Rahasia yang terkuak, tidak akan pernah menghancurkan kita bukan?. Jangan lupa, aku masih pemilik mu. Karena sejak awal, kamu itu milikku!
Jangan pernah mencoba pergi!.
***
Pantulan bola orange itu memenuhi gedung olah raga,.. seorang lelaki dengan seribu pesonanya sedang memantulkan bola itu sehingga melambug diudara. Sesekali dia melempar keras ketembok. Dan memantul kembali ke tempatnya.
"ooo man.. untung disini sedang tidak ada orang" Reno yang tadinya hanya ingin melihat-lihat gedung olah raga, sekalian bertemu dengan Bella pacarnya. Malah harus bertemu dengan sahabatnya yang sedang direndung emosi..
"sekolah ku ini" balas Alex sombong
"hahaha. Sepertinya ada yang sedang berada dalam mood yang buruk."
"bukannya lo mau ke studio penyiaran. Ngapain lo kesini' tanya Reno saat melihat Daniel juga berada dalam ruangan ini
Alex menatap tak suka. Sahabatnya yang satu ini, selalu tepat dalam menebak, itu hanya akan membuat dia tidak bisa menyembunyikan Rahasia ini dalam waktu yang lama.
"kalau lo lupa. Gedung olah raga itu. Juga satu gedung dengan studio penyiaran." Ucap Daniel menyindir. Reno hanya menyengir ria. Menanggapi kebodohannya.
"pergilah, gue pengen sendiri'" usir Alex. Menyebal kan kalau harus melihat mereka berdebat di depannya.
"sayang sekali. Gue masih ingin disini. Bagaimana kalau kita batle."tawar Daniel.. yang berhasil membuat Alex menatap tajam kearahnya.
Reno langsung mengambil langkah aman. Sejak dulu, saat Alex sedang dalam mode badmood nya hanya Daniel yang betah berlama-lama disamping lelaki itu.. "gue pergi" pamit Reno bersikap baik, polos tak berdosa
Daniel mulai mengambil bola, yang dipantulkan Alex, sesaat setelah Reno menghilang dari hadapan mereka... Alex menatap tak suka. Dia tidak suka dengan temannya yang satu ini. Terlalu banyak tahu itu tidak bagus bukan. Sama dengan sepupu brengseknya itu. Terlalu banyak tau, sehingga membuatnya semakin waspada
"ada apa diantara lo dan Lexsa" tanya Daniel membuka percakapan
"seperti yang lo lihat. Tidak ada apa-apa" jawab Alex sambil mengambil posisi duduk diatas lapangan basket, membiarkan Daniel memainkan bolanya sendiri. Tanpa berniat untuk ikut didalamnya.
"kalian berada dalam hubungan yang rumit. Seperti yang pernah gue bilang, kalian sangat serasi dalam hubungan yang berbeda" tepat sekali!.. Alex merutuki kebodohannya memilih Daniel menjadi salah satu sahabatnya, walaupun terkadang menguntungkan tapi tetap saja dia terlalu banyak tahu, .
Alex menatap tajam . sambil tersenyum sinis, seolah memuji dan menghina dalam waktu yang sama. Kalau orang lain mungkin akan langsung memakinya. Tapi Daniel tahu perkiraannya tepat. Dunia malam sudah mengasah instingnya dengan baik. Tidak ada yang bisa membohonginya, itulah keuntungannya.
"gue tahu lo tahu apa yang gue maksud. Sejak kapan?" tanya Daniel
Alex menatap seolah tak tahu apa-apa. Muka polosnya seolah sangat membantu, tapi sayangnya tidak berlaku untuk lelaki didepanya ini
"Kami baik-baik saja, pertengkaran atar saudara,bukannya sering terjadi" balas Alex, yang jelas itu haya untuk mengulur waktu
Daniel tertawa kecil. Sahabatnya ini sangat pandai mengulur waktunya. Lagipula semuanya sudah tercium olehnya. Apa guna nya mengulur waktu, itu tidak akan berguna lagi
"kalian berada dalam hubungan terlarang , sejak kapan kalian pacaran" Akhirnya petanyaan itu keluar juga, Alex harus bersyukur karena disini tidak ada orang, jadi dia bisa menjamin tidak akan ada yang akan mendengar omongan mereka.
"hubungan terlarang?, Hahaha "Alex tertawa tak suka, dengan ucapan sahabatnya itu
"Alexsa Wilhon milik ku, hanya millikku. Tidak ada yang bisa mengambilnya dariku, walaupun itu orang tua kami sendiri' Alex menatap tak suka. Daniel yang tahu suasana semakin memanas mengambil nafas dalam-dalam.
Dia tidak bisa berbohong kalau dia tidak kaget dengan pengakuan Alex. Walaupun ini akan menjadi masalah besar, tapi dia juga suka melihat mereka bersama. Itu terlihat sangat manis tapi ada tembok besar yang menghalangi mereka.. mereka memiliki darah yang sama.
Ini rumit
"kamu hanya akan menghancurkan semuanya Alex'" balas Daniel
"tidak!!.. kalau kau tidak membocorkannya
"kamu tahu aku tidak"
'kalau begitu jangan... sebentar lagi . tinggal sedikit lagi. Saat kami berumur 21 tahun. Semua nya akan menjadi milik kami. Bisnis itu akan menjadi milikku. Dengan itu aku akan melindunginya, melindungi gadisku" itulah rencana Alex yang sudah di siapkannya jauh-jauh hari.
"kapanpun kamu butuh bantuan ku. Kamu tahu harus mencariku kemana."Alex menatap tabjub, sahabat menyebalkannya sudah berevolusi menjadi lebih baik.
'apa Ken sudah tahu" tanya Daniel lagi
"sudah"
"kapan?" Daniel menatap terkejut , apa secepat itu
" dia melihat kami berciuman di taman kemaren" jelas Alex. Yang berhasil membuat Daniel menatap tabjub, sang Princes sudah ternodai ternyata
"jangan menatapku begitu" seolah tahu apa yang dipikirkan sahabat menyebalkannya ini. Alex menatap tak suka.
Daniel terkekeh pelan, jadi Ken sudah tahu ya, kalau begitu semua nya aman sekarang, Ken pasti akan melakukan sesuatu untuk melindungi kedua sahabatnya itu
Tapi_
"ok ok.. i go"Daniel mengambil langkah seribu. Dia harus ke ruang penyiaran sekaran, sebelum bola basket itu menjadi senjata pembunuh nomor satu ditangan Alex.
Alex tetap saja sewaspada itu.
*****)(
"apa kau sudah menemukan sesuatu" seorang wanita berbalutkan pakaian mewah sedang duduk di kursi kekuasaannya, menatap angkuh seorang perempuan muda yang menjadi tangan kanan nya.
"sudah nyonya" jawabnya sambil menyerahkan beberapa lembar foto kearah perempuan yang dipanggilnya nyonya
"ternyata cucuku sudah tidak sabar, ingin menghancurkan semuanya." Ucapnya dingin sambil menatap satu persatu foto yang menjelaskan aktifitas Alex dan Alexsa
"Grandma,, " Carla terlonjak kaget, suara anak muda yang tak lain adalah Alexsa berhasil membuatnya hampir melemparkan foto-foto itu kearah Alexsa.
"ada apa sayang' tanya Carla setelah berhasil mengendalikan dirinya.Carla menggerakkan tangannya pelan seolah tahu apa yang maksud nyonya nya , perempuan dengan setelah hijau tua itu melagkah pergi dari sana
"Grandma, aku ingin pindah kerumah Grandma saja" ucap Lexsa terburu-buru. Tidak perlu bertanya dua kali, Carla tau apa maksud cucunya ini, dan siapa penyebab dari semua ini.
"ada apa sayang" Lexsa berpikir keras apa yang harus dia katakan. Tidak mungkin dia mengatakan kalau dia berpacaran dengan kakak nya sendiri, bahkan mereka sudah sering berciuman. Carla yang melihat cucunya berpikir keras, rasanya ingin langsung mengatakan kalau dia sudah tahu semuanya. Tapi tidak baik membuat cucunya yang satu ini banyak pikiran. Setelah cucunya ini menuruti keinginannya untuk mengurangi latihan karatenya bahkan keluar dari Clup Itu.
"kak Alex menyebalkan. Lexsa maunya kami joging jam 8 pagi. Tapi kak Alex malah membangunkan Lexsa jam 6 pagi. Lexsa kesal" adu Lexsa seperti anak kecil.. Carla menatap penuh haru, rasanya dia melihat cucunya ini pada umur 5 tahun sekarang, pada kejadian yang sama. Dia merindukan saat-saat itu.
"Benar kah"' tanya Carla seolah-olah terkejut. Karena dia tahu Alexsa pasti akan marah, kalau dia menganggap remeh jam bangun paginya dihari minggu.
" iya grandma, padahalkan Lexsa gak mau joging sepagi itu.. ngantuk Grandma. Trus kak Alex bukannya minta maaf malah marah-marah"adunya lagi. Walaupun setengahnya bohong, karena jelas-jelas yang marah-marah itu dirinya bukan Alex.
"ya sudah sayang, kamu boleh pindah kerumah Grandma. Tapi jangan lupa beri tahu Mommy dan Daddy dulu. Bukannya mereka masih diluar negeri sekarang. " ucap Carla sambil mengelus rambut Lexsa pelan
"benarkah grandma. Baiklah Lexsa akan pindah. " ucap Lexsa senang
" tidak bisa" kedua perempuan beda usia itu menatap taksuka dengan orang yang sudah megganggu mereka dengan tidak sopan.
Carla menatap tak suka. Tapi tentu itu tidak akan mempan pada cucunya ini. Alex melangkah cepat dan langsung mengambil tempat duduk disamping Lexsa, sambil menatap gadis itu tajam
""Apa?" Sinis Lexsa sambil membalas tatapan Alex taka alah tajammnya
"gak boleh pindah, kalau kamu berani pindah. Kakak janji akan menyeret kamu ke rumah kita lagi" ancam Alex penuh penekanan. Carla mengusap wajahnya lelah.
Dasar remaja.!
"terserah aku" balas Lexsa sambil melangkah pergi dari sana, tidak peduli dengan Alex yang sudah teriak-teriak memanggil namanya.
"berhentilah berteriak diruanganku, Alex Wilshon"ucap Carla tajam
"grandma. Pokoknya grandma tidak boleh mengizinkan Alexsa pindah." Bukannya merasa bersalah. Alex langsung memberikan perintahnya.
"dia tidak akan pindah. Kalau kamu bisa mengatasinya, bukannya kamu saudaranya" serasa dihantam dengan batu besar. Saudara. Apa benar mereka layak dikatakan saudara setelah apa yang mereka lakukan.
Alex hanya diam , tanpa ingin menyanggah ucapan Carla. Carla meraih tumpukan foto yang disimpannya tadi. kemudian meletakkannya di depan alex.
"ini' Alex menatap tak percaya, kemaren Ken sepupunya, dan tadi Daniel sahabatnya, dan sekarang neneknya juga sudah tahu
"sejak kapan' tanya Carla, tidak peduli dengan keterkejutan Alex yang melihat beberapa foto dimana dirinya sedang berciuman panas dengan Lexsa.
Carla duduk dengan angkuhnya menuggu penjelasan dari cucunya ini
"sejak ulang tahunku yang ke 17" ucap Alex jujur. Tidak ada gunanya berbohong sekarang
"kamu yang membuat Alexsa dan Alcio putus"tanya Carla lagi. Lagi lagi berhasil membuat Alex terkejut
" kamu tidak perlu tahu dari mana Grandma mu ini tahu semua itu. Aku selalu mengawasi cucuku. Apapun yang kalian lakukan , aku akan selalu tahu"ucap Carla, menjawab keterkejutan Alex
"kalian hanya akan menghancurkan semuanya" ucap Carla lagi. Lagi lagi kata-kata ini yang hars dia dengar, apa semua oang hanya akan peduli denggan harta saja. Bahkan mereka tidak peduli dengan kebahagiaannya.
"Alexsa hanya milikku. Kalau Grandma ingin mencoba memisahkan kami. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi"
"kamu masih terlalu muda. Untuk mengalahkan grandma mu ini Alex Wilshhon, berterima kasihlah pada Grandma mu ini. Yang sudah menghalangi semua musuh—musuhmu untuk tahu dengan semua ini. Bahkan orang tua kalian saja tidak bisa mengalahkan grandma" ucap Carla Bangga
Ya Alex mengakui itu
"Aku tidak perlu berterima kasih, kalau akhir-akhirnya Grandma juga akan mencoba memisahkan kami" balas Alex sambil melangkah pergi dari sna
"kamu masih terlalu muda untuk melihat seberapa kejamnya dunia ini anak muda" Carla MENGhela nafas lelah, di usia senjanya, ternyata dia masih menghadapi masalah sepelik ini.
Tidak ingin membuat cucunya berada dalam masalah besar, Carla langsung menghubungi orang kepercayaannya
"selidiki lebih dalam , jangan sampai satu orangpun tahu dengan semua ini.. Perintahkan Ken untuk menemui ku nanti" ucap Carla memberi perintah kepada orang disebarang telpon sana.
Carla menatap lurus kedepan , kalau saja dunia itu sekecil ruangan ini. Pasti semua bau busuk ini akan tercium.. dia harus menyelidiki lebih dalam lagi. Cucunya yang satu itu sangat tertutup. Bahkan dia baru tahu kalau cucunya itu baru saja membeli satu Restoran Di Amerika. Bahkan cucu nya itu mempunyai beberapa saham di beberapa Galeri Besar di Prancis, dan perusahaan Besar Lainnya, yang tidak pernah menjadi Kolage perusahaan mereka.
Sangat pandai, Carla akui itu. Pantas saja cucunya itu tidak pernah kekurangan uang, walaupun semua kartu Kreditnya di tahan. Ternyata dia sudah menyiapkan semuanya sejauh ini.. apa masih banyak yang dia tidak tahu
Carla tersenyum Tipis.. bibit Unggul keluarganya, memang patut di ancungi jempol..
..
***
Ok jangan lupa vote dan komennya ya.. see you guys.. love you All.