Descargar la aplicación
42.12% My New Neighbour / Chapter 107: Sikap Agresif Aris

Capítulo 107: Sikap Agresif Aris

Saat itu Aris mengejar Shina dan mencoba menariknya kembali untuk masuk kedalam kamarnya. Shina yang tidak terima dengan perlakuan Aris saat itu,

"Hey Aris.. Lepaskan.. Apa yang kau lakukan?.. Lepaskan.. Aris!!" Shina berusaha melpaskan tangan Aris yang menggenggamnya erat dan menariknya itu

"Brengsek.. Lepaskan aku.. Aku bilang lepaskan!!"

Aris tidak peduli, dia tetap membawa Shina masuk ke dalam kamarnya. Bahkan dia sempat mengunci kamarnya saat itu ketika mereka berdua telah masuk.

"Apa yang kau lakukan, hah?" ucap Shina berteriak membentak Aris

"Aku hanya sedang berusaha meluruskan masalah yang terjadi diantara kita. Kalau aku tidak melakukan ini, maka kau tidak akan pernah mau mendengarkan penjelasan dariku.." balas Aris

"Brengsek, berikan kuncinya itu padaku. Aku ingin keluar.." ucap Shina memaksa

"Kalau kau mau kuncinya maka kau harus mengambilnya sendiri dan merebutnya dariku.. tapi sebelum itu, biarkan aku menjelaskan semuanya padamu agar kau tidak salah paham.." jawab Aris

"Terserah.. tapi aku tidak mau mendengarkan apapun penjelasan darimu.." balas Shina ketus

"Shina dengar.." Aris yang belum menyelesaikan perkataannya dibalas dengan sikap Shina yang cuek sambil memalingkan wajahnya.

Shina memalingkan wajahnya sambil menutup kedua telinganya menggunakan tangan. Saat itu dia memberikan respon seolah dirinya tidak mau mendengarkan apapun  yang diucapkan oleh Aris.

Tidak mempedulikan sikap Shina, Aris tetap melanjutkan perkataannya,

"Pertama, aku tidak pernah bilang bahwa aku akan kembali pada Lena dan pergi meninggalkanmu.. Dengar Shina, meskipun hatiku masih belum yakin sepenuhnya, tetapi aku masih tetap berusaha untuk terus mencintaimu dan membuka hatiku tulus padamu.."

"Shina aku.."

"Aaaa.. Aaaa... Aaaa... Aaaaa.. " Shina terus mengeluarkan suara-suara gaduh sambil menutup kedua telinganya itu ketika Aris berusaha menjelaskan

Aris yang mulai terusik oleh apa yang dilakukan Shina kemudian berjalan mendekat kearahnya. Shina kemudian mundur menjauhi Aris, sampai akhirnya dirinya memilih untuk menutup dirinya sendiri diatas kasur dengan selimut dari ujung kaki hingga kepala.

"Meskipun kau bersembunyi dibalik selimut seperti itu, kau masih bisa dengan jelas mendengarkanku.." ucap Aris meledek

"Shina.. aku benar-benar tidak tahu bahwa kau bisa bersikap kekanakan seperti ini kalau kau sedang marah.."

"Dengar Shina, sampai kapanpun aku akan.."

Saat itu Shina terus saja mengeluarkan suara-suara kegaduhannya itu, sehingga suaranya bisa menyaingi Aris yang sedang berupaya menjelaskan semuanya..

Aris yang mulai jengkel, kemudian berusaha menarik selimut yang menutupi Shina. Saat itu posisi Aris tepat berada diatas Shina. Shina dengan cepat memalingkan wajahnya ketika Aris berhasil membuka selimutnya itu. Dia tidak mau menatap Aris sama sekali, tetapi kemudian Aris menahan kedua tangan Shina tadi (menguncinya) sehingga berhasil membuat Shina terkejut dan kembali melihat ke arahnya lagi. Kemudian,

"Shina.. kalau kau terus bersikap seperti ini, maka jangan salahkan aku kalau aku akan membungkam mulutmu itu (mencium) " ucap Aris

Saat itu terlihat dari sorot mata Shina ekspresi kekecewaan dan kegelisahan.. Ada sedikit genangan air terkumpul disana dan bersiap untuk turun membasahi wajahnya. Melihat hal itu, Aris yang merasa bersalah pun akhirnya meminta maaf sambil melapaskan kunciannya itu pada Shina.

"Maafkan aku Shina, Aku tidak berniat menakutimu atau mempermainkanmu. Sungguh.. Aku hanya berupaya menjelaskan semuanya disini.. Aku tidak ingin kau salah paham.."

Shina memalingkan wajahnya dan air matanya pun mulai turun.

"Shina jangan menangis.. Aku benar-benar menyesal. Maafkan aku.. Aku tidak tahu kalau sikapku itu membuatmu terluka.."

Shina masih terdiam tidak memberikan respon. Bahkan, dia masih memalingkan wajahnya dari Aris

"Baiklah.. Aku akan mengizinkanmu untuk berperan didrama itu bersama dengan Roy.." ucap Aris berupaya membujuknya

"Shina aku.." Aris terlihat sulit melanjutkan kata-katanya.

"Kau sungguh bisa membuatku merasa frustasi dengan sikapmu yang seperti ini.. Aku tidak tahu.. Aku bingung.." ucap Aris

"Shina.. katakatan apa yang harus kulakukan untuk membuktikan padamu bahwa hatiku kini telah benar-benar berpihak padamu.." ucap Aris melanjutkan

Kemudian sambil memegang wajah Shina dan membalikkan posisinya agar Shina mau menatap matanya, Aris berkata

"Shina maafkan aku.." Aris yang saat itu masih berada di atas Shina kemudian langsung mencium bibirnya

Saat itu tidak ada perlawanan dari Shina, bahkan terlihat mereka berdua saling menikmati ciumannya itu. Hingga kemudian mereka berdua saling menyatukan diri dalam menjalankan hak dan kewajibannya sebagai pasangan suami istri.

Beberapa saat setelahnya, kemudian

"Maafkan aku Aris.." ucap Shina tiba-tiba

"Aku tahu seharusnya aku mengatakan ini dari awal padamu untuk masalah kebohongan yang telah kubuat soal Lena waktu itu.."

"Mungkin kau benar, sikap cemburuku ini terlalu berlebihan. Tidak seharusnya aku membuat keadaan kalian menjadi rumit seperti ini, aku menyesal.."

"Aku minta maaf ya, telah mempersulitmu dan membuatmu menjadi frustasi dengan sikapku itu." ucap Shina sambil mendongakkan kepalanya yang saat itu berada dalam dekapan Aris

"Hanya meminta maaf saja?" tanya Aris meledek yang membuat Shina terkejut dan terheran

Saat itu Shina terlihat sedikit cemas mendengar Aris merespon seperti itu.

"Kau tahu kau telah membuat situasinya semakin kacau dan tidak terkendali.." ucap Aris menambahkan

Shina terlihat menarik nafas panjang saat itu. Kemudian

"Baiklah, kau ingin aku melakukan apa untuk bisa menerima permintaan maafmu?" tanya Shina

"Apa kau sungguh-sungguh saat kau bilang ingin main drama itu bersama dengan Roy? Maksudku, kau tidak berusaha untuk membuatku cemburu disini dengan melakukan itu semua padaku kan Shina?"

"Apa kau cemburu?" tanya Shina kembali

"Menurutmu?" balas Aris

Shina terlihat tersenyum kecut saat itu. Kemudian dia berkata,

"Entahlah.. Aku tidak pernah mendengarkan pernyataan cinta secara tulus langsung darimu Aris. Jadi aku rasa wajar jika aku bertanya seperti itu?" balas Shina

"Setelah melakukan semua ini, bahkan kau masih bilang kalau aku tidak tulus menyatakan perasaanku itu?" tanya Aris terheran sambil menunjukkan keadaan mereka yang sedang berada dalam satu selimut tanpa sehelai pakaian pun

"Kau itu memang polos ya. Apa kau tahu, orang-orang diluar sana bahkan bisa melakukan ini tanpa didasari rasa cinta diantara mereka.." balas Shina

"Aku tidak peduli bagaimana dengan orang-orang diluar sana. Yang jelas aku tidak akan pernah melakukan hal ini dengan sembarangan orang."

"Jadi maksudmu aku bukan sembarangan orang?" tanya Shina dengan ekspresi bahagia

"Tentu saja. Kau itu kan istriku.." balas Aris

"Jadi, hanya karena aku ini istrimu saja?" tanya Shina kembali

"Apa kau tidak keberatan kalau kita melakukannya lagi?" tanya Aris meminta persetujuan Shina

"Apa kau masih perlu minta izin padaku setiap kali kau akan melakukannya Aris?" ledek Shina

"Aku tidak tahu kalau suamiku ini begitu sopan, sampai-sampai dia meminta izin padaku terlebih dahulu ketika akan menyentuhku.." ledek Shina kembali sambil sesaat mengecup bibir Aris

Aris yang seolah telah mendapatkan lampu hijau dari Shina itu pun kemudian melakukannya kembali. Dan mereka berhasil melakukan dua kali di pagi itu tanpa ada gangguan dari siapapun, termasuk Rani.

Sementara siang harinya di Rumah Papaku, aku terus menunggu telpon dari Ryan. Saat itu waktu menunjukkan pukul sebelas siang, tetapi Ryan tidak kunjung menelponku. Apa mungkin dia sudah tidur, pikirku. Benar saja, disana mungkin sudah tengah malam saat ini..

Hatiku mulai cemas dan gelisah, sepertinya ada yang tidak beres dengan Ryan.. Semoga saja tidak terjadi apa-apa dengannya Ya Tuhan.. ucapku berdoa dalam hati. Aku yang khawatir kemudian memutuskan untuk menghubungi handphonenya kembali. Namun saat itu, handphonenya mati dan tidak aktif. Ryan sama sekali tidak bisa dihubungi.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C107
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión