Kami pun memutar jalan, mengambil jalan yang sedikit jauh untuk pulang ke rumah. Terus berjalan dan mempercepat langkah.
Hingga tiba di rumah dengan napas teregah- egah. Segera masuk ke dalam dan menuju kamar. Melepas Hinary yang kebingungan. Hinary pun segera menuju kamar mandi dan bersiap- siap untuk pergi ke sekolah.
Aku dan Revian mengatur napas baik- baik. Duduk di lantai dan menenangkan diri.
"Sangat gila! Semoga saja dia tidak melihat kita"
"Yah semoga saja begitu. Dia bilang pada kakak bahwa dia pergi mengatur bisnisnya, sekarang mengapa ia disini?"
"Mungkin saja dia sudah kembali"
"Hah, melelahkan!"
"Kakak, aku takut!"
"Takut kenapa? Bukankah saya dengannya sudah baikan!"
"Ya, bagaimana kalau dia melihat kita. Dan dia membalas perbuatan yang pernah kita lakukan padanya!"
"Bodoh! Dia tidak akan melakukan hal itu. Aku akan menghajarnya!"
"Ah bukan itu! Aku malu jika bertemu dengannya. Dia....."