Asha'ruiya menatap Izisha, yang sedang berbaring di peti mati berbentuk daun. Dia merasa seperti wanita itu hanya sedang tertidur. Alisnya sedikit gemetaran, dan ekspresi angkuh di wajahnya menghentikan Asha'ruiya dari bergerak lebih dekat.
Asha'ruiya tanpa sadar mundur beberapa langkah. Dia menoleh ke arah Wakil Tuan Aula yang menjaga tempat itu.
Wakil Tuan Aula tidak berbicara. Suara Musai Agung Mellaura datang dari koridor. Dia bergegas ke peti mati itu dan memperhatikan sisa-sisa tubuh Izisha sebelum menghela nafas lega.
"Kamu sudah tahu?" Asha'ruiya bertanya.
"Ya," Musai Agung Mellaura mengangguk.
"Apakah kamu benar-benar berpikir dia adalah satu-satunya yang bisa membawa kemuliaan bagimu? Di mataku, dia memimpin Kuil Parthenon ke jurang yang dalam sebagai gantinya!" Asha'ruiya berkata dengan terus terang.