Descargar la aplicación
68.43% RE: Creator God / Chapter 258: CH.258 Ratusan Pedang

Capítulo 258: CH.258 Ratusan Pedang

Kurasa selama ini mungkin aku terlalu meremehkan apa yang akan kuhadapi. Pikiranku selama ini kuatur bahwa aku dewa, aku kuat. Namun dengan pikiran seperti ini, aku tidak bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih kuat karena tidak melatih diri.

Niatku adalah melawan Kuroshin, dia adalah raja para dewa. Tentu saja buat pencuri kekuatan seperti dia, tanpa berlatih pun bisa. Dia menang licik bahkan sebelum pertarungan dimulai. Memang keterlaluan Kuroshin itu.

Sekarang yang bisa kulakukan adalah terus melatih diri. Itu yang kupikirkan, tetapi di dunia yang setenang ini mana bisa? Paling kondisi yang menegangkan hanyalah ketika portal monster ini terbuka saja, tidak lebih dari itu.

Mungkin setelah pertarungan ini, aku harus merenungkan kembali apa tujuan hidupku karena yang kulakukan selama ini hanya mencari kebahagiaanku, bukan ketenangan. Buat apa bahagia, tetapi di dalam diriku masih kacau dan tidak teratur.

Walau di dalam kebahagiaanku, mungkin yang terus kulakukan adalah memikirkan apa yang akan terjadi, apa yang harus kuhadapi, bagaimana kedepannya. Sama seperti orang yang masalahnya belum selesai, perasaan gelisah juga ada padaku.

"Tolong bukakan kotak kayu pertama yang sudah diturunkan di gerbang sekolah. Saatnya aku menunjukkan kekuatan telekinesisku."

"Sudah saatnyakah menjadi Blade Dancer?"

"Bukan Blade Dancer oi. Lagipula di dunia ini tidak seperti di Heiya Jurai, di dunia ini selain portal monster ini hanya ada ketenangan."

Oh ya, kalau disuruh memilih class, aku biasa memilih yang penuh stealth alias job class Assassin. Buat karakterku yang dulu, ini sangat cocok sekali sejak aku menutupi indetitasku dengan rapat. Namun buat sekarang juga tidak masalah, keadaan seperti ini tidak akan terduga.

Itu semua berguna kalau sisi gelap dunia mana pun aku ikuti. Biasanya Assassin terafiliasi dengan apa yang jahat dan tidak bermoral. Namun bukan berarti semua Assassin buruk, tergantung pribadi masing-masing pada akhirnya sih kalau aku mau bilang.

Kalau apa yang dikatakan Jurai tadi soal Blade Dancer, ini job class yang paling mengandalkan kecepatan, sama seperti Assassin. Hanya saja kalau Assassin satu atau dua pedang pendek, kalau Blade Dancer dua pedang panjang.

Maka apa yang mau kulakukan dengan pedang lebih dari dua ini, tidak bisa dihitung sebagai job class Blade Dancer, tetapi sebagai Psychic Blader. Tidak pernah ada yang menggunakan class ini sejak seorang Psychic Blader setara dengan Magic Swordman yang bisa menggunakan mana, tetapi lebih memilih untuk mengarahkannya ke pedang.

"Untuk suatu alasan, kurasa aku iri kepada Terra atau dunia ini. Mungkin Logiate juga, sejak tidak ada monster di sana sama sekali."

"Tenang bukan berarti semua tanpa masalah Jurai, di mana pun kita berada, masalah juga semakin bervariasi dan mengikuti keadaan yang ada."

Di Logiate memang tidak ada monster, seperti kata Jurai, tetapi masalah yang kuhadapi di sana adalah ancaman akan penyihir-penyihir. Baru pertama kali aku tidak menuntaskan masalahku sampai total sejak aku tidak punya resolusi untuk melawan kedua orang tua asuhku.

Jujur tidak pernah terbesit dalam benakku bahwa orang yang paling dekat denganku, mengenal diriku, mengetahui isi pikiranku seiring aku berbicara, malah justru yang jahat. Tidak, tidak, aku tidak bisa mengklasifikasi mereka jahat sejak aku tidak melihat dengan kedua mataku sendiri.

Seseorang sepertiku tidak boleh judgemental yang terus-terusan menilai orang hanya sekedipan mata atau dengan kata lain tidak melihat keseluruhan orang itu. Kebiasaan burukku yang selalu membuat prediksi ini mengarahkanku pada sifat judgemental.

"Kurasa kau tidak salah juga. Ah kelihatannya mereka mulai kelelahan lagi, sebaiknya bersiaplah untuk berpindah tempat dengan mereka lagi. Pertama 10 pedang ya?"

"Ya, mengeluarkan puluhan saja itu sudah cukup membantu. Hanya saja begitu, semakin banyak obyek yang kukontrol, gerakannya makin simpel."

Jangan katakan kalau aku bisa mengontrol pedang-pedang ini dengan telekinesis, lalu aku bisa menggerakan semuanya ini dengan mudah. Sejak awal aku tidak mengharapkan bisa menang dengan mudah, tetapi menang tanpa cacat.

Menang mudah itu hanya bisa dilakukan oleh karakter seperti Jurai yang suka membantu dengan kekuatan tak terbatasnya. Juga setelah itu dia seorang raja pula, ketika melawan dewa, namanya terkenal di antara banyak orang di dunia Heiya.

Jadi berpikir, yang dengan mudah dan tanpa berpikir berlebihan, pindah dari satu dunia ke dunia lain hanya kami bertiga dan pasangan juga keluarga kami. Sejak dulu aku mengenal Jurai dan Shin, aku tahu hidupku tidak lagi biasa, tetapi menjadi extraordinary.

Buat seorang dewa mengharapkan apa yang biasa-biasa saja itu hampir sama mengatakan untuk hidupnya tidak pernah ada. Lah mau bagaimana, sejak awal, keberadaan kita sudah pasti di ketahui oleh petinggi kayangan, tidak bisa lepas dari mereka.

"Lagi!! Tukar tempat lagi!!"

"Aku mendengar itu! Ayo Kiera, kita berdansa."

Jika orang lain hanya menggunakan satu tipe job class, kalau buatku kenapa tidak semua jadi satu? Menggabungkan Blade Dancer dengan Psychic Blader akan mendapatkan sensasi menggunakan pedang yang begitu luar biasa.

Tidak, tidak, itu masih biasa, mungkin kalau menambahkan job class yang berbau penyihir itu lebih menyenangkan. Karena kalau aku sudah mengontrol pedang sebanyak ini, menggunakan sihir offensive itu tidak mungkin. Bisa dikatakan yang paling tepat adalah job class Buffer.

Dunia ini bukan seperti game yang kubuat yaitu Albheit Online. Di dunia asli, tidak ada batasan orang mau melakukan apa, jadi kreativitas orang bermain ikut andil. Selama mampu, semuanya bisa jadi, itu yang membuat semuanya jadi menyenangkan dan berbeda.

"Sayang, sebaiknya kita bagi medan perang jadi dua supaya pedangmu tidak sampai di tempatku. Tetapkan radiusnya, jangan lebihi itu."

"Ahh maaf, maaf, ini terlalu menyenangkan."

Waktu itu aku pernah melawan orang yang juga mengontrol pedang-pedang dengan telekinesis. Aku tidak tahu kalian ingat atau tidak, tetapi sewaktu di Kimino, salah satu sihir memungkinkan musuh dari Imperial Arkness bisa menggendalikan pedang dari jauh.

Tentu saja apa yang kupikirkan ini, itu semua karena terinspirasi dari itu. Lagipula aku tidak perlu sihir yang sama dan harus mengetahui dasar-dasarnya untuk bisa menggunakan sihir itu. Sejak awal portal saja ada bermacam-macam, teori di baliknya pun juga berbeda.

Seingatku ada portal instan yang memakai lingkaran sihir, siapa pun yang ada di dalam lingkaran itu akan terteleportasi, sekali pakai. Ada juga yang portal seperti milikku yang kugunakan sekarang yaitu portal yang menghubungkan dua titik alias dua arah bukan satu arah seperti yang portal instan miliki.

Eh tunggu, seingatku Jurai juga memiliki sihir portal sepertiku bukan? Jangan-jangan selama ini sebenarnya aku tidak perlu membukakan pintu portal untuknya? Ahhh, mengesalkan sekali kondisi ini.

Ya sudahlah, itu tidak penting sekarang, yang ada di hadapanku itu para monster berintelegensi. Jadi seperti yang sudah kukatakan tadi, aku tidak boleh meremehkan mereka sama sekali. Sekali meremehkan, jatuhlah diriku dan yang lain pada kekalahan.

"Satu… dua… tiga… empat. Fuh~ membunuh beberapa monster sekaligus itu sensasinya luar biasa."

"Sin, Sin, sekarang aku jadi berpikir untuk apa kita sampai tegang kalau dirimu setenang ini? Bahkan menikmati pertarungan ini malahan."

"Hei, hei, jangan meremehkan musuh-musuh ini! Monster-monster ini pintar membuat strategi juga, bukankah aku sudah bilang begitu."

Shin dan Jurai berbicara di belakangku. Oh ya walau ada jarak di antara kami, pendengaranku sudah terlatih sejak dulu. Tidak seperti cara dulu yang otak mengingat otomatis kebiasaanku, tetapi aku menduplikasi kejadian itu dan melatih otak memoriku dari situ.

Sama seperti bertarung, buat yang sudah sering bertarung, tubuhnya akan luwes dan bergerak sendiri bahkan tanpa berpikir terlalu banyak. Terkadang pengalaman ini gunanya untuk membangun ini. Hidupku sebagai Lucifer 3000 tahun di kondisi sulit melatihku kurasa.

Jangan anggap setelah 3000 tahun aku kembali dan Demonirya damai-damai saja tanpa perjuangan panjang. Setelah melewati Time Paradox waktu itu, aku akhirnya mengingat apa yang kulalui sebagai Lucifer. Otak memoriku mengarahkanku untuk melakukan apa yang benar-benar sama seperti yang kulakukan dulu.

Perjuanganku untuk Demonirya dapat membuatku untuk bisa mengatur kekuatanku sedemikian rupa. Namun pengalaman 3000 tahun pun masih kurang, sejak di Demonirya tidak ada musuh yang dapat membuatku bisa mundur dengan paksa.

Di Terra tidak mungkin, sejak tidak ada monster di sana. Nah, mulai di Kimino itu baru berbeda, monster kelas 9 dapat membuatku menghindar dengan insting. Kalau monster kelas 10, membuatku jatuh koma 1 tahun kurang lebih.

"Ini kurang menyenangkan. Buka semua kotak pedang!!"

"Hah? Seriusan kau Sin?"

"Hei, pedang ini kan milikku, kenapa tidak?"

Pegawaiku dengan cepat tanggap langsung membuka sisa 49 kotak kayu yang masing-masing berisi sepuluh pedang. Walau ini akan benar-benar menguras mana, tetapi musuh-musuh mulai main keroyokan, terlalu banyak dari yang bisa kutangani dengan dua belas pedang saja.

Berat kalau aku mau bilang, mengerahkan telekinesis ke 500 pedang sekaligus itu artinya membagi pikiranku juga jadi 500 lebih satu yang menjadi utamanya. Kurasa Psychic Blader itu bukan job class main-main ya?

Di mata orang, yang kulakukan ini sama saja membuat tornado pedang. Kalau aku menggendalikan pedang untuk melawan satu per satu, itu terlalu kompleks. Makanya tepat seperti yang orang lain pedang, ini adalah tornado pedang yaitu satu pedang berputar dalam radius tertentu.

"Gila, gila, pedang sampai 500 ini mengerikan sekali kalau dilihat sekedipan mata. Hei Jurai, kau kan punya kekuatan tak terbatas, bisa seperti kakakmu tidak?"

"Kau bercanda denganku? Yang dilakukan Sin adalah membagi pikirannya jadi 500, walau diriku kuat secara status, tubuh dan otakku masih manusia, tidak mungkin."

"Kalau begitu kenapa Sin bisa, dia juga masih manusia secara tubuh dan otak lho?"

Hahahaha, bahkan di tengah pertarungan yang menyibukanku ini, aku masih bisa mendengar lelucon dari Shin dan Jurai. Namun apa yang dikatakan Shin memang benar, bagaimana aku bisa walau aku masih manusia biasa dalam hal tubuh dan otak?

Jawabannya cuma satu, yaitu terletak pada perbedaan pengalaman antara kami. Jurai memang kuat karena kekuatan tak terbatasnya, tetapi pengalamannya 'masih terbatas'. Itu kenapa otakku yang mampu mengingat memori puluhan ribu tahun juga sanggup mengendalikan ratusan pedang ini.

Pada akhirnya aku masih menang dari Jurai hanya karena perbedaan pengalaman. Kekuatan tak terbatas, tidak menjamin kemenangan, hanya menjamin dirimu tidak akan mudah terluka dan kemenangan lebih mudah diraih. Lebih mudah, bukan pasti menang. Selama orang dengan pengalaman banyak belum hilang, orang dengan kekuatan tak terbatas tidak terlalu dibutuhkan.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C258
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión