Darwin pikir Regina bercanda soal mampir ke suatu tempat, nyatanya hal itu memang benar. Regina mengarahkan dirinya setiap mau belok ataupun lurus. Wanita itu sudah seperti Kompas bicara, mengarahkan kemana Darwin harus memutar kemudi pun saat pria itu salah belok.
"Jadi, kita mau kemana sebetulnya, Kak?" tanya pria itu untuk kali yang ke sekian.
"Bisa tidak cukup tutup mulutmu dan ikuti saja intruksiku."
Memdecak pelan, Darwin benar-benar tidak habis pikir dengan pola berfikir kakak perempuannya itu. Bukankah lebih mudah kalau Regina sebutkan saja nama tempatnya? Daripada susah-susah menjadi pemandu arah. Darwin bahkan heran melihat kakaknya yang berbicara sejak tadi tapi tidak pernah minum sedikitpun.
"Mau mampir ke mini market dulu, tidak, Kak? Mungkin kamu haus."
Wanita yang tengah mencepol rambutnya itu menggeleng pelan. "Bisa minum di sana."
'Oh, mau ke tempat makan sepertinya.' Darwin akhirnya bisa menyimpulkan.