Descargar la aplicación
29.7% RE: Creator God / Chapter 112: CH.112 Panggilan Darurat

Capítulo 112: CH.112 Panggilan Darurat

Sebenarnya aku mau mengikuti mama dan Koshiyu, tetapi kondisiku sekarang tidak memungkinkan aku untuk pergi. Aku bisa saja pergi, tetapi akan membebani diriku lebih lagi. Juga Koshiyu sudah mengatakan untuk aku istirahat di sini saja.

[Kalau kau bisa pergi, apa kau mau Kioku?]

'Ah kalian. Kalau mau sih mau saja, tetapi kalau sampai Koshiyu tahu aku melanggar perkataannya….'

[Itu hanya sekedar perkataan bukan? Itu bukan perintah atau janji.]

Yang mereka katakan ada benarnya sih, kalau perintah atau janji bersifat mengikat. Tetapi yang mereka maksud bahwa kalau aku bisa pergi apa? Bukannya pada dasarnya aku memang bisa pergi ya?

[Bukan itu yang kami maksud, kalau kau bisa menghilangkan kondisi sakitmu itu apa kau akan tetap pergi Kioku?]

'Ada cara untuk menghilangkan kondisi sakitku sekarang ini!? Tentu saja aku akan pergi!'

[Kami akui kegigihanmu dan rasa pedulimu. Tunggu sebentar, kami akan merapalkan mantra agar kondisi sakitmu hilang.]

Benar saja, setelah menunggu sebentar aku menjadi segar lagi. Seolah-olah aku tidak pernah sakit sebelumnya. Tidak membuang waktu lebih lama lagi aku mengambil sebuah pakaian dari dalam lemariku dan langsung menggantinya.

Setelah itu aku langsung keluar menuju lapangan luas agar aku bisa terbang dengan leluasa. Namun sialnya aku bertemu dengan tiga temanku, Eriana, Fuukou, dan Midori. Kurasa mereka bertiga lah yang menjadi pengganti Koshiyu untuk menjagaku.

"Nona Kioku!? Kenapa kau berjalan-jalan keluar!? Seharusnya nona Kioku masih di dalam kamar beristirahat karena masih sakit."

"Sakit? Tidak bisa kah kalian lihat aku bahwa aku sehat seperti ini? Sudah aku mau pergi dulu, jangan cari aku karena aku tidak tahu kapan aku pulang, tolong sampaikan ke semuanya bahwa ini mungkin akan jadi masalah penting skala besar."

Kenapa aku bisa langsung memutuskan bahwa ini adalah masalah skala besar? Karena mama tidak pernah sepanik itu sebelumnya. Jujur mama adalah orang yang paling tenang menghadapi segala masalah. Kalau sampai panik berarti ini bukan masalah kecil.

"LeFiera."

Dengan sekali tendangan aku langsung terbang ke angkasa menuju istana di kota pusat. Seperti biasa, ke mana pun aku pergi empat monster penjagaku pasti selalu ada. Entah bagaimana mereka sekarang bisa terbang sendiri mengikutiku dan merasakan kepergianku.

"Kalian langsung merespon ya? Baguslah reflek kalian tidak berkurang. Ikuti aku dengan cepat."

Aku terlalu membuang waktu tadi. Walau kecepatan terbangku lebih cepat dari kecepatan kereta kuda, tetapi mereka sudah berangkat lebih dulu dari aku. Seharusnya kereta kuda yang mama tunggangi sudah sampai di istana.

Kalau saja aku tadi mengambil keputusan lebih cepat, seharusnya aku bisa mengimbangi kecepatan kereta kuda yang mama tunggangi jadi sama-sama sampai di istana bersamaan. Arghh disesali pun percuma, yang penting aku harus bergegas sekarang.

"Ah itu dia, aku lihat mama barusan keluar dari kereta kuda, berarti aku tidak terlalu terlambat!"

Sesampainya aku di luar istana aku baru melihat mama yang berlari keluar menuju dalam istana. Otomatis saja aku langsung turun dari ketinggian dan menemui mama. Namun tampaknya Koshiyu bersama dengan mama juga.

"Mama, ada apa yang terjadi?"

"Kioku!? Kau kan sedang sakit sayang? Bagaimana sampai di sini?"

"Aku sudah tidak sakit, cepat jelaskan kepadaku apa yang membuat mama sampai pucat begitu."

"Ikuti mama dulu, akan mama jelaskan di dalam."

Bersama dengan mama dan Koshiyu, kami langsung masuk menuju ruangan kerja mama. Rupanya di dalam ruang kerja mama sudah ada Senshi dan seseorang, entah siapa. Tetapi dari penampilannya kurasa dia adalah seorang bangsawan.

"Ratu! Akhirnya anda datang juga mendengar permohonan hamba!"

"Jelaskan apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa bisa terjadi begini?"

Sudah kuduga kedatangan bangsawan ini bukan lain selain penyebab mama menjadi panik. Tetapi sebenarnya apa yang menjadi permasalahannya hingga menyebabkan kekacauan ini? Apa benar memang masalah yang sangat besar?

"Jadi begini ratu… kami, hamba dan keluarga hamba serta anak hamba mengalami goncangan dalam rumah tangga kami. Lalu anak hamba yang masih berusia 5 tahun mengetahui ini langsung kabur dari rumah."

"Lanjutkan."

"Lalu ketika hamba mencari, hamba tidak menemukan di mana-mana. Sampai-sampai setelah lewat beberapa jam, anak hamba kembali…."

Lalu? Bukannya itu normal? Percekcokan di dalam rumah tangga, anak kabur dari rumah, sampai akhirnya kembali semula. Lalu apa yang menjadi permasalahannya? Kalau seperti ini tidak akan membuat muka mama sampai sepucat ini.

"Dan anakmu meninggal… benar?"

"Benar ratu…."

Meninggal!? Bagaimana bisa? Setahuku tidak pernah ada kasus soal pembunuhan di negara kerajaan ini apalagi sampai tempat kejadiannya di kota pusat. Kalau ada yang tanya bagaimana bisa tahu, tanyakan saja kepada perpustakaan yang semua informasi berhasil kupindai dan kupelajari. Itu juga berguna untuk masalah seperti ini.

"Ughh, padahal negara kerajaan ini tidak pernah mengalami kasus seperti ini. Meninggal? Maaf kalau ucapanku mengganggu, tetapi boleh kah kami melihat mayat dari anakmu itu tuan?"

Aku mengambil inisiatif untuk mengetahui ini lebih dalam. Kalau aku bertindak seperti ini, bukan aku yang memulai, tetapi kepribadian lainku. Ingat bahwa mereka sebelumnya mengatakan bahwa akan muncul masalah besar? Kurasa ini yang dimaksud mereka.

[Kau benar Kioku, kami bisa merasakannya bahwa ini masalahnya. Tenang saja, kami akan membantumu.]

'Terima kasih.'

Kepintaran kepribadian lainku bukan lah pajangan atau bahkan abal-abal. Di saat genting seperti ini, mereka lah yang paling bisa kuandalkan. Namun kurasa itu tidak termasuk pendatang baru yaitu Allergeia.

[Jangan katakan begitu. Aku di sini juga ikut membantumu. Soal memberikan kebebasan aku lah jagonya. Ikut campurku akan membantumu. Lagipula ini baru permulaannya, pasti akan jadi menarik.]

Ha, ha, ha… kurasa pemikiranku salah. Ya sudah lah, yang penting aku bisa menyelesaikan masalah ini dengan benar. Untung saja aku ikut, kalau tidak aku akan melewatkan sesuatu yang sepenting ini.

"Kioku!? Jangan bertindak tidak sopan begitu. Maafkan atas ketidaksopanan anakku kepadamu Hoshisuji-san."

Tunggu, Hoshisuji? Sepertinya aku kenal nama keluarga itu. Umm… siapa ya yang punya nama keluarga sama dengan orang itu. Ah aku tahu, bukan kah itu keluarga Marquess Hoshisuji? Seorang yang bernama Hoshisuji Eriana yang menjadi temanku itu.

"Hoshisuji? Jadi anda adalah ayah dari Eriana?"

"Tuan putri mengenal putriku? Jadi kalian berteman ya… syukurlah."

"Kami adalah teman dekat. Sebelum itu bisa tolong tunjukkan mayat anakmu itu Hoshisuji-san? Kalau aku berhasil mengidentifikasi mayat anakmu itu, mungkin aku bisa membedakan antara dia mati tidak sengaja atau mati dibunuh."

Benar, dugaanku mengarah ke situ. Aku yakin bahwa seorang anak kecil yang bahkan masih berusia mati secara tidak sengaja. Jadi ada kemungkinan bahwa dia dibunuh. Tetapi aku masih belum bisa memastikan karena aku belum melihat mayatnya.

"Dibunuh!? Jadi benar ini ada hubungannya dengan pembunuhan!?"

"Tenang dulu Hoshisuji-san. Aku masih belum pasti, makanya aku perlu mengindentifikasi mayat anakmu itu dulu."

"Baik! Baiklah, hamba mohon bantuan tuan putri!"

Kalau begini jauh lebih baik. Namun kurasa aku melewatkan sesuatu. Ah… benar, mama dan Koshiyu melihatku dengan tatapan yang rasanya menusukku dari jauh. Tentu saja, seharusnya aku masih sakit dan tidak ikut campur dalam masalah ini.

"Ma… Koshiyu… Kioku mohon biarkan aku menyelesaikan masalah ini. Kioku yakin bahwa ini bukan masalah simpel yang akan berakhir dalam waktu singkat. Jadi tolong biarkan Kioku menangani ini."

"Hah~ mama tidak pernah paham dengan tindakanmu Kioku. Selalu saja membangkang yang mama batasi. Ya sudah lah, mama boleh kan."

"Benarkah!? Terima kasih ma!"

Aku berhasil mendapatkan persetujuan mama!! Tidak kupercayai bahwa mendapatkan persetujuan mama akan semudah ini. Kalau begitu seharusnya aku tidak sembunyi-sembunyi melakukan apa yang aku inginkan.

"Tapi! Ada tapinya."

"Ughh, apa tapinya ma?"

"Bawalah pangeran Koshiyu bersamamu. Biarkan dia menjagamu."

Koshiyu? Umm… kalau aku bekerja dengan diawasi Koshiyu pasti gerakanku terhambat. Ughh, tetapi kalau aku menolak sama saja tidak bisa bekerja. Arghh ya sudah lah aku terima saja kondisi ini. Daripada tidak sama sekali, ini lebih baik.

"Ugh… baiklah."

"Kalau begitu pergi lah. Semoga perbuatanmu membuahkan hasil."

Dengan itu aku dan Koshiyu bersama kepala keluarga Hoshisuji menuju tempat di mana mayat anak Hoshisuji itu. Sekarang aku jadi berpikir, pasti Eriana belum mengetahui kabar ini. Kalau dia tahu apa yang akan menjadi reaksinya ya kalau adiknya meninggal?

"Erie, bawa perkataanku ini kepada Eriana, sampaikan pesanku terhadapnya."

Aku menyampaikan pesanku yang sudah kutulis dalam kertas lewat perantara Erie. Erie bisa diandalkan di saat seperti ini. Kecepatan terbangnya bisa memungkinkan pesanku tersampaikan dengan cepat. Kurasa Eriana pun perlu tahu tentang hal ini.

"Kioku… kau tidak apa-apa kah melakukan semuanya ini? Bukan kah kau seharusnya masih sakit dan beristirahat di atas kasur?"

Tiba-tiba saat terbang mengikuti kereta kuda yang ditunggangi kepala keluarga Hoshisuji itu, Koshiyu tiba-tiba berbicara kepadaku. Kurasa memang tindakanku itu mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, yang kulakukan semuanya itu tidak biasa. Sembuh total dengan cepat, menangani masalah, bahkan berani melihat mayat, apa ada yang normal dari itu?

"Kalau Koshiyu bertanya begitu aku juga tidak bisa menjawabnya. Semuanya berhubungan dengan sihir, termasuk bagaimana aku bisa sembuh dari sakitku."

"Sihir? Sihir bukan untuk menyerang, tetapi penyembuhan!? Bagaimana bisa?"

Jadi begitu… sihir di dunia ini ternyata hanya berisi sihir untuk menyerang saja. Tetapi dengan kepintaran kepribadian lainku, mereka bisa menciptakan sihir untuk penyembuhan juga. Kurasa sihir buatan kepribadian lainku memang sangat membantu.

"Kalau dijelaskan pun tidak akan masuk akal. Sebaiknya kita fokus dengan masalah ini dulu. Kalau sampai terjadi kesalahan atau keteledoran kurasa akan jadi masalah yang semakin besar."

"Kau benar Kioku, kita harus fokus dulu. Walau ini bukan masalah kerajaanku, tetapi aku sudah bertunangan denganmu. Nantinya aku juga harus mengurus masalah negara kerajaan ini."

"Kau begitu baik Koshiyu. Terima kasih sekali lagi sudah mau membantuku."

"Untuk calon istriku apa yang tidak akan kulakukan."


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C112
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión