Descargar la aplicación
2.36% MUGEN [ TAK TERBATAS ] / Chapter 9: PERKENALAN part 3

Capítulo 9: PERKENALAN part 3

CRUEL SOUL

 

Ruangan yang sejak awal terlihat menarik dengan bar berisikan minuman-minuman keras yang terletak di sudut ruangan dengan beberapa sofa kecil dan meja kini berantakan tidak karuan. Bahkan televisi yang ada di sana pun ikut hancur. Botol-botol vodka, wine dan minuman keras lainnya bertumpahan di lantai. Gelas-gelas pun pecah menampakkan beling-beling tajam berkilauan membuat ngilu siapapun yang melihatnya, sangat berbahaya jika mengenai kaki. Gorden-gorden yang terpasang di jendela nampaknya hampir terlepas dari tempatnya terpasang akibat tarikan yang cukup kuat. Seorang lelaki muda berdiri di anak tangga dengan tangan yang dilipat di dada tengah memperhatikan bagaimana kelima gadis itu menghancurkan ruangan ini.

 

Seperti yang sudah direncanakan, Cruel Soul benar-benar membuat kerusuhan di markas Coast Town. Karen dan yang lainnya merasa sangat puas melihat bagaimana sang Leader Coast Town menahan emosi. Kini Karen tengah berdiri di atas meja dengan seringaian tajam.

 

"Bagaimana? Kau menyukainya bukan, Leader Coast Town yang terhormat?" ledek Karen tanpa rasa takut. Alih-alih menghampiri mereka ataupun meluapkan emosi, Hasegawa Ryusei justru turun tangga dan mendirikan kembali kursi yang terguling. Melihat tak ada perlawanan membuat Karen geram.

 

"Lebih baik kalian pergi sebelum ku bunuh satu persatu," ancam Ryusei tanpa menoleh.

 

"Hah? Itu kata-kataku untukmu. Jangan mengancamku, atau kau akan ku penggal." Karen membalas ancaman Ryusei, "Hh! Bahkan hidupmu akan berakhir sebentar lagi. Aku tahu kau tidak akan sanggup membayar Akkan Zoku karena hasil produksimu yang sudah lenyap. Rasakan itu! Kau terlalu sombong untuk hidup, maka Tuhan menghukummu dengan musibah yang kau alami saat ini." Mata Karen berapi-api mencoba menghujatkan beberapa kalimat kasar. Ryusei melirik gadis itu.

 

"Kau benar. Hidupku akan berakhir sebentar lagi, sayangnya aku tahu mereka tidak akan membunuhku. Jika bukan karena hasil produksiku, mana mungkin mereka akan sesukses itu, bukan?" balas Ryusei tak kalah tajam. Kini ia menatap gadis itu dengan tatapan dengki. Ia melanjutkan, "Dan ... semua ini tidak ada hubungannya dengan kalian menghancurkan markasku. Sekarang, apa yang kalian inginkan?"

 

Karen mulai mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Ia terpancing kata-kata lelaki yang membuatnya semarah itu. Melihat sang leader mulai emosi, Anna pun menyahut ucapan Ryusei, "Sombong sekali! Jika bukan karena perlindungan Akkan Zoku, kau dan antek-antekmu itu tidak akan seaman sekarang, mengerti?"

 

"Sebenarnya apa mau kalian?" tanya Ryusei sekali lagi tanpa menghiraukan pertanyaan Anna. Hal tersebut membuat Anna mendengus kesal.

 

"Temee¹ ..."

 

"Ah! Aku mengerti. Kau putrinya pria tua itu, bukan? Pantas saja aku seperti pernah melihatmu, ternyata wajahmu mirip dengannya. Hh! Putri yang malang. Kau datang ke tempat ini lalu menghancurkan markasku dan berkata tidak jelas, apakah kau sedang mencari perhatian dari ayahmu yang brengsek itu, iya? Sayang sekali, rupanya kau bukan anak yang selalu diperhatikan olehnya." Lagi-lagi Ryusei mengatakan hal yang sangat menyakitkan. Karen amat sangat tidak terima. Ia pun meloncat dari meja.

 

"KOROSU, KUSSO OTOKO²! AARGGH!" geram Karen tak tahan lalu berlari mencoba menghajar Ryusei. Sayangnya, kepalan tangan yang seharusnya mengenai wajah mulus lelaki itu kini justru tertahan oleh tangan Ryusei. Pertahanan yang sangat kuat dari hempasan tinjuan Karen.

 

Anna serta yang lain tak menyangka sang leader akan terpojok seperti ini. Biasanya mereka melihat Karen menghajar gadis-gadis lainnya dengan kepalan tangan yang kuat. Tapi sekarang? Tangan kuat Leader Cruel Soul itu hampir ditepis oleh orang yang sama sekali tidak mereka anggap sebagai lelaki terkuat.

 

"Ku peringatkan sekali lagi! Lebih baik kalian pergi atau akan ku bunuh sekarang juga. Aku tidak akan segan-segan melakukannya terhadap musuhku, bahkan perempuan sekalipun," ancam Ryusei dan melepaskan tangan Karen. Ia kembali merapikan markasnya yang berantakan. Melihat reaksi Ryusei seperti itu, Karen merasa dipermalukan di hadapan teman-temannya.

 

"Fuzakenna!³ JANGAN MERENDAHKANKU!"

 

BUG!!!

 

Saat hendak menghajar Ryusei dengan kepalannya yang kuat, seketika saja pipi Karen terasa perih. Dalam gerakan yang tak terlihat, Ryusei sudah berhasil mengenainya dalam sekejap. Kini Karen melihat Ryusei kembali melakukan aktivitas sebelumnya, yaitu merapikan ruangan itu. Kapan lelaki itu mengenainya? Mengapa ia tidak melihat lelaki itu bergerak dari tempatnya berdiri? Dan mengapa kini pipinya berdenyut-denyut serta perih? Karen pun menyentuh ujung bibirnya, terdapat darah segar mengalir kecil di sana. Karen mengerang dengan kesal.

 

Begitupun dengan Anna, Nozomi, Reina dan Harumi yang terkejut atas apa yang sudah mereka lihat itu. Bahkan keempat gadis ini sama sekali tidak melihat bagaimana Ryusei melakukannya dengan cepat.

 

"Gadis lemah seperti kalian lebih baik berdiri di hadapan cermin dan memoleskan beberapa make up daripada berhadapan denganku." Lagi-lagi Ryusei mengoceh dengan seruannya yang tajam. Karen semakin geram.

 

Ini pertama kalinya bagi seorang Miyuki Karen direndahkan oleh seseorang. Apalagi orang itu adalah lelaki yang sangat ia benci. Ini penghinaan, Ryusei harus dihukum seberat mungkin. Ia sudah merendahkan seorang gadis terkuat dari Cruel Soul. Geng gadis Yankee terkuat asal sekolah khusus perempuan yang terletak tak jauh dari pesisir pantai.

 

Miyuki Karen terlahir sebagai gadis yang harus bisa berkelahi oleh ayahnya sendiri. Karen melatih dirinya dengan hal yang berbau bela diri. Entah itu ikut pelatihan Karate hingga mendapatkan sabuk hitam, Judo, Boxing, bahkan sampai melakukan Kendou demi melindungi dirinya sendiri. Dan hal tersebut seakan sia-sia ia lakukan saat berhadapan dengan orang yang lebih kuat darinya. Karen merasa pelatihan tersebut belum menjadikannya gadis terkuat di kota ini. Ia ingin mendapatkan gelar itu.

 

Berbeda dengan Misaki Anna yang belajar bela diri dari sang kakek. Ia bisa berkelahi berkat kakeknya yang mengajarinya Karate. Misaki Anna melakukannya dengan tekun hingga ia bisa berkelahi seperti ini. Anna adalah sahabat Karen sejak mereka kecil. Dan hanya Anna-lah satu-satunya anggota Cruel Soul yang sangat tahu seluk-beluk kehidupan gadis keras kepala itu.

 

Natsume Harumi mengenal Karen sejak mereka menjadi teman saat di sekolah menengah pertama dulu. Harumi jago berkelahi karena ia ikut pelatihan Karate bersama Karen saat itu. Sedangkan Tomiko Nozomi dan Hasake Reina mengenal Karen sejak pertama masuk sekolah menengah atas dan kebetulan mereka berdua sekelas dengan gadis itu. Pelatihan bela diri keduanya cukup berbeda. Nozomi belajar bela diri dari Reina baru-baru ini. Walaupun terkesan lemah, Nozomi cukup memiliki tekad yang tinggi sebagai seorang petarung. Dan ia berusaha sekuat mungkin untuk melatih dirinya agar bisa berkelahi. Karena tekad itulah yang membuat gadis ini diizinkan bergabung oleh Karen ke dalam Geng Cruel Soul.

 

Sedangkan Reina, ia sudah pandai berkelahi. Sejak umurnya menginjak delapan tahun, Reina memutuskan bahwa ia ingin menjadi petinju profesional. Karena keinginan yang tinggi, Reina pun mengikuti pelatihan Muay Thai di Thailand selama satu setengah tahun, Boxing di Amerika Serikat selama dua tahun dan Judo di Jepang selama tiga tahun. Dan karena pelatihan-pelatihan tersebutlah yang menjadikan Reina seorang petinju yang handal, walaupun belum pernah bertanding di gelanggang tinju. Setelah lulus sekolah, mungkin Reina akan memulai kariernya menjadi petinju profesional.

 

Kembali kepada Miyuki Karen yang sangat emosi mendengar kata-kata tajam yang dilontarkan Ryusei. Ia terlihat kembali mencoba melayangkan kepalan tangannya secepat mungkin. Tapi, Ryusei menepisnya dengan keras lalu mencengkeram kedua pipi Karen dengan kuat membuat ia meringis. Ryusei menatap tajam gadis di hadapannya itu. Bahkan wajah mereka sangat dekat, hanya berjarak beberapa senti.

 

"Ku bilang pergi! Atau ... kau ingin hidupmu berakhir hari ini?" usir Ryusei. Karen terlihat syok saat lelaki itu melakukan hal tersebut. Ia tak bergerak sama sekali. Sekonyong-konyong tatapan tajam Karen mengendur dan bergantikan dengan melebarkan mata seperti seseorang yang habis melihat hantu. Wajah lelaki itu begitu dekat hingga Karen menahan nafasnya sendiri.

 

"Ck! Aku akan kembali." Karen memundurkan tubuhnya, membuat cengkeraman Ryusei terlepas begitu saja. Gadis itu beranjak dari ruangan tersebut dengan emosi yang tertahankan. Ketiga temannya menyusul.

 

"Suatu saat nanti aku akan membunuhmu, Brengsek!" ancam Reina tak main-main lalu menyusul teman-temannya. Mendengar ancaman itu, Ryusei hanya mendesis meremehkan ucapan konyol itu.

 

Geng Cruel Soul kembali ke markas dengan emosi yang meluap-luap. Apalagi kini Karen terlihat mengamuk dengan menghajar semua gadis yang ada di hadapannya. Anna, Harumi, Nozomi serta Reina berdiam diri di markas dengan perasaan khawatir, takut sang leader membunuh salah satu gadis-gadis di sekolah itu.

 

"Sialan! Karen sedang kalut. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Nozomi. Semua mata menatapnya.

 

"Lelaki itu sudah keterlaluan. Karen merasa dipermalukan seperti itu di hadapan kita. Apalagi tadi dia sudah dikalahkan," kata Harumi dan diangguki yang lain.

 

"Dan ... ini pertama kalinya bagiku melihat Karen direndahkan olehnya. Sebagai teman sejak kecil, tentu aku pun tahu bagaimana perasaan Karen saat ini," timpal Anna sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kesal.

 

"Aku rasa ... kita harus memanggil 'dia' ke sini untuk menenangkan Karen. Hanya 'dia' yang bisa membuat Karen seperti semula."

 

Harumi, Nozomi dan Reina menatap Anna dengan tajam. Tentu mereka sangat tahu siapa orang yang tengah dibicarakan Anna itu. Reina pun berdehem, "Aku sih tidak masalah, mungkin orang itu bisa mengalahkan si bajingan Coast Town itu."

 

Anna pun mengangguk lalu menatap Nozomi dan Harumi, meminta persetujuan mereka. Keduanya langsung mengangguk. Tidak mungkin mereka akan menolak apa yang diusulkan Anna. Kini mereka hanya perlu menghubungi orang yang mereka sebut dengan kata 'dia' itu demi kebaikan Karen yang sekarang tengah kalut. Keempat gadis ini terpaksa memanggil seseorang dari Cruel Soul untuk membalaskan dendam mereka atas ucapan menyakitkan yang dilontarkan Hasegawa Ryusei. Tentu saja, orang tersebut adalah seseorang yang lebih kuat dari anggota Cruel Soul lainnya, bahkan Karen pun akan kalah jika bertarung dengan orang itu. Seorang gadis terkuat - paling kuat - yang mereka sembunyikan dari publik akhirnya keluar. Bagaikan predator yang menyembunyikan dirinya dari dunia dan akan memangsa buruannya saat buruan tersebut sudah ada di depan mata. Lalu melahapnya hingga tersisa tulang belulang atau bahkan tanpa sisa sekalipun.

 

"Bersiap-siaplah, Hasegawa Ryusei! Ah! Ralat! Coast Town, kalian akan menderita saat gadis ini menemui kalian," teriak keempat gadis ini dalam hati. Bibir mereka tersenyum penuh arti, tatapan tajam yang begitu mengancam dan wajah sinis penuh kesombongan. Mereka akhirnya menemukan cara bagaimana mengalahkan leader dari geng pesisir pantai itu.

 

"TADAIMA⁴!"

 

Bersambung ....

 

><><><

 

 

Note :

1 : Kau

2 : Ku bunuh kau, Lelaki sialan

3 : Jangan bercanda

4 : Aku kembali

 

Arigatou! Thank you! Nuhun! Terima kasih! Obrigada!

 


next chapter
Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C9
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión