"Kamu tau, Dhi, badai itu memang selalu datang. Tapi asal kamu menemukan orang yang tepat, sekencang apapun badai yang menerpa kalian, saya bisa jamin kalian akan tetap bertahan." Doni memeluk kantong tidur itu kian erat. "Semoga pernikahan kalian bahagia dan langgeng sampai ajal memisahkan, ya?"
***
Pagi yang dinginnya menusuk kulit itu membuat Regina tidak bisa berlama-lama dalam tidurnya. Memilih bangun, dia berharap bisa sedikit menghangatkan tubuh dengan bergerak di luar tenda. Setelah melipat kantong tidurnya, Regina pun keluar dari tempat itu.
Udara paginya benar-benar masih segar. Meski udara sangat dingin sampai-sampai saat dia bernapas dengan mulut tampak seperti tengah mengembuskan asap, tapi Regina sangat suka dengan udara tempat ini.
Rupanya bukan hanya dirinya yang sudah terbangun sepagi ini. Ada pria itu, yang tengah berusaha menyalakan kembali api unggun yang sudah padam.
"Wah, sudah bangun?" sapa Adhi yang akhirnya menyadari keberadaan Regina di belakangnya.