Descargar la aplicación
52.75% My New Neighbour / Chapter 134: Tempat Karaoke

Capítulo 134: Tempat Karaoke

Untuk menghilangkan perasaan tidak enak yang kurasakan saat itu, aku mencoba menghubungi Ryan. Ya, dengan menghubungi suamiku itu maka hatiku ini akan jauh lebih tenang. Setidaknya aku bisa tersadar saat mendengar suaranya.. bahwa perasaan yang kurasakan saat ini hanyalah perasaan iri ketika melihat pasangan lain bermesraan dihadapanku. Namun sayang, saat itu Ryan sama sekali tidak menjawab panggilanku. Tiga kali aku mencoba hubungi dia, tetapi dia tidak menjawabnya. Hingga kemudian aku tiba-tiba mendengar suara lagu yang sedang diputar di sebuah cafe dimall,

"Aku menyesal tlah membuatmu menangis dan biarkan memilih yang lain.. tapi jangan pernah kau dustai takdirmu.. Pasti itu terbaik untukmu.."

"Janganlah lagi kau mengingatku kembali. Aku bukanlah untukmu.. Meskiku memohon dan meminta hatimu. Jangan pernah tinggalkan dirinya.. untuk diriku.."

Lagu itu begitu mengena sekali liriknya.. terlebih lagi dengan kondisiku sekarang.. hingga kemudian Karin tiba-tiba muncul

"Hooy..!" sapa Karin mengagetkanku

"Gw pikir ngilang ke laut lw, gara-gara baper sama Aris tadi.. Ehh, gak taunya.. malah asik-asikkan nelpon disini." ucap Karin

"Siapa?" tanyanya kembali

"Tukang ojek kesayangan.. daritadi gw hubungi hpnya, tapi dia gak jawab.." jawabku

"Elahh.. Palingan dia lagi sibuk ma urusannya. Dah yukk.. daripada gabut mending kita karokean.." ajak Karin

"Karokean? Berdua doang?" tanyaku kembali

"Ohh.. atau lw mw gw panggilin Aris ma Shina biar rame. Biar bisa baper-baperan sama kode-kodean gitu kalian make lagu.." tanya Karin kembali meledek

"Ihh.. apaan sih. Siapa juga yang baper coba. Gw cuma lagi BT aja Rin, Ryan gak jawab telpon gw.." ucapku mencoba mengelak

"Iya iya.. Apapun itu yang lw rasain, hanya lw dan Tuhan yang tahu. Kalau gw sih.. cuma bisa nebak aja, tapi biasanya sih emang suka bener tebakan gw, hehehee.." ledek Karin kembali sambil mengedipkan matanya

Tidak mau membuat Karin semakin menjadi-jadi dengan meledekku kembali, aku pun segera menariknya dan pergi ke tempat family karaoke yang ada di mall itu.

Kalau kalian menanyakan dimana keberadaan Roy saat ini, entahlahh.. Aku juga tidak tahu. Dia menghilang sesaat setelah mengobrol dengan Karin tadi, saat aku meninggalkan mereka berdua untuk menelpon Ryan.

Begitu kami hendak masuk tempat karaoke, tiba-tiba suara Shina terdengar memanggil

"Lena.. Karin.." ucapnya tiba-tiba sambil mendekat ke arah kami

"Kalian mau karokean berdua?" tanyanya kembali

"Eh, Shin. Kebetulan lw ada. Gabung yuk.. Daripada gabut gak jelas lw berdua, mendingan temenin kita karokean disini." ajak Karin

Saat itu aku sedikit menyenggol tubuh Karin sambil berbisik pelan padanya,

"Ngapain lw ajak mereka? Biarin aja mereka ngabisin waktu berdua. Masa lw mau ganggu momen romantis ulang tahun Shina dengan ngajak mereka karokean bareng kita sih Rin.." ucapku tidak setuju

"Boleh.." ucap Shina antusias

Saat itu terlihat sepertinya Aris, dia juga mempunyai pemikiran yang sama denganku. Terlihat saat itu dirinya membisikkan sesuatu pada Shina. Mungkin dia mau mengajak Shina untuk menolak ajakan kami. Namun tetap saja, Shina tidak mau dan dia ingin ikut pergi berkaraoke bersama kami.

Akhirnya, kami pun memesan medium room saat itu.. walaupun sebenarnya small room cukup untuk jumlah kami yang hanya berempat orang saja.

Jujur, aku merasa tidak tenang, sabab aku masih merasakan perasaan aneh ketika melihat mereka berdua bermesraan seperti tadi. Aku ingin menghindar kalau bisa.. Namun sialnya, aku hanya bisa terjebak di ruangan karaoke ini bersama mereka.

Untuk lagu pertama, Shina sebagai seseorang yang berulang tahun hari ini, mulai menyanyikan lagu pembuka. Saat itu aku tidak mengira bahwa dia akan memilih menyanyikan lagu melow dari band dewa berjudul risalah hati.

"Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku.."

"Beri sedikit waktuuu.. biar cinta datang karna telah terbiasa.." ucap Shina menyanyikan lirik lagu tersebut sambil menatap Aris

Saat itu, Shina terlihat senang bahagia. Dia menyanyikan lagu itu sambil tersenyum menghadap Aris. Sedangkan respon Aris saat itu.. dia terlihat tersenyum malu membalas Shina. Dia merasa malu karena semua orang diruangan tersebut tahu bahwa Shina memang khusus mempersembahkan lagu tersebut untuknya.

Sementara aku, aku terus saja memperhatikan tingkah pola mereka berdua, terutama Aris. Lagi-lagi.. saat itu aku kepergok olehnya, ketika aku mencoba untuk curi-curi pandang. Aku kesal dengan diriku sendiri, kenapa aku selalu memperhatikan Aris dan Aris lagi saat itu..

"Ya Tuhan.. Ini benar-benar tidak benar.. Aku tidak boleh melakukan hal ini lagi" ucapku mengeluh dalam hati

Tidak tahan dengan kondisi tersebut, akhirnya aku pun memilih keluar ruangan.. mencoba menenangkan diri. Namun beberapa saat kemudian, Aris kemudian menyusulku.

"Lena.." sapa Aris, yang melihatku seperti orang kebingungan saat itu

"Ini.. Ryan daritadi sepertinya coba menghubungimu.." ucapnya kembali sambil memberikan handphoneku itu

"Ohh.. Iya. Maaf.." balasku salah tingkah

"Terima kasih.." ucapku kembali saat menerima telpon tersebut darinya

Namun sayang, saat itu tiba-tiba panggilan Ryan itu berakhir.

"Kau.. Apa kau baik-baik saja?" tanya Aris tiba-tiba padaku

"Iya..?" jawabku mencoba memaksakan tersenyum

"Sepertinya ada sesuatu yang ingin kau sampaikan padaku. Ku lihat kau terus saja menatapku daritadi. Ada apa sebenarnya?" tanya Aris kembali

"Aduh.. Bagaimana ini? Kenapa dia bisa sadar saat aku terus menatapnya dari tadi. Aku harus jawab gimana.." pikirku panik dalam hati

Saat itu, tiba-tiba ada seseorang yang berlari dan menyenggol tubuhku. Aku mendadak jatuh terhuyung.. hingga tiba-tiba tangan Aris menarikku dan membuatku tersandar dipeluknya

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya sambil menundukkan kepalanya menatap wajahku yang saat itu seolah bersembunyi dibalik dadanya.

Dengan segera aku kemudian melepaskan diri darinya, namun kejadian aneh terjadi lagi. Saat hendak mundur, keseimbangan hak sepatuku goyah, hingga membuatku seperti akan terjatuh kembali

"Hey hati-hati.." ucap Aris memperingatkan sambil kembali memegang lenganku kali ini

"Aku ingin pulang. Aku tidak enak badan.. Sampaikan salamku pada Shina dan Karin nanti." ucapku sambil sedikit menundukkan kepalaku, tidak mau menatap matanya saat itu.

Kemudian aku pun segera berlari pergi meninggalkan Aris sendirian disana. Sedangkan Aris, dia masih terus memandangku.. sampai bayanganku itu benar-benar menjauh pergi dari hadapannya.

Setelah tiba didepan loby mall, aku baru sadar.. aku tidak membawa tasku itu bersamaku. Aku tidak mungkin kembali keruangan karaoke itu lagi untuk mengambilnya..

Tiba-tiba.. suara klakson mobil kembali menyadarkanku. Ternyata itu Ryan menggunakan mobil Camrynya. Sambil menurunkan kaca mobil depannya, dia berkata

"Butuh tumpangan ojek Mba buat pulang kerumah?" sapanya sambil tersenyum ramah padaku

Dengan segera aku pun langsung masuk ke dalam mobil dan memeluknya erat, hingga membuatnya terheran.

"Kamu gak apa-apa Sayang?" tanya Ryan khawatir padaku

"Iya. Aku lagi kangen aja.. pengen meluk kamu. Aku lagi butuh kamu Mas... Biarkan aku memelukmu sebentar seperti ini untuk sementara.." jawabku

"Aku sih gak keberatan, malah seneng.. tapi masalahnya mobil dibelakang kita itu lagi ngantri buat jemput penumpang lainnya diloby ini.."

"Gimana kalau acara peluk-pelukannya kita lanjutin dirumah aja, dikamar.. Mau kamu peluk aku sampai 3 hari 3 malam juga aku gak masalah.." ucap Ryan membalas

Dan akhirnya aku pun melepaskan pelukanku saat itu. Dan Ryan kemudian melajukan mobilnya, membawaku pulang menuju apartemen kami.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C134
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión