Ketika Maheza sibuk menulis puisinya, dia mendengar suara tangis Faeza yang tidak berhenti-henti, dengan raut wajah yang penuh kehawatiran dia bagkit dari duduknya dan segera keluar dari kamarnya.
Sesaat kemudian Maheza membuka pintu kamar anaknya, dan betapa patah hatinya ia melihat Faeza mengamuk dan berlinang air mata.
Melihat Papa nya datang, Faeza pun mendorong Mba Yun dan ia berlari menghampiri Papa nya.
"Pa pa, Esca mau te temu cama Ma ma, Esca mau peluk Ma ma, Esca tidak mau di sini" Eza mendongak sambil memeluk kaki Maheza dengan bahasa cadelnya dia tumpahkan segala keinginanya pada Maheza.
"Maaf tuan saya tidak bisa membuat tuan kecil berhenti menangis!" kata Mba Yun sambil tertunduk dengan ekspresi bersalah.
"Mba boleh kembali ke kamar, biar saya yang urus Faeza" Setelah mengatakan itu Maheza pun langsung mengangkat tubuh mungil anaknya ke gendongannya, sedangkan Mba Yun langsung pergi ke kamarnya.