Sinta memeluk Daffin dengan erat, dia tidak ingin melepaskan Daffin selamanya, Daffin hanya akan menjadi miliknya dan enggan untuk berbagi dengan wanita lainnya termasuk wanita yang membuat dirinya kemarin sempat marah dan juga sudah membuat dirinya sangat cemburu.
Sinta menempelkan wajahnya didada Daffin, dia mendengar detak jantung Daffin yang terdengar sangat cepat dan nafasnya masih terdengar tidak teratur mungkin karena mereka baru selesai bercinta, jadi Daffin masih sangat kelelahan dan nafasnya masih belum bisa stabil.
Daffin menempelkan dagunya diatas keapla Sinta, tangannya mengelus rambut Sinta dan menciumnya berkali-kali dengan sangat lembut.
"sayang, boleh tidak aku serakah?" tanya Sinta sambil mengelus dada bidang Daffin yang tidak memakai pakaian.
"boleh sayang, aku tidak keberatan sama sekali, tapi apa yang ingin kamu miliki sayang? ayo cepat katakan, nanti aku akan membelikannya untuk kamu?!" ucap Daffin dengan senyum bahagia.