"Aldi... ini yang kau sebut kebebasan dan kemandirian...!!!!" suara menggelegar dari seorang laki-laki yang dipanggil papi oleh Aldi, sang istri mengeluarkan obat asma hisap dari dalam tasnya, sebelum nafasnya habis sia-sia melihat kelakuan putra yang selalu ia bela.
Tak lama dari belakang wanita yang menahan geram sejak tadi menerobos menyingkirkan tubuh tuan Wildan papinya Aldi.
"kau apakan putrikuuu...." teriak sang ibunda tanpa ampun memukuli secara membabi buta kearah Aldi. Zara menutup mulutnya tak percaya dengan kemarahan sang bunda... Aldi sama sekali tak ada perlawanan dia menerima setiap pukulan dari wanita yang meneriakinya berkali kali.
"kau menodai putri polos ku,, kau merayunya,, kau beri apa dia" murka sang ibu. "rasakan ini pria mesum..."
"bunda.. bunda cukup bunda..." Zara menghalau pukulan sang bunda merentangkan kedua tangannya melindungi Aldi yang tersungkur.
"kau membelanya??"
" Bu... bukan.. bunda salah...auch..." kali ini pukulan melayang ketubuh Zara
"kau sama saja..."
keadaan kian gaduh kala sang bunda tetap tidak menghentikan pukulannya. Raihan dan Shanum bergantian menarik bunda mereka, tetapi energi yang dihasilkan dari kemarahan lebih kuat dari apapun. Seandainya ibunya seorang Hulk mungkin saat ini tubuhnya sudah berubah jadi hijau!
Zara kembali jadi tameng, gadis itu memeluk tubuh Aldi yang setengah telanjang, air mata nya menetes.
"bunda... hiks... kumohon..."
giliran Aldi yang jadi tameng, mereka saling melindungi.
Zara memeluk Aldi erat-erat bikin sang bunda makin murka saja.
kejadian ini mirip kayak pelakor yang tepergok istri sah lalu sang pelakor habis dihajar oleh istri sah...
"lepaskan pelukanmu kalian memalukan...."
Napas bunda ngos-ngosan, Raihan ambil inisiatif menarik sang bunda agar lebih bisa mengendalikan emosi.
rupanya tetangga Penghuni apartemen ingin tahu apa gerangan yang terjadi disana. Keributan di Minggu pagi yang awalnya tenang sebelum seorang wanita sekitar 50 tahun memukul keras tetangga baru mereka.
"wah.. wah.. wah.. tidak disangka pria tampan tetangga kita ternyata brodong nyonya tua itu" bisik salah satu penghuni apartemen kepada teman disampingnya.
"aku rasa bukan.. tapi sepertinya iya... bla.. bla.. bla... " begitulah kalau para wanita mulai bergosip.
Satpam pun menyarankan mereka menutup pintu saja agar tidak memancing lebih banyak lagi orang yang penasaran.
Untung mereka tinggal di apartemen bayangkan kalau tinggal di perkampungan... saat ini Aldi dan Zara dipastikan akan diarak keliling kampung lalu diserahkan kepada RT setempat untuk di nikahkan saat ini juga!!!
"lepaskan... biar mereka tau rasa..!!" nyonya Almira makin menjadi,, hatinya terlalu kecewa.
papi dan momy Aldi tidak bisa berbuat banyak, bisa jadi Aldi memang mengambil kesempatan dari kepolosan gadis muda yang berusaha melindungi putra mereka dari hantaman tas besar milik wanita yang mengaku sebagai bunda Zara .. entah apa ia isi didalam tas itu.
satu hal yang pasti wajah Aldi tampak memar.
momy nya prihatin tapi tak bisa berbuat banyak.
"bunda Zara mohon dengarkan dulu..." Zara meraih kaki nyonya Alamira
kali ini Nyonya Almira mengatur emosinya. hatinya getir melihat Zara nampak kacau. sang pria mulai berdiri setelah ia menyakini tidak akan ada pukulan susulan.
"Aldi... katakan sesuatu..." Zara meminta pada Aldi yang masih diam.
brukkk!!! tubuh Aldi terjatuh menerima bogem mentah dari Raihan,, sudut bibirnya mengeluarkan darah.
Momy Aldi ingin meraih putranya tapi dihalau suaminya.
"kak.. Raihan hentikan kumohon..." rintih Zara dengan derai air mata tak terbendung. Zara memegang sudut bibir yang berdarah itu .
Andai mereka mau mendengar semua tidak seperti yang mereka pikirkan.
"ini salahku.. percaya lah semua salahku... hiks... hiks..." Zara menangis berlutut dihadapan semua yang memandang kearah mereka berdua dengan tatapan penuh dengan kekecewaan.