Beberapa pasang mata tampak bahagia melihat Tristan yang begitu perhatian memapah tubuh Aura.
Oma Diana merasa tenang sekarang, paling tidak cucunya sang pewaris tunggal Sempurna Grup akan segera move on dari masa lalunya.
"kalian memang pasangan serasi..." puji Oma Diana membuat rona merah di pipi dua insan yang sebentar lagi akan melangsungkan Pertunangan.
Seharusnya memang ada kebahagiaan di dalam hati Aura,, bukan sebaliknya,, dia masih merasa hampa meskipun restu ia dapat dari kedua belah pihak.
***
Matahari kian meninggi,, Zara baru menyelesaikan tugasnya sebagai istri,, ia harus segera ke outlet Gudang Coklat untuk mempersiapkan segala yang dibutuhkan sebelum mereka membuka secara resmi.
"Al... kau mau kemana??" tanya Zara menghentikan suaminya yang sudah rapi dengan kemeja lengan panjang bewarna navy.
"aku mau ke cafe.. ada yang harus aku urus.. oh ya.. nanti aku pulang terlambat.. jangan menunggu ku.." ujar Aldi sembari mengingat kan agar istrinya itu menunda waktu tidur hanya untuk menunggunya pulang.
"ya baiklah... aku juga mau ke outlet... kami mau beres-beres.. " ujar Zara sembari mengingat sesuatu.., dia sudah memasak bekal untuk suaminya.
"tunggu sebentar ya Al.. aku mau mengambil sesuatu..." Zara kembali menuju dapur lalu segera menghampiri suaminya kembali yang masih berdiri diambang pintu.
"apa ini??" Aldi mengerenyitkan dahi menerima bekal dari istri nya
"aku.. siapkan bekal makanan untuk mu.. nanti jangan telat makan..." Zara nyengir,,
"kau lucu.. aku kan bisa makan dicafe..." ujar Aldi tersenyum tipis. "lagipula disana ada chef yang akan menyiapkan..."
Zara menatap suaminya...
"kau tahu Al.. bunda selalu bilang.. kalau masakan yang dibuat kan oleh seorang istri itu adalah masakan paling terbaik didunia.. karena kami membuat nya dengan cinta..." tutur Zara dengan mata berbinar,, Aldi melihat nya seperti kucing manis yang jinak dengan tuannya.
"dengan cinta..??." sepasang bola mata coklat pria berhidung mancung itu membulat,, ada sengatan luar biasa menjalar dalam relung jiwanya,,, kata cinta yang meluncur dari bibir imut gadisyang ia nikahi.
Zara memejamkan mata.. dia menyesal telah mengucapkan kata keramat,, bisa saja pria dihadapannya akan berfikir kalau dia sedang mengutarakan isi hati.
"jadi kau membuat nya dengan cinta....??" Aldi mengulangi ucapan si putri bungsu.
"ahh.. itu.. maksudku.. aku hanya mengatakan seperti yang bunda bilang.."
"oke.. oke.. baiklah.. aku akan makan bekal penuh cinta ini.." sergah Aldi sumringah menenteng bekal yang dibawakan untuk nya. Founder Gudang Coklat tersipu malu,, dia kena batu dari ucapannya sendiri..
"sebagai kompensasi,, aku akan antar kau kemanapun.." ucap Aldi tanpa sungkan merangkul tubuh istri yang lebih pendek darinya,, menuntut hingga mereka tiba di parkiran Pajero hitam miliknya.
"ciihh sok manis..."
"suami mu ini memang manis... ayo cepat naik.." titah Aldi membukakan pintu mobil untuk si imut Zara. Dengan patuh ia mengikuti instruksi sang suami.
"sekarang kau mau kemana nona??" tanya Aldi mengenakan kacamata hitamnya.
"aku mau ke outlet..."
"oke.. kau beritahu saja dimana aku siap mengantar mu...," ujar pria berlesung pipi sembari tersenyum manis,, siap merontokkan pertahanan hati gadis yang mulai merapuh.
.
Sepanjang jalan terdengar alunan lagu berjudul Thousand years.. Aldi mengikuti tiap lirik lagu,, seolah ia tengah menghapal lagu itu.
Sementara Zara hanya terdiam mendengar suara merdu suaminya, seakan tiap lirik ditujukan untuk dirinya.
.
Ah!! seandainya.. seorang Aldi tidak mencintai Aura.. apakah saat ini dirinya adalah orang yang dicintai pria itu??!!!
.
.