Descargar la aplicación
16.73% Princess Pamela / Chapter 40: Ramuan Buatan Camelia

Capítulo 40: Ramuan Buatan Camelia

Pagi-pagi sekali, Drak sudah pergi ke istana Violet untuk menemui Camelia.

Tentu saja dia pergi tanpa sepengetahuan ibunya.

"Camelia! Aku ingin berbicara sesuatu!" ucap Drak.

"Pangeran, ingin berbicara apa dengan saya? Dan di mana Ratu serta Tuan Putri Ximena?" tanya Camelia secara beruntun.

"Tenang dulu, Camelia. Aku akan menjelaskan!" kata Drak.

Lalu Camelia pun menutup mulutnya dan memasang telinganya lebar-lebar untuk mendengar Drak bercerita.

"Ratu Vivian dan Pamela, sedang dikurung oleh Ibuku!" kata Drak.

"Apa?! Lalu—"

"Aku datang kemari atas perintah Ratu Vivian. Dan aku meminta kau membuatkan ramuan penawar, atas ramuan penunda kehamilan yang kau berikan pada Pamela di malam pengantin kami!" tukas Drak.

"Tunggu! Kenapa tiba-tiba kau berada di pihak kami? Dan bagamaian kau tahu jika istrimu itu Putri Pamela, bukan Putri Ximena?" tanya Camelia dengan raut penuh penasarannya.

"Ceritanya panjang! Dan kau harus segera membuatkan ramuan penawarnya sekarang!" suruh Drak.

"Tidak bisa! Kau harus menjelaskan apa alasanmu dulu, kenapa kau bisa peduli seperti ini! Mana tahu kau menyimpan sesuatu yang buruk di belakang kami!" ujar Camelia.

"Aih, kau ini jangan banyak bertanya! Kalau begitu caranya, aku akan membunuhmu saja!" pekik Drak. Pemuda itu memang tak sabaran, dia benci dengan orang yang menentangnya. Lalu Drak mengeluarkan pedangnya. Tentu saja dia ingin membunuh Camelia saat ini juga.

"Pangeran, sebaiknya jangan dibunuh," bisik salah satu Pengawal pribadinya.

Drak menghentikan niatnya sesaat, lalu mendengarkan nasihat Pengawal itu.

Pengawal itu bernama Tiger, dia satu-satunya Pengawal terpercaya Drak. Dan sampai saat ini masih dibiarkan hidup oleh Drak karena menurutnya Pengawal itu sangat cerdas dan jujur, sehingga Drak menyukainya dan selalu menjadikannya sebagai Pengawal sekaligus Penasehatnya.

Pengawal yang lainnya sudah habis dibunuh oleh Drak sendiri, terutama saat ia sedang emosi dan butuh pelampiasan. setiap hari orang yang mengawalnya selalu berganti-ganti, dan satu-satunya yang tidak terganti adalah Tiger.

"Apa yang membuatku harus membiarkan dia hidup?" tanya Drak pada Tiger.

"Ingat, Pangeran, Anda masih butuh jasa wanita itu untuk membuat mertua Anda terbebas dari Penjara Sihir," kata Tiger.

"Baiklah," Drak pun kembali memasukkan pedang pada rangkanya.

"Kenapa tidak jadi membunuhku?" tanya Camelia dengan nada tinggi, dan dia mengeluarkan kekuatannya untuk menyerang Pangeran Drak.

Dia tidak yakin jika bisa mengalahkan Drak, bahkan dia juga tidak yakin bisa bernapas lagi setelah serangan ini. Namun Camelia hanya ingin mengabdikan hidupnya untuk Negeri Violet.

Sebuah percikan cahaya putih menghujam ke tubuh Drak, hingga pria itu nyaris terjatuh.

"Ah, sial! Berani sekali kau menyerangku!" pekik Drak.

"Kau tidak tahu siapa aku, ya!" Drak kembali murka, namun lagi-lagi Tiger mencoba menghentikannya.

"Sabar, Pangeran! Anda harus bisa membuatnya menuruti perintah Anda, jangan sampai melukainya," kata Tiger.

"Tapi, dia itu—"

"Pangeran, percayalah dengan ucapanku, Pangeran," kata Tiger.

Drak hendak berbicara baik-baik dengan Camelia, namun sayangnya Camelia malah sudah memanggil para prajurit istana untuk menyerang Drak.

"Ayo, Peri-peri! Serang orang-orang jahat itu!" teriak Camelia mengomando para prajuritnya.

"Ah, sial!" pekik Drak.

Meski tak ingin melukai siapa pun di istana ini, namun Drak juga tak mau menjadikam dirinya sebagai korban dari kemarahan para peri-peri itu.

Akhirnya Drak mengeluarkan pedangnya lagi, dan pedang yang awalnya berukuran sedang, tiba-tiba berubah menjadi besarnya 4 kali lipat dari ukuran normalnya.

"Astaga! Pasti akan ada banyak korban," gumam Tiger.

Dan benar saja, Drak menangkis serangan para peri dengan pedang panjangnya.

Sring! Sring! Sring ...!

Drak memutar tubuh seiring dengan gerakan pedangnya, dan seketika tubuh para peri-peri itu tergeletak tak beraturan. Sayap-sayap mereka berterbangan karena tajamnya pedang Drak.

Camelia pun mundur untuk beberapa langkah.

Kalau dia mengerahkan seluruh pasukan yang tersisa, maka korban akan semakin bertambah.

"Camelia! Kalau kau masih menentang permintaanku! Maka aku akan menghabisi seluruh pasukan perimu!" ancam Drak.

Camelia semakin ketakutan. Mereka memang bisa melawan perajurit dari Lacuna Dark, namun mereka tidak akan sanggup untuk melawan Drak.

Karena pemuda itu terlalu kuat, dan kekuatan Drak tidak sebanding dengan ribuan peri di negeri ini.

"Bagaiama, Camelia? Apa kau mau menuruti permintaanku?" tanya Drak sekali lagi.

Dan dengan terpaksa Camelia menganggukkan kepalanya.

"Baik, Pangeran. Aku akan menuruti perintah Anda, tapi tolong jelaskan dengan detail sekali lagi. Aku ingin mendengar alasan yang sesungguhnya," kata Camelia.

"Kau ingin tahu kenapa aku sekarang membela Ratu Vivian dan Pamela?" tanya Drak.

"Tentu saja," jawab Camelia dengan suara pelan.

"Aku melakukannya karena aku jatuh cinta kepada Pamela!" jawab Drak dengan tegas. Dan dia langsung menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangan. Dia hampir tak percaya telah menyatakan ini. Dia sudah mengakui perasaannya yang selama ini ia ragukan.

"Pangeran, mencintai Tuan Putri?" tanya Camelia memastikan.

Lalu Drak menjawabnya dengan dengusan kesal. Meski begitu Camelia sangat bahagia mengetahuinya.

Dan ucapan Drak tadi terlihat tulus dari dalam hatinya. Camelia dapat melihat hati Drak lewat mata batinnya. Dan itu memang benar, Drak sedang jatuh cinta.

'Jika cinta membawa kebaikan bagi istana ini, aku akan mendukungnya,' bicara Camelia di dalam hati.

"Baiklah, saya akan membuatkan ramuan itu saat ini juga. Pangeran silakan menunggu saya di dalam istana," ujar Camelia.

***

Beberapa saat kemudian Camelia memberikan ramuan buatannya untuk Drak.

Lalu Drak beserta para Pengawalnya pergi meninggalkan istana Violet.

***

Malam telah tiba, Drak memberikan ramuan itu kepada Pamela.

Mereka tidak bisa lagi menunda untuk mendaptakan seorang bayi.

"Ini ramuannya, cepatlah minum!" suruh Drak.

"Baiklah, terima kasih," Pamela meraih ramuan itu.

Dan dengan segera meneguknya.

Setelah itu mereka duduk berduaan di atas ranjang.

Keduanya tampak canggung, mereka pura-pura tak saling melihat. Namun sesungguhnya mereka itu sedang menahan jantung yang bergemuruh.

'Aku tidak boleh tinggal diam, kalau aku diam terus kapan kami akan memiliki anak?' batin Pamela. Lalu dia mengingat-ingat cara bercinta lewat vidio yang pernah ia tonton.

Dulu ketika berada di dunia manusia, Pamela tak sengaja mendapatkan kiriman vidio dewasa dari Agnes dan kedua temannya. Mereka sengaja mengirimnya untuk mengerjai Pamela yang terkenal bodoh itu.

Dan Pamela pun sempat membukanya dan melihatnya. Namun hanya sampai setengah saja.

Setelah itu dia menutup Video.

Pamela benar-benar sangat tak nyaman melihat adegan yang teramat aneh bagianya.

Namun ingatan itu, untuk saat ini cukup membantunya.

"Baiklah, dalam pelajaran Biologi juga ada yang namanya proses pembuahan! Dan aku harus mempraktekkannya sekarang!" bicara Pamela meyakinkan dirinya sendiri.

Drak sampai kaget mendengar ucapan reflek Pamela. Dan gadis itu seketika menubruk tubuh Drak dan mendaratkan bibirnya di bibir Drak.

Drak pun hanya bisa diam dengan kedua mata melotot tajam.

"Kau agresif juga ternyata ...." Gumamnya pada Pamela.

Bersambung ....


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C40
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión