Descargar la aplicación
40.54% My Teacher My Husband / Chapter 75: Ch. 75

Capítulo 75: Ch. 75

Rahang Sehun mengeras tak terima. Mengepalkan kedua tangannya hingga buku tangannya yang putih semakin terlihat putih.

Matanya memicing tajam menatap Kris, dengan sekali gerakan cepat, ujung sepatu mahalnya sudah mendarat kencang dan tepat mengenai tulang kering Kris.

"Akh." Dan menghasilkan ringisan kesakitan dari sang kakak. Mengusap kakinya lalu balik memandang Sehun.

Dug.

"Akh!"

"Aku hanya bercanda bodoh!"

"Dan aku tidak suka!"

"Kira-kiralah jika ingin menendang sialan!" Umpat Kris, menjitak dahi mulus milik adiknya itu dan berdiri dari kursinya.

"Aku pergi dulu." Pamit Kris, tak lupa menarik rambut Sehun yang membuatnya naik darah tadi. Jujur saja kakinya masih sakit.

"Hn." Balas Sehun, melempari Kris dengan kaleng soda yang entah dari mana ia dapat.

**

Mereka terdiam, saling tatap lalu kembali diam. Bahkan anak anjing Jong In juga ikut terdiam di pangkuan Chanyeol. Tiba-tiba saja suasana menjadi kaku, hening, dan mencekam!

"Hey, lusa kita akan mulai kuliah." Ujar Suzy memecah keheningan. Memainkan jemari Sehun yang saat ini hanya pasrah di samping istrinya.

Jika menolak maka Suzy akan mempelototinya. Sehun tidak takut, hanya saja ia tak nyaman.

"Aku tidak ingin hadir saat masa orientasi, itu menyeramkan." Sungut Suzy, membanting tangan Sehun ke atas meja lalu tersenyum polos tanpa dosa.

"Aku akan pindah jurusan." Ujar Jiyeon pada akhirnya, sang pencetus pertemuan hari ini yang sudah menghilang selama beberapa hari.

"Kenapa?" Alis Baekhyun terangkat heran, menatap Suzy yang juga menatapnya.

"Tidak, aku hanya ingin pindah jurusan." Jawab Jiyeon, mengundang kerutan di dahi Sehun dan juga yang lainnya.

"Kau ingin selalu bertemu dengan si hitam itu?" Tanya Sehun asal-asalan. Mengusap kepala Suzy yang saat ini sedang menumpukan kepalanya pada meja kayu di depan mereka.

"Hellllooooow! Tidak!" Bantah Jiyeon tegas, menunjuk-nunjuk Kai hanya mendengus Kesal padanya. Gila saja.

"Tunggu!" Suara Chanyeol terdengar mendesak, menatap Jiyeon dengan pandangan menyelidik lalu menaik-turunkan alisnya. "Kau pindah management business?" Tebak Chanyeol.

Anggukan Jiyeon berikan.

"Apa kau begitu mencintai Kai hingga ingin pindah jurusan?" Goda Baekhyun dengan kekehan penuh minatnya.

"Tidak! Ini memang keinginanku!" Bantah Jiyeon.

"Setauku. Keinginanmu ya masuk jurusan seni." Ujar Suzy dengan alis yang tak mau diam menggoda Jiyeon.

"Terseraaah!" Jengah Jiyeon. Melipat kedua tangannya di depan dada lalu menatap sinis Suzy yang sedang terbahak-bahak karenanya. "Sahabat sialan!" Sungut Jiyeon.

**

Entah bagaimana dan sejak kapan, mereka sudah sibuk dengan makanan mereka masing-masing, tidak ada yang bicara. Hanya saja, satu-satunya pasangan yang sudah menikah diantara mereka malah sibuk memperebutkan garpu.

Entah itu garpu milik siapa diantara mereka, yang jelas mereka masih seperti pasangan siswa-siswi SMU.

"Sehun!" Teriakan tertahan Suzy, tentu saja ia tak terima jika Sehun merebut lagi garpunya.

"Jangan berulah Nyonya Oh!" Desis Sehun tak terima.

"Kembalikan!"

"Never in a million years!"

Sret.

"Tak ada yang boleh menggunakan garpu di sini!" Dengan kejengahan luar biasanya, Jiyeon merebut garpu yang saat ini berada dalam genggaman tangan Sehun. Menimbulkan erangan tak suka dari dua makhluk di depan sana.

"Semua ini karena dirimu!" Tuduh Suzy tak terima.

"Terserah apa katamu bocah labil!" Sungut Sehun.

"Ngomong-ngomong Sehun, bagaimana masa orientasimu dulu." Tanya Chanyeol.

"Oh tenang! Orientasiku masih normal." Jawab Sehun asal-asalan. Mengendikan bahunya tidak peduli lalu kembali memakan ramennya.

"Kau jenius yang bodoh!" Sindir Suzy.

"Apa ada yang mendengar sesuatu?" Tanya Sehun, mengabaikan Suzy yang menyindir dirinya barusan.

"Masa orientasi kuliahmu Oh Sehun." Ulang Chanyeol.

"Tak ada yang istimewa, bukannya memarahiku, mereka malah gencar-gencarnya memperebutkanku." Jawab Sehun.

Chanyeol, Baekhyun, Kai, Jiyeon, dan juga Suzy melotot tak percaya. Yang benar saja!

"Mengejarmu?" Tanya Suzy, ada nada tak suka di sana.

"Ya. Mereka membawakan coklat setiap hari untukku. Mengajakku makan, dan selalu mengekoriku." Jelas Sehun.

"Bagaimana bisa?" Tanya Kai tak percaya, jujur saja ini seperti kisah pada novel yang sering ia baca, dan drama picisan yang sering ia tonton.

"Aku tampan, dan jenius." Sehun membersihkan noda di sekitar bibirnya dengan tisu yang terdapat di atas meja.

Suzy mendengua tak suka, bagaimanapun tentu ia kagum pada suaminya, lulusan S2 Harvard. Kecerdasan dan kekayaan Sehun tentu sudah tak ternilai lagi.

"Ya ya ya ya ya,, terserahmu saja." Gumam Suzy.

**

Pagi ini Suzy telah bersiap-siap, menyandang tas dan juga menyampirkan jas Sehun pada lengannya, ah.. dan juga dasi biru muda pria datar itu.

Suzy sudah siap dengan menu sarapan paginya tentu saja, menata di atas meja makan lalu memanggil Sehun yang masih berada di kamar mereka.

"Sehuuuuuun." Teriak Suzy, manyusul Sehun yang kebetulan berjalan menuruni anak tangga.

"Pagi Sehun." Sapa Suzy ramah,  memeluk Sehun sekilas lalu tersenyum ramah. Ia bahagia.

"Hm, pagi sayang." Balas Sehun, menimbulkan rona merah muda tipis di pipi sang istri yang saat ini tengah menunduk malu. "Nanti ingin aku jemput?" Tawar Sehun, meminum segelas air  mineralnya lalu mengusap sayang kepala Suzy.

"Aku akan menelfon nanti." Jawab Suzy. Menyeruput segelas susunya lalu menatap Sehun yang juga telah menyelesaikan sarapannya.

Suzy bangkit berdiri, memakaikan dasi biru muda Sehun yang sedang menengadahkan kepalanya agar memudahkan Suzy untuk memakaikan dasinya.

"Terima kasih." Ujar Sehun saat Suzy telah selesai memakaikan jas milik Sehun.

"Sama-sama." Jawab Suzy tak kalah manis.

"Semoga hari pertamamu lancar mahasiswi baru." Sehun mengusak kepala Suzy, melingkarkan lengannya pada seputaran bahu Suzy.

"Terima kasih presdir." Suzy balas merangkul bahu Sehun yang tentunya jauh lebih tinggi dibanding dirinya.

Mereka tertawa, berjalan menuju pintu utama yang ternyata sudah ada empat manusia yang menunggu mereka disana.

"Apa lagi kali ini?" Tanya Sehun malas, kenapa empat manusia itu selalu saja mengganggu waktunya dengan Suzy? Menyebalkan!

"Kami juga ingin ucapan semangat darimu!" Ujar Jiyeon. Yang diangguki oleh Chanyeol dan Baekhyun. Sedangkan Jong in? Dia hanya diam dengan tatapan tak tau menahunya.

"Dan kau hitam?" Tanya Sehun, kali ini pada Jong In. Spesial.

"Mereka menggedor pintu kamarku dan menyeretku kesini." Jawab Jong In santai, memang benar seperti itu sebenarnya.

"Hanya itu?" Sehun menelisik lagi, ia yakin tak hanya itu!

"Hehehe." Kekehan Baekhyun terdengar, dan itu mengundang Sehun untuk bersedekap dada saat ini.

"Hehehe?" Ulang Sehun, menatap satu persatu manusia itu dengan alis yang terangkat sebelah.

"Sekalian kami menumpang."

'Ck! Sudahku duga!'

**

Mereka berlima masih mematung di depan gerbang, grogi, takut, tak percaya, dan gemetar.

"Aku ingin pipis." Ujar Chanyeol.

"Aku ingin buang air besar." Tambah Baekhyun.

"Kepalaku pusing." Suzy membuka suaranya.

"Lututku lemas." Jiyeon ikut-ikutan.

"Aku haus. Ayo beli minuman." Ajak Kai, respon manusia itu benar-benar santai. Tak ada takut atau grogi sama sekali.

"Apa kau punya kekasih di sini? Kenapa kau santai sekali?" Tanya Chanyeol tak percaya. Mengekori Kai lalu mendesaknya agar menjawab pertanyaan barusan.

"Tidak! Aku single." Jengah Kai, memutar badan lalu menatap satu persatu empat manusia itu. "Jangan tanya itu lagi!" Peringat Kai. Bersungut-sungut lalu masuk kedalam kantin. Membeli sesuatu yang sekiranya bisa mengganjal perut kosongnya.

"Aku yakin dia ada kekasih di sini!" Bisik Jiyeon.

"Atau ada saudaranya yang juga kuliah disini." Tambah Baekhyun.

"Apapun itu yang pasti ada sangkut pautnya dengan manusia hitam ini." Balas Chanyeol, bahkan bisikannya yang paling kecil. Berjaga-jaga agar objek yang sedang mereka bahas tidak mendengar bisikannya.

"Bibitiwi Ji to the Yeon." Panggil Suzy, menyeruput sekotak susu stoberry Baekhyun, dan menatap teman-temannya itu. "Bagaiman-"

"Intruksi!" Sela Chanyeol. "Apa itu bibitiwi?" Tanya Chanyeol keheranan. Menyeruput susu pisangnya dengan mata bulatnya yang menatap Suzy itu.

"By the way." Jawab Suzy. "Jadi bag-"

"Ok, lanjutkan!" Sela Baekhyun dengan wajah kelewat polosnya.

"Jadi bagaimana bisa kau keluar dari istanamu itu?" Tanya Suzy pada akhirnya, merapalkan kata sabar dalam hatinya agar ia tidak mencincang-cincang dua makhluk yang sedari tadi itu menyela ucapannya.

"Haaah." Jiyeon menghela nafas, menyenderkan punggungnya ke kursi lalu menatap satu persatu temannya itu.

"Jika kau belum siap bercerita tak apa." Chanyeol berbaik hati saat ini, tersenyum manis pada Baekhyun yang juga sedang menatapnya.

"Kami akan menunggu." Tambah Baekhyun.

"Benar-"

"Tiga puluh detik lagi." Sela Baekhyun, mengakibatkan senyuman di wajah Jiyeon lentur seketika.

Berbanding terbalik dengan Suzy yang saat ini tertawa terbahak-bahak. Memegangi perutnya seraya berkata, "kalia-"

"Tuan muda?"

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C75
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión