"Beritahu aku apa yang membuatmu sangat-sangat senang..." pinta Renji pada akhirnya.
"Hah? Tentu saja melakukan hal gila ini?" kata Ginnan. "Coba bayangkan kalau aku menarikmu sungguhan di ranjang Ayah—haha... Aku jadi berpikir itu lucu dan merasa agak bersalah."
"Oh..."
Giliran Ginnan yang mengerutkan kening saat mereka bertatapan lagi.
"Hanya oh, lagi..?"
"..."
Ginnan pun menghela nafas panjang. "Kau tahu? Leherku baru diobati oleh Mama kemarin malam," katanya dengan ekspresi campur aduk. "Kau benar-benar tidak berpikir dua kali untuk membuatnya lebih parah ya." Cengirnya.
"Itu juga membuatku senang."
"...??"
"Sangat-sangat-sangat senang."
"Haha... Oke-oke... Aku diam saja kalau begitu ceritanya."
Ginnan pun diam ketika giliran dirinya yang dibantu lepas-lepas. Dia hanya mengulum senyum tipis yang terlihat agak kikuk. Karena meski ini bukan pertama kalinya mereka mandi bersama, tapi tetap saja Renji benar-benar sadar sekarang. Tidak seperti waktu itu.
Hayo hayo hayo... siapa yang kecewa karena adegan seks nya ditunda? Awokwkwok... kalian harus sabar untuk makan hidangan terbaik.
Bukankah begitu?