Dimas mengantar Zara kembali ke rumah utama kediaman Tuan Wildan, disana sama sekali tak terlihat mobil Aldi.
~kemana dia..?~ tanya Dimas dalam hati, ia jadi khawatir sendiri apa telah terjadi sesuatu.. ahh cepat-cepat Dimas menghapus prasangka jeleknya tentang keberadaan bossnya itu.
Zara mulai melangkah malas, seandainya saja mereka tidak tinggal dirumah mertua mungkin dia lebih memilih mengungsikan diri kerumah kak Shanum saja dari pada harus melihat manusia tega kayak Aldi!
Langkah gadis yang masih mengenakan gaun indah ditubuh mungilnya terhenti ketika ia mendengar mobil Pajero sport milik suaminya tiba.
"kau baru pulang Zara.. " sapa Aldi seolah tidak terjadi apapun. Zara hanya melengos mempercepat langkah menuju kamar mereka. Aldi menyusul dari belakang.
"hei.. sebentar.. " Aldi meraih pergelangan tangan Zara "selamat ulang tahun..." ucapnya kemudian menyodorkan buket mawar pink yang sudah tampak kurang segar "maaf terlambat, sebenarnya aku ingin pulang lebih awal.. aku ketiduran dirumah Aura.. tapi kau sudah terima kadoku kan "
Zara memejamkan mata sungguh ia tak tahan dengan perlakuan Aldi dengan enteng dia bilang 'maaf' seperti tidak terjadi apapun.
segera Zara menepis tangan Aldi lalu masuk kedalam kamar, sementara Aldi belum mengerti mengapa wanitanya kini seperti sedang marah, bahkan buket mawar yang ia bawa pun tidak mendapatkan sambutan.
"kau kenapa?" lagi-lagi Aldi menarik lengan Zara hingga terpaksa tubuh Zara berbalik kearahnya.
"aku kenapa??!" tatapan Zara begitu tajam penuh kekecewaan yang membuncah.
"ya.. kau kenapa?? seperti nya kau habis bersenang-senang dihari ulang tahun mu... " protes Aldi memperhatikan penampilan Zara yang berbeda dari biasanya.
"aku yang harus bertanya kau kenapa??" Zara mulai menangis lagi "aku menunggumu seperti orang bodoh, bahkan aku meyakinkan hatiku seperti apapun pernikahan kita menurut mu kau tidak akan pernah ingkar janji...! tapi malam ini aku salah, aku salah mempercayai kau akan datang...,!! hiks.. hiks..." Zara sudah tidak sanggup lagi menahan derai air mata nya.
sepasang alis tebal Aldi menyatu, ia tidak merasa membuat janji apapun dengan Zara...
~oh... astaga!!!~ Aldi tersentak ia ingat dengan ucapan Dimas yang akan menyiapkan dinner romantis malam ini, tapi ia lupa dan kebetulan ponselnya habis baterai
"kau puas mempermainkan ku?? apa kau sedang menghukum ku?" cecar Zara menatap nanar kearah Aldi yang berdiam diri, sungguh ia didera rasa kecewa yang dalam.
"Zara maaf aku tidak tahu kalau kau menunggu ku..." Aldi coba membela diri.
" Baiklah ini salah ku, semua kebodohan ku yang percaya padamu, terima kasih untuk kado dan makan malam yang menyenangkan...." zara coba menyurutkan tangis nya lalu pergi ke kamar mandi.
Gadis itu melorot ke lantai, ia membasahi diri dengan masih mengenakan gaun malam ditubuhnya. Ini ulang tahun terburuk di sepanjang hidupnya.
***
Aldi coba menghubungi Dimas setelah ia mengaktifkan kembali ponsel yang lupakan sejak tadi sore.
"hufftt.. akhirnya boss menelpon ku...?? kemana saja boss? nona Zara menunggu anda ,, aku sudah kirimkan lokasi nya bukan?? kenapa tidak datang... aku coba menelpon, mengirimkan pesan, tapi anda seperti nya sangat sibuk" serang Dimas bertubi tubi.
"jangan bilang seharian anda bersama Aura.." selidik nya kemudian.
Aldi hanya terdiam, seperti ada hantaman keras menyergapnya kini. Bagaimana ia bisa lalai,, biar bagaimanapun Zara adalah istri nya.
"halo boss.. hallo... ah..." Dimas mematikan sambungan telpon mereka.
Tak lama Zara keluar dari kamar mandi, kali ini gadis yang sudah mengenakan piyama dusty kesayangannya mengambil bantal dan selimut, ia lebih memilih tidur di sofa. Aldi hanya mengekori tiap gerakan gadis yang sepertinya sangat kecewa malam ini.
"maaf... " desisnya .
***
Pagi akhirnya tiba.
Zara sudah siap menyongsong hari baru ,, ia bangun dengan susah payah mengumpulkan energi semangat. walaupun ia kecewa pada suaminya tapi tetap semua keperluan Aldi ia siapkan.
Tak ada sepatah kata Keluar dari mulut Zara,, biasanya gadis itu akan ramai hanya untuk membangun kan seorang Aldi . Mereka berpapasan dan saling mendiamkan seolah mereka tidak saling melihat satu sama lain.
.
Setelah sarapan mereka kembali kekamar menyiapkan beberapa barang yang akan mereka bawa untuk kembali ke apartemen
"sampai kapan kau akan diam begini..." Aldi tak tahan rupanya tidak mendengar ocehan Zara.
Hening...
"katakan aku harus apa?? aku sudah minta maaf.. lalu aku harus apa??"
Zara menghentikan aktivitas nya meletakkan beberapa perabotan kedalam koper. Menatap lekat kearah Aldi..
"baiklah... aku akan kabulkan semua permintaan mu... " janjinya kemudian.
"kau bisa dipercaya??"
"tentu.. kalau aku ingkar kau boleh menghukum ku apa saja.. bahkan aku akan kenakan pakaian wanita seharian ini kalau aku ingkar..."
Gadis yang kini bergaya kasual layaknya seorang mahasiswi menarik nafas panjang.
" tidak banyak yang aku mau..."
"ya katakan..."
"kita pindah kerumah yang papi berikan...."
"what's???!!!!" Aldi terperangah. ia tak menyangka permintaan istri nya adalah tidak kembali ke apartemen tetapi ke rumah yang sudah disiapkan papi untuk mereka.
"kau mau ingkar janji...." sinis Zara kemudian.
"tentu tidak... pria sejati tidak akan ingkar janji..." Aldi menepuk jidat, ini lah hasil dari ucapannya.
Dan.. seperti biasa semudah itu Zara memaafkan suaminya!
***