Descargar la aplicación
88.88% Pure Vanilla Route (Indonesia) / Chapter 8: Malam

Capítulo 8: Malam

Akhirnya aku dapat terbangun. Aku melihat Vanilla yang duduk disamping ku. Aku pun berusaha dengan perhalahan dari berbaring ke posisi duduk. Di saat itu, hari mulai gelap dan kita masih berada di hutan Elentia. "Syukurlah kamu terbangun Vella!!" Kata dia sambil memeluk ku, aku pun mendengar ia berkata sambil sedikit menangis. Aku pun memeluknya, "Apa yang terjadi..?" Kata ku yang masih mencoba mengingat apa yang terjadi. "Kamu terluka dan lemas saat kamu berhasil mengalahkan fire hell hound itu. aku berusaha untuk membawa mu kembali ke toko kue, tapi aku selalu terjatuh saat membawa mu. Dan Toko kue masih jauh.. Aku kebingungan harus bagaimana dan kemudian tongkat ku memanggil ku. Ia memberitahu bahwa aku memiliki healing magic yang bisa menyembuhkan kamu. Kemudian aku pun mencobanya, awalnya aku tidak ada yang terjadi dan parahnya lagi aku melihat kamu mulai sulit bernapas. Aku pun terus mencoba healing magic tersebut sekali lagi, ternyata agak berhasil. sedikit demi sedikit aku healing kamu sampai aku benar-benar berhasil sepenuhnya menyembuhkan kamu." Jawab dia yang terlihat menangis sambil menatap ku. Aku yang mendengar semua yang ia katakan, itu membuat ku merasa bersalah. "Maaf aku membuat mu sangat khawatir vanilla. Coba saja aku lebih berhati-hati, pasti tidak akan seperti ini. Terimakasih, Vanilla.." Kata ku sambil menaruh tangan ku diwajahnya dan dengan lembut menghapus air mata diwajahnya. Kita pun saling menatap. Ia terlihat lega, tapi kemudian terlihat sedih kembali.

"oh iya.. Soal bunganya.." Kata dia sambil melihat ke keranjang. Aku tahu bunganya pasti hangus terbakar api hell hound. "Sudah.. Tidak apa-apa, kita akan menemukan jalan lain." Jawab ku sambil menaruh tanganku di pundaknya dan tersenyum. "Untuk sekarang, mari kita pergi dari hutan ini segera sebelum matahari benar-benar tenggelam." Kata ku sambil mencoba untuk berdiri dan mengajaknya. "Baiklah.." Kata dia sambil berdiri. Aku pun berusaha sedikit demi sedikit berjalan, ia pun membantu ku. Kemudian akhirnya aku bisa berjalan dengan baik kembali. Dengan segera aku mengambil sebuah kayu panjang, dan kemudian menggunakan magic ku untuk membakar kayu tersebut agar menjadi obor. Dan kemudian kita lanjut berjalan. Cahaya matahari sedikit demi sedikit mulai menghilang dan akhirnya kita tenggelam dalam kegelapan. Untung saja sudah ku siapkan, walaupun jalan kita hanya diterangi cahaya kecil obor ini. Hutan ini terlihat sangat menyeramkan dimalam hari. Di malam itu kita tidak disinari bulan atau bintang. Kita berjalan dengan hati-hati dan berwaspada. Semua di sekeliling kita terlihat gelap. Aku pun melihat vanilla, ia sepertinya ketakutan. Ia kemudian mendekati ku. Spontan, Aku pun memegang tangannya sambil berjalan. Di perjalanan, kita banyak mendengar suara-suara aneh dan suara auman serigala lunar dari jauh. Serigala ini biasa muncul pada malam hari untuk memangsa. Serigala ini memilki ciri khas tanda bulan di kening mereka. Saat aku melihat obor nya hampir padam, Aku mulai mencari kayu panjang untuk dijadikan obor kedua. Obor pertama pun padam, kemudian aku menyalakan obor kedua. Dan kita pun lanjut berjalan. Suara-suara aneh itu menghilang saat kita sudah sampai dibagian barat Hutan Elentia. Aku mendengar suara jangkrik dan kodok yang memenuhi keheningan. Seketika, kita pun merasa agak tenang sekarang. Ternyata, tidak semua bagian hutan Elentia menyeramkan dimalam hari. Beberapa memang tidak aman, namun beberapa aman. Kita pun sampai di tepi sungai dan kemudian menyebranginya dengan hati-hati. Akhirnya, kita sampai di sebrang. Saat berjalan, terlihat banyak kunang-kunang bertebangan seperti menerangi jalan kita.

Vanilla pun terhenti, dan kemudian melihat kunang-kunang yang bertebangan. Aku pun ikut memandangi kunang-kunang yang bertebangan. "Pemandangan hutan Elentia barat terlihat begitu indah ya. Seperti bintang dilangit malam.." Kata dia. Kunang-kunang pun terbang di sekeliling kita. Membuat suasana terasa tenang dan aman. "Belum pernah aku melihat sesuatu seindah ini." Kata ku sambil memandangnya yang diterbangi kunang-kunang disekeliling nya. "Tapi, Vella. kamu memandang ku." Jawab dia sambil memperhatikan ku. Aku pun tersipu malu dan menoleh. Ia pun tersenyum. "Aku juga belum pernah melihat sesuatu seindah ini." Kata dia sambil menatap ku dengan lembut. Aku pun menatapnya sambil ikut tersenyum. Setelah itu, kita pun lanjut berjalan. Dan akhirnya, kita berhasil keluar dari Hutan Elentia. Dari kejauhan, aku dapat melihat Toko Kue ku.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C8
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión