Descargar la aplicación
0.67% Parasite Alien Slayer / Chapter 2: Alien Pemakan

Capítulo 2: Alien Pemakan

Ken merasakan dirinya telah berubah menjadi sosok monster yang mengerikan. Bukan hanya itu, ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya yang bergerak sendiri. Kesadarannya antara hilang dan tidak.

'Ya Tuhan! Apa yang terjadi padaku?' tanya Ken dalam hati. 'Apa aku tidak lagi menjadi manusia? Aku sudah menjadi monster?'

Ternyata para alien yang menguasai tubuh manusia itu bukan hanya memakan manusia saja. Bahkan sesama dari mereka pun saling memakan. Demi bisa hidup di bumi itu, mereka membutuhkan banyak makanan berupa daging. Mereka yang baru sampai di bumi, turut serta mengambil alih tubuh manusia. Kadang ada juga yang mengambil alih tubuh hewan karena tiba di hutan, di mana hutan itu tidak ditemukannya manusia.

Ken Kudoroki merasakan tubuhnya bergerak sendiri dan menyerang monster di depannya. Saat itu kesadarannya mulai menghilang. Ia tidak tahu apapun lagi karena semua kesadaran telah diambil alih sosok alien yang merasuki dirinya.

"Apa yang kamu lakukan, hah? Kamu mau membunuhku? Bukannya kamu sudah makan manusia? Mengapa mau memakan aku juga?" tanya alien yang telah mengambil alih tubuh Ken. Ia berbicara dengan bahasa planet mereka. Jika didengar manusia, hanya ada suara desisan atau suara erangan.

"Kamu tidak tahu, aku sangat lapar! Aku butuh makan karena sudah lama sekali aku tidak makan. Siapapun akan aku makan, termasuk dirimu, hahaha!" tawa lawan yang tadi menyeret tubuh Ken.

"Kalau begitu, aku pun mau makan juga, huaaa!" teriak Ken yang sedang dikendalikan oleh alien itu.

Keduanya saling menyerang satu sama lain. Saat monster Ken menyerang dengan membabi buta, begitu juga dengan lawannya. Mereka bertarung dengan menggunakan cakar, taring atau dengan apa saja yang mereka miliki sebagai senjata.

Alien yang mengambil alih tubuh manusia bisa membuat senjata sendiri dengan menggunakan tulang dari manusia inangnya. Dengan membentuknya berbagai macam senjata, monster itu harus mengorbankan tulang yang dijadikan senjata tersebut. Untungnya mereka masih bisa mengganti tulang yang diambil dengan mengambil bagian tulang lain. Karena tulang mereka bisa berubah-ubah sesuai dengan keinginan. Hanya saja itu membutuhkan tenaga atau kekuatan yang tidak sedikit.

Lawan Ken dalam bentuk yang menyeramkan itu, menggunakan tulang dari lengannya. Membentuk senjata sabit yang panjang dan sangat tajam di ujungnya. Makhluk itu berteriak dengan mulut menganga. Yang membuat gigi-gigi runcing itu terlihat menyeramkan.

"Aku ingin memakanmu, Huaa!" teriak Ken dalam bentuk mengerikannya. Ia mengambil tulang rusuknya lalu membentuk cakar yang panjangnya sekitar dua puluh sentimeter.

"Tidak akan semudah itu!" teriak sang lawan yang mengayunkan sabit itu ke arah Ken.

Ken menepis serangan itu lalu membalas dengan cakarnya yang panjang. Ia cabik-cabik dada lawannya yang kini mengeluarkan darah berwarna hijau. Darah itu mengucur deras setelah Ken menusukkan cakarnya di dada sang musuh.

"Sialan! Kamu mau membunuhku, hah?" Ia tidak terima dengan serangan Ken yang membabi buta. Ia membalas dengan juga dengan membabi buta. Tapi karena lukanya, ia tidak bisa bertarung dengan maksimal.

Ken yang dikendalikan alien, tidak membiarkan lawannya untuk mengambil istirahat, walau sejenak. Meskipun dirinya juga sudah terkena senjata dari lawannya, ia juga tidak mudah untuk dibunuh. Setelah lawannya mundur, ia melompat dan menendangnya.

"Huaahhh!" teriak alien yang menjadi lawan Ken itu. Tubuhnya terlempar jauh. Hingga merasakan sakit di tubuhnya yang kembali mengeluarkan banyak darah berwarna hijau.

Ken berlari lalu kembali mencabik-cabik dengan kukunya yang panjang. Sampai pada akhirnya makhluk di hadapannya tidak berdaya lagi. Ken menusukkan cakarnya ke dada sang lawan.

"Huahh ... jantungmu pasti enak!" ungkap Ken, lalu dengan cakarnya ia mengambil jantung yang ada di tubuh manusia. "Huahh ... ini benar-benar nikmat!"

Karena sudah masuk ke dalam tubuh manusia, alien itu tidak bisa keluar dari tubuh manusia. Karena tubuh mereka telah menyatu, saling berbagi tubuh yang sama dengan dua pikiran dan kesadaran berbeda. Maka saat Ken yang berwujud menyeramkan itu mengambil jantung manusia yang sudah dirasuki alien itu, tubuh itu ambruk dengan cucuran darah berwarna hijau.

Ken memakan jantung itu dengan rakusnya. Gigi-giginya yang tajam mengoyak tubuh alien di depannya. Ia bisa makan sebanyak yang ia mau agar bisa hidup lebih lama di bumi.

Ken membentuk tulangnya menjadi sebuah pisau lalu memotong bagian tubuh manusia yang sudah menyatu dengan alien di depannya. Ia makan dengan sangat rakus dan menghabiskan dalam waktu sepuluh menitan.

"Hahahaha! Daging ini rasanya sangat nikmat! Kenapa tidak dari dulu saja? Hahahaha!" tawa ken yang dikendalikan oleh alien.

Setelah selesai makan, makhluk itu melompat ke atas gedung yang tingginya lima meter. Ia dengan mudah melompat karena sudah mendapatkan nutrisi dari makanannya. Saat ia memakan sejenisnya di bumi, kekuatannya akan bertambah setengah dari monster yang ia makan.

"Mo-mo-mon-ster," ucap seorang pria terbata. Ia seorang manusia yang masih belum terkontaminasi oleh alien. Maka melihat Ken yang sudah berwujud monster itu pun sangat ketakutan.

"Grrrhhh ... rrrrr!" erang Ken yang sebenarnya ia bicara dengan bahasa Alien. Ia sudah merasa kenyang hari itu dan bisa bertahan selama satu minggu lebih. Maka ia membiarkan manusia itu dan memilih mencari tempat untuknya tidur.

"Huahh ... syukurlah ..." ungkap pria itu. Ia merasa lega karena tidak dimakan oleh Ken yang dalam bentuk mengerikan itu.

Belum juga merasakan kelegaan yang cukup lama. Sebuah benda tajam telah menembus perutnya. Ia melihat sebuah benda runcing berwarna putih, dan merasakan apa itu kematian. Dengan mata yang melotot dan tubuh yang berdarah.

"Hhhhrrrrr rrroaaahhh!" Tidak perlu waktu lama untuknya membunuh manusia. Berbeda jika ia membunuh sesamanya. Ia harus bertarung terlebih dahulu yang membuat dirinya lelah.

Meskipun manusia biasa bagi mereka adalah sumber makanan utama bagi mereka, namun tidak sedikit yang juga saling membunuh dan memakan makhluk sejenisnya. Ini karena nutrisi dari manusia biasa hanya membuatnya kenyang dalam waktu satu minggu.

"Hei, Monster! Aku akan membunuhmu!" teriak seorang pria yang menodongkan senjatanya. Ia merasa takut dan gemetar. Tapi ia tidak ada pilihan lain, membunuh atau dibunuh.

"Grrrrhh ...." Makhluk itu tidak memperdulikan manusia yang lainnya. Ia hanya makan satu orang. Jika sudah kenyang, ia akan mencerna makanannya terlebih dahulu.

Dor! Dor! Dor! Rentetan tembakan dilepaskan oleh pria itu. Ia merupakan seorang tentara yang bergerak untuk membunuh makhluk seperti yang ada di jarak sepuluh meter darinya.

"Mati kau! Hahahaha!" tawanya dengan frustasi. Dengan senjata api yang besar itu, ia harapkan akan membuat makhluk itu mati.

"Huwaaa!" teriaknya karena tubuhnya tidak bisa menahan peluru yang berukuran kelereng itu. Tubuhnya terluka dan darah berwarna hijau pun keluar dari dadanya. Ia mengerang menahan sakitnya.

Tubuh makhluk itu tidak bisa menahan serangan. Tapi mereka tidak mudah mati karena serangan peluru. Tubuh mereka bisa bergenerasi sendiri tapi membutuhkan lebih banyak makanan. Namun jika jantungnya diambil, mereka pun mati.

"Sialan, Kau! Matilah!" teriak pria itu yang terus menyerang dengan senjata apinya. Ia mengganti selongsong peluru yang masih penuh lalu kembali menembakannya ke arah monster itu.

Yang terjadi selanjutnya adalah sebuah benda dari bangunan melayang ke arah pria itu. Karena tidak tahan lagi, sang alien melempar apapun untuk menyerang manusia. Ototnya yang kuat pun membuatnya bisa mengangkat benda yang beratnya lebih dari lima ratus kilogram.

***


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C2
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión