"Morgana!" seru Emery. Meskipun wajahnya dikaburkan dengan tudung jubah, sosok yang dia sandera di bawah lengannya jelas adalah dia.
Keterkejutannya membuatnya hampir melupakan pertempuran, membuatnya menurunkan belati yang disematkan di leher sosok itu.
Melihat celah, sosok itu menghantam dada Emery dengan sikunya, membuatnya mundur beberapa langkah. Dia tidak melawan, tetapi dia menggunakan kekuatan serangan untuk meraih jubah hitam sosok itu.
Dia tahu dari baunya yang familiar, tapi dengan cara ini, dia bisa yakin.
Dia membalik untuk mendapatkan kembali keseimbangannya dan berbalik untuk melihat wajah di bawah tudung.
Itu dia. Si cantik berambut merah yang sudah dikenalnya selama beberapa bulan terakhir sekarang berdiri di depannya.
"Dia aman... Itu melegakan!" Emery bergumam pelan.