Tangan tersebut sangat besar, bahkan jemarinya saja sudah memiliki panjang rata-rata lebih dari tujuh meter.

"Tidak mungkin ..., itu ... sang Raja Iblis yang tersegel dalam ... penjara ruang abadi itu? Tidak mungkin ... hal ini ...."

Penyihir Agung menggigil ketakutan saat melihat tangan yang ukurannya sangat besar tersebut keluar ke dunia. Meski hanya melihat tangan yang keluar sampai pergelengan saja dari pusaran awan, dirinya yang pernah menjelajah beberapa dimensi tahu sosok apa itu. Wujud dari kehancuran, awal dari kekacauan di Peperangan Dewa dan Iblis, sang Raja Iblis Kuno, Odrania Dies Orion.

"Kalau malapetaka itu datang ke dunia ini ..., kiamat akan ...."

Memaksa tubuh gemetarnya bergerak, Penyihir Agung sesegera membuat struktur sihir di udara dan mempersiapkan sihir ruang skala raksasa. Melihat sosok yang selalu tenang itu gemetar ketakutan, Quon yang berada di dekatnya ikut takut dan mulai paham betapa mengerikannya sosok yang perlahan keluar dari awan tersebut.

"Master, apa yan―"

"Jangan ganggu aku dulu!"

Selesai mempersiapkan sihirnya, Penyihir Agung mengompres lingkaran sihir berdiameter lima meter menjadi sekecil telapak tangan. Membuka telapak tangan kanan ke atas, sebuah pancaran cahaya di tembakkan ke udara, melewati ketinggian Mavis dan Dart, melesat lurus ke arah tangan tengkorak raksasa yang keluar dari balik awan.

Beberapa belas meter dari tangan raksasa tersebut, pancaran cahaya yang ditembakkan tersebut berubah menjadi lingkaran sihir raksasa selebar dua puluh lima meter. Memancarkan cahaya keunguan, sebuah distorsi ruang terjadi dalam skala besar. Distorsi tersebut sangat tidak stabil, tidak seperti pusaran awan di langit.

Perlahan ruang di sekitar lingkaran sihir tersebut mulai pecah. Dari pecahan celah dimensi itu, sebuah tangan bersisik dan berkuku tajam keluar. Mendobrak dengan paksa, seekor Naga raksasa berkulit hitam keluar dari celah dimensi yang tercipta dari lingkaran sihir yang mulai menghilang. Sosok tersebut adalah Naga Hitam yang dikurung di Dunia Astral, sang pembawa malapetaka dan kehancuran. Mengepakkan sayap dan terbang di langit, naga tersebut meraung dengan keras sampai daratan seakan berguncang.

"Kenapa kau memanggil naga pembawa malapetaka itu!?" tanya Quon dengan panik.

"A ... ke-kenapa yang datang Naga Hitam? Bukannya struktur ruang itu terhubung dengan tempat Ifrit ...?"

Penyihir Agung tidak memperkirakannya, sosok yang diharap datang untuk membantu ternyata adalah sebuah malapetaka lain. Merentangkan kedua sayapnya lebar-lebar, Naga raksasa tersebut menyemburkan bola api magma raksasa ke permukaan. Menghadang bola api raksasa tersebut, Dart dan Mavis memasang pelindung sihir dan menahannya. Bola api itu meledak di udara, terpencar dan menjadi hujan api dalam jangkauan luas. Di daratan, orang-orang berlarian kocar-kacir menghindari hujan api tersebut. Ada beberapa yang tertimpa dan terbakar, dan juga ada yang mati terkena ledakkan.

Kembali menyiapkan serangannya, Naga Hitam tiba-tiba digenggam dari belakang oleh tangan tengkorak raksasa yang keluar dari pusaran awan. Kekuatan Naga Hitam terhisap, sosok perkasa tersebut meronta kesakitan. Secara insting Naga Hitam tersebut paham kalau musuhnya adalah sosok tangan raksasa yang menyerangnya. Meningkatkan suhu di sekitar tubuh, Naga Hitam tersebut membuat tekanan udara untuk mendorong genggaman tangan raksasa tersebut untuk melepaskan diri.

Terbang menjaga jarak, Naga Hitam membuka mulutnya dan mengumpulkan Ether untuk membentuknya menjadi bola plasma merah gelap. Menembakkan bola peledak tersebut, serangan telak mengenai tangan raksasa itu dan membuat hempasan udara sangat kuat yang bahkan sampai orang-orang di daratan terhentak tekanan.

Asap di sekitar tangan raksasa perlahan tersingkir, tetapi sosok tangan raksasa tersebut tidak hancur dan hanya mendapat luka bakar pada daging busuk di sekitar sendi jari-jarinya. Karena serangan Naga Hitam tersebut, distorsi di awan mulai tidak stabil dan mulai tertutup. Sadar akan hal tersebut, tangan tengkorak raksasa tersebut kembali ke tempatnya dan pergi tanpa perlawanan. Sebelum pergi sepenuhnya, sesaat suara terdengar.

"óloi me periménoun ...."

Tidak ada yang memperhatikan suara tersebut, malapetaka yang masih tersisa di langit membuat setiap orang di daratan menggigil takut. Naga Hitam dikenal sebagai sosok pembawa kehancuran. Setiap kali monster tersebut datang tanpa peringatan, Ia membawa kehancuran di tempat yang dilewatinya. Entah itu di kerajaan atau kekaisaran, semua orang di benua Michigan paham akan kengerian makhluk tersebut yang hampir setara dengan kengerian Iblis.

Segera menggunakan sihir melayang dan terbang ke arah Mavis dan Dart, Penyihir Agung menyiapkan sihir skala besar di telapak tangannya. "Bawa makhluk itu ke dekat celah dimensi!" teriaknya.

Mavis dan Dart mulai terbang ke arah Naga Hitam, lalu memasang perisai cahaya dalam ukuran besar dan mendorong Naga Hitam tersebut. Tidak sudi kembali ke tempatnya, sang naga mengepakkan sayapnya dan mendorong balik.

Penyihir Agung sampai di depan celah dimensi yang terbuka, lalu dengan segera mengaktifkan segel pada Naga Hitam yang dipasang oleh para Dewa untuk mengurung sosok pembawa malapetaka tersebut di Dunia Astral. Rantai-rantai keluar dari celah dimensi, lalu mengikat sayap, kedua kaki, badan, dan leher naga tersebut, dan menyeretnya kembali ke Dunia Astral. Melayang pergi dari depan celah dimensi yang terbuka, Penyihir Agung membuat lingkaran sihir kembali dan menembakkan sihir cahaya untuk mendorong masuk Naga Hitam kembali ke Dunia Astral.

Setelah Naga Hitam berhasil terusir dari dunia nyata, sesegera Penyihir Agung membuat lingkaran sihir raksasa dan menutup ruang dimensi yang pecah tersebut. Dalam hitungan detik, seperti waktu diputar balik, celah dimensi yang terhubung dengan Dunia Astral tersebut tertutup.

Awal gelap di langit menyingkir dengan cepat karena hempasan angin yang keluar sangat kencang saat celah dimensi tertutup. Langit malam penuh bintang datang menjadi penanda berakhirnya pertempuran. Tenaga Penyihir Agung habis dan sihirnya terlepas. Jatuh dari ketinggian, Dart dan Mavis menangkapnya dengan sayap mereka. Belum sepuluh detik melayang di udara, perubahan malaikat Mavis habis dan ketiga orang tersebut jatuh ke bawah dengan cepat.

Melihat mereka jatuh, Quon memanipulasi Mana yang menyelimuti tangannya menjadi ular dan menangkap ketiga orang tersebut sebelum membentur tanah dengan keras, lalu menurunkan mereka dengan mulus. Terkapar di atas tanah berlumpur, ketiga orang tersebut benar-benar kelelahan dan sama sekali tidak bergerak.

Semua orang bersorak secara serentak, penuh meriah dan senang karena kemenangan mereka. Pihak Miquoator, Kekaisaran Urzia, dan Kerajaan Felixia bersatu dalam kebersamaan rasa senang karena kemenangan yang didapat atas iblis dan dampak kemunculan Naga Hitam yang tidak terlalu parah dari biasanya saat naga tersebut muncul. Memang ada beberapa orang dari masing-masing pihak yang tidak suka dengan keselarasan tersebut, tetapi memang mayoritas orang yang ada di tempat itu merasa senang atas kemenangan mereka melawan Iblis dan mencegah kehancuran skala besar yang terjadi saat seekor Naga Hitam datang ke dunia nyata.

Peperangan di Lembah Gersang tersebut berakhir, hasil yang didapat semua pihak adalah kerugian besar-besaran dalam berbagai aspek. Tidak ada pemenang jelas pada salah satu perang massal di masa Perang Besar tersebut, hanya ada kerugian besar dan semua pihak menarik pasukan masing-masing sampai markas utama. Ketiga pihak menarik pasukan mundur dan benar-benar memasuki masa genjatan senjata tidak resmi dalam alur peperangan di benua Michigan. Kekaisaran menarik mundur pasukan utama sampai Ibukota, Kerajaan Felixia sampai daerah dataran tinggi di Pegunungan Perbatasan, dan Miquator kembali ke daerah kota di pesisir pantainya. Dalam peperangan di daerah tanah genting tersebut, sekitar lima ribu orang meninggal pada peperangan tersebut dari ketiga pihak, dan mereka juga kehilangan sosok-sosok penting yang menjadi aset berharga masing-masing negeri.

Pada pihak Kekaisaran, korban jiwa hampir mencapai seribu lima ratus jiwa. Bukan hanya itu saja yang diderita kekaisaran, salah satu Komandan Zodiak, Li Qiang Chen sang Naga meninggal dalam peperangan juga berdampak cukup parah dari garis peperangan di selatan kekaisaran dan membuat mereka harus menarik pasukan mundur sampai Ibukota untuk mengadakan rapat mengenai lanjutan dari invasi mereka.

Tetapi, itu hanyalah sebuah kehilangan yang diderita kekaisaran pada peperangan di Lembah Gersang. Pada zona peperangan di tempat lain yang dilakukan kekaisaran, mereka mengalami kekalahan sangat telak lanjutan dari invasi pulau barat yang dilakukan kerajaan Moloia. Pasukan dari negeri yang mengandalkan teknologi tersebut melanjutkan serangan dengan menyeberang ke daratan utama kekaisaran, dan menggempur habis-habisan para Komandan Zodiak yang masih berada di daerah perbatasan laut.

Pada penggempuran tersebut, hampir semua Komandan Zodiak mati, kecuali sang Ular yang selamat dari perang di Lembah Gersang dan sang Macan yang selamat dari gempuran pasukan Moloia. Tikus, Kerbau, Monyet, Kelinci telah mati pada peperangan sebelumnya, dan pada gempuran pasukan Moloia tersebut, Kuda, Ayam, Anjing, Babi, Kambing, juga ikut mati. Ditambah kematian sang Naga, dari 12 Komandan Zodiak benar-benar dua Komandan saja yang tersisa, yaitu Ular dan Macan.

Dalam kekosongan kursi komandan secara massal tersebut, Kaisar dari Urzia bertitah untuk mengajukan gencatan senjata sementara dan meminta kepada Kerajaan Moloia untuk berhenti menyerang. Untuk mau memenuhi permintaan, kerajaan yang memiliki sistem mesin kalkulasi tingkat tinggi tersebut mengajukan syarat untuk dapat memiliki beberapa tambang di daerah garis pantai barat daratan utama kekaisaran. Kaisar menyetujui hal tersebut dengan cepat dan invasi kerajaan Moloia berhenti menginvasi. Tetapi dalam perjanjian tersebut ada sebuah hal yang janggal, yaitu pemimpin dari kedua pihak tidak bertemu secara langsung dan hanya mengirimkan satu surat khusus pada saat yang bersamaan seakan telah tahu kalau masing-masing pihak akan mengambil tindakan yang diprediksi kedua belah pihak.

Setelah kesepakatan gencatan senjata tersebut disetujui oleh kedua belah pihak, beberapa bulan kemudian Kekaisaran Urzia mengalami konflik internal dari pihak para Demi-human yang masih ingin berperang dan menganggap diri mereka mampu. Alasan tersebut muncul karena rasa dendam, sebab sebagian besar pasukan di garis pantai barat yang digempur dan terbunuh oleh pasukan Kerajaan Moloia adalah ras Demi-human.

Untuk Kota Sihir, Miquator, pihak tersebutlah yang mendapat kerugian terberat mengingat sumber daya yang dimiliki sangat sedikit. Negara Kota tersebut kehilangan enam ratus penyihir, dan lebih dari seratus ekor Wyvern jinak. Selain kerugian tersebut, keempat seri Homunculus Intara Hexe yang menjadi kekuatan utama Miquatror telah tiada dan hanya tinggal seri terakhir saja, itu pun dengan kondisi tidak bisa dikatakan layak sebagai penyihir karena kerusakan kepribadian yang diderita.

Dari semua kerugian yang ada, yang paling berdampak adalah hancurnya pulau melayang, Aldebaran, dan tidak bisa diperbaiki lagi karena kerusakan yang ada sudah terlalu parah. Dari tiga pulau melayang yang dimiliki pihak Miquator, hanya Aldebaran yang bisa digunakan untuk mobilitas dan memiliki sihir pelindung kuat untuk digunakan sebagai benteng melayang.

Pada pihak Kerajaan Felixia, negeri tersebut mengalami kerugian paling besar dalam peperangan. Dari semua korban jiwa yang tumbang di medan peperangan Lembah Gersang, yang paling banyak adalah dari pasukan Kerajaan Felixia karena tertimpa pulau melayang. Bukan hanya itu saja kerugian besar yang diderita Felixia, hilangnya dua kepala Keluarga Bangsawan Utama membuat dampak besar dalam bidang politik negeri tersebut.

Sosok-sosok penting pihak Kerajaan Felixia yang meninggal dalam perang salah satunya adalah Kepala Keluarga Luke, Madis Luke. Hilangnya kepala keluarga Luke berarti sama saja Felixia kehilangan senjata utama, dan itu menurunkan moralitas dan semangat para prajurit yang ada untuk berperang. Dalam kasus umum, putra sulung akan menjadi penerus keluarga tersebut. Tetapi karena Gariad Luke juga meninggal dalam perang, secara otomatis Dart Luke yang masih sangat muda menjadi Kepala Keluarga Luke ke 5. Pada hierarki keluarga utama tersebut, terjadi keruntuhan besar karena Keluarga Cabang, Shieal, semua keturunannya tidak tersisa dan mati bersama tuan mereka di medan perang. Hasil dari hal tersebut adalah menurunnya martabat Luke di mata para bangsawan kerajaan Felixia.

Pada Keluarga Bangsawan Utama Rein, mereka juga kehilangan Kepala Keluarga karena ledakan dari serangan Iblis hitam yang direfleksikan, lalu terpental dan meledak di garis belakang Felixia pada peperangan Lembah Gersang. Setelah kematian Michara Dima Rein, putra sulung di keluarga tersebut, Thomas Rein, diangkat menjadi Kepala Keluarga Rein selanjutnya. Tidak seperti Luke yang tidak memiliki keturunan lagi selain Dart, Michara Dima Rein yang memiliki banyak istri dan anak meninggalkan beberapa konflik dalam keluarga Rein karena tidak menulis surat wasiat resmi penyerahan Kepala Keluarga. Meski begitu, masalah tersebut hanya terjadi secara internal dan selesai dengan cepat meski ada beberapa yang protes karena kepala keluarga selanjutnya masih sangat muda.

Dari semua kerugian yang diderita Kerajaan Felixia, yang paling mengejutkan adalah kabar yang datang dua bulan setelah perang di Lembah Gersang. Ratu dari Kerajaan Felixia meninggal dunia di kediamannya yang berada di Ibukota, Millia. Kabar tersebut mengguncang seluruh hierarki kebangsawanan Kerajaan karena belum ada kandidat resmi untuk dijadikan suami Tuan Putri Kerjaan Felixia, untuk menjadikannya pasangan Raja dan Ratu selanjutnya.

Putri dari mendiang ratu sudah berumur matang untuk menikah, tetapi calon yang pantas seperti raja sebelumnya belum ada. Dari rapat para senat Kerajaan Felixia yang diadakan beberapa hari sebelum pemakaman Ratu, nama Gaiel muncul menjadi kandidat terkuat dan menyingkirkan nama bangsawan-bangsawan lain. Lima minggu setelah pemakaman sang Ratu, Gaiel dan Tuan Putri Huanian Dalia vi Felixia menikah secara resmi di Ibukota Kerajaan Felixia.

Selang kurang dari satu bulan, kedua sosok tersebut langsung diangkat menjadi Raja dan Ratu oleh para anggota Keimanan Kerajaan Felixia. Nama marga Gaiel berubah, dan dirinya menjadi Gaiel vi Felixia, sosok pemimpin kerajaan yang menjalin kontrak dengan para Roh Agung Dunia Astral, sekaligus suami dari Ratu ke 5 Kerajaan Felixia, Huanian Dalia vi Felixia.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C36
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión