Descargar la aplicación
1.74% Pernikahan Kontrak Tuan Muda / Chapter 7: Godaan Keluarga

Capítulo 7: Godaan Keluarga

Jam menunjukkan pukul tujuh pagi namun Diva baru saja terbangun, namun gadis itu terlihat sangat santai. "Mama, jam berapa!" teriaknya, Kenzo yang tidur di samping ya jelas saja tersentak terlebih kaki Diva yang menendang tubuhnya.

Bruk!

"DIVA!" Kenzo sungguh geram, kenapa lagi-lagi gadis itu berulah belum cukup dia membuatnya kesal semalam dan hari ini dia dibangunkan dengan teriakan cempreng gadis itu, untung saja kamar mereka kedap suara. "Bangun kebo!"

Kenzo menarik kaki gadis itu kesal, Diva langsung mengerjab matanya menatap ke sekeliling kamar yang dia tempati.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

"Aaa. Mama, Diva di culik!" teriaknya. Kenzo dengan kesal membekap mulut berisik gadis itu. "Diem!" pelototnya.

Dia mengangguk, dia baru sadar setelah melihat Kenzo jika kemarin dia sudah sah menjadi istri tuan muda ini.

"Aaa!" Diva kembali berteriak, mendorong tubuh Kenzo kasar dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

"Mati aku, mati aku! bodoh Diva, bodoh! bisa-bisanya bangun sesiang ini di hari pertama di rumah mertua!" ucap Diva panik.

Suaranya yang keras tentu saja membuat Kenzo yang di luar mendengarnya. "Gadis aneh!" kesalnya, Kenzo yang memang pria  yang sangat bersih segera menata kasurnya.

"Gak ada untungnya saya jadiin dia istri! beban saja." Kenzo mendumel, mana semalaman dia sangat susah tidur karena Diva yang banyak tingkah.

Bahkan semalaman gadis itu hampir akan menendang masa depannya, hal itu membuat Kenzo sangat-sangat kesal. Jika tidak ingat di rumah orang tuanya dia pasti sudah pindah kamar.

Seperti biasa Diva tetaplah Diva, gadis yang ceroboh dan pelupa. Diva keluar dengan handuk sepaha, gadis itu menutup rapat-rapat tubuhnya menunduk melewati Kenzo begitu saja.

Sedangkan Kenzo menelan ludahnya kasar, melihat tubuh mulus Diva, dia lelaki normal mendapat suguhan seperti itu, jelas saya naluri prianya tergoda.

"Sengaja!" sinis Kenzo. Dia menatap lamat-lamat ke arah Diva membuat gadis itu was-was.

"E-enggak! ta-tadi aku lupa bawa baju, makanya bawa handuk aja. U-udah ah sana gantian tuan muda yang mandi." Kenzo tersenyum miring, dia malah mendekat mencoba menggoda Diva.

"Bagaimana jika kita melakukan apa yang mama inginkan? membuatkan mereka cucu yang lucu. Bagaimana sayang? mau sekarang?"

Diva melotot garang, dia mendorong tubuh Kenzo kasar cepat-cepat menyahut baju di lemari dan segera masuk ke kamar mandi meninggalkan Kenzo yang tertawa puas.

"Haha, dasar rubah kecil. Dia pikir aku akan tergoda dengan tubuh kerempengnya itu! cih, tidak akan." Setelah menunggu sebentar Diva segera turun dengan baju lengkap, dia masih menatap ke arah Kenzo dengan pandangan was-was.

Kenzo malah nampak santai, dia tidak masuk ke kamar mandi malahan merangkul pinggang  Diva mengajaknya keluar, tidak perduli dengan dirinya yang masih terbalut baju tidur. "Tuan muda gak mandi dulu?" tanya Diva. Kenzo hanya menggeleng, bisa dia lihat jika ruang makan sudah sangat ramai dengan keluarga besarnya.

"Wah, wah pengantin baru datang nih! aduh sini-sini duduk sebelah mama!" ucap Emeli heboh.

"Aduh pagi-pagi rambutnya udah basah aja!" Reyna, saudara sepupu Kenzo menggoda pengantin baru itu, dan benar saja ucapannya membuat semua mata tertuju pada rambut Diva.

"Ma, maaf ya Diva nggak sempat bantuin mama, soalnya tadi malem---"

"Iya sayang, nggak papa mama maklumin kamu pasti capek ya! emang main sampai jam berapa?" tanyanya.

"Sayang!" Kaisar menatapnya tajam menekankan katanya membuat Emeli meringis, dia mengusap kepala Diva pelan.

"Lupakan! yang terpenting cucu mama segera jadi!" ucapnya bersorak. Kenzo hanya diam menikmati makanannya tanpa perduli dengan kesalahan pahaman yang terjadi.

Padahal tadi aku kan mau ngomong soalnya tadi malam, Diva susah tidur dan baru tidur jam dua malam tapi kenapa mama ngomong gitu ya! batin Diva.

"Sayang buruan makan, isi tenaga kamu yang udah terkuras karena olahraga semalam!" ucap Emeli kembali, Diva hanya mengangguk tidak paham dengan ucapkan ibu mertuanya.

Kenzo tersenyum miring, biarkan saja orang-orang berpikir tidak-tidak tentangnya, apakah mereka pikir Kenzo dan Diva melakukan malam pertama seperti kebanyakan pengantin baru di luar sana.

Tentu saja tidak, yang ada mereka berdua bertengkar berebut siapa yang akan tidur di kasur itu. Jika berpikir Diva akan mengalah tentu saja tidak, dia sangat memanfaatkan dirinya yang sangat disayangi mamanya.

"Nggak mau! Kalau tuan muda nggak mau seranjang sama saya, ya udah tidur sofa aja!" teriak Diva, sepertinya memang tidak ada hari untuk Diva tidak berteriak.

"Kamu berani lawan saya!" kesal Kenzo.

"Enggak. Tapi Diva nggak mau tidur di sofa!" ucapnya lagi, Kenzo mengeram kesal dia merebahkan tubuhnya kasar pada ranjang dan menarik selimut, tidur membelakangi Diva.

****

"Ken, apakah setelah ini kau akan ke kantor?" Emeli langsung melotot kala mendengar ucapan suaminya, tidak apa-apaan.

"Pa, apa sih! Ken kan baru nikah, masa langsung kerja. Nggak! mama nggak bolehin, Diva juga gak bolehin suaminya kerja, iya kan sayang?" Diva hanya tersenyum saja menanggapinya, dia bingung harus berekspresi seperti apa.

"Jawab dong sayang jangan senyum aja, mama tau kamu murah senyum tapi kasih paham sama papa mertua kamu biar dia nggak ngajak anaknya kerja."

"Pa, kasih tuan eh mas Kenzo cuti dulu dong pa! soalnya tadi Mas Kenzo udah ada janji sama Diva, mau ngajak Diva jalan-jalan, iya kan sayang." Diva mengusap lengan Kenzo dengan wajah diimut-imutkan.

Kenzo hanya tersenyum paksa, dia merasa mual melihat ekspresi Diva kali ini. "Iya, pa. Kenzo libur dulu, besok Kenzo akan mulai bekerja!" Emeli kembali melotot.

"Nggak, nggak! kok besok. Satu Minggu lagi, baru kamu boleh kerja! ya enggak sayang?" Lagi dan lagi, Emeli meminta bantuan dari Diva, seolah dua nyonya itu bersekongkol agar Kenzo yang gila kerja itu berlibur.

"Iya sayang, bukannya kita mau honeymoon? kamu jangan kerja terus dong. Kamu tega ninggalin aku sendirian, kita ini pengantin baru loh!" ucap Diva sedih.

Sungguh akting yang bagus! batin Kenzo.

"Iya, pa. Ken akan libur selama satu Minggu!" Kenzo hanya bisa menurut, agar mereka semakin yakin jika Kenzo memang mencintai Diva, sangat menyebalkan memang.

"Mulai besok, Kenzo akan pindah rumah, ma, pa!" ucapnya, mendengar itu membuat Emeli sedih.

"Yah, kok gitu. Mama kesepian dong di rumah!" ucapnya sedih, Diva tersenyum melihatnya tangannya mengusap pelan lengan ibu mertuanya.

"Kan ada Diva, ma. Lagian kalau Mas Kenzo kerja, Diva juga di rumah sendiri, karena itu setiap hari Diva akan main ke rumah mama."

"Ah memantu nama memang perhatian! nikmati selama liburan satu Minggu kalian, mama tidak akan menganggu!" ucap Emeli senang.

Kenzo mendengus kesal, kenapa mamanya menjadi sangat menyayangi gadis itu. Menyebalkan!


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C7
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión